Mahasiswa Blokir Jalur PLTU II Labuan
PANDEGLANG,SNOL—Puluhan mahasiswa membakar ban bekas dan memblokir jalur masuk ke kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) II Labuan – Banten, kemarin. Akibatnya aktivitas di sekitar area PLTU sempat terhambat,
termasuk sejumlah kendaraan yang hendak keluar – masuk kawasan tersebut.
Dalam aksi itu, puluhan masa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Staibana nyaris bentrok dengan aparat kepolisian. Karena, para pendemo sempat mendesak masuk ke dalam areal kawasan PLTU setempat.
Orator aksi Asep Buang menyatakan, PLTU dinilai kurang memperhatikan lingkungan, sehingga berpengaruh pada beberapa sektor yang ada disekitarnya seperti, pembuangan limbah PLTU ke laut yang menimbulkan air laut berwarna kecoklatan. Selain itu, ekosistem dan biota laut lainnya seperti, ikan, karang laut dan yang lainnya turut tercemar.
“Hal itu jelas merugikan para nelayan, pesawahan milik masyarakat disekitar juga kurang maksimal. Karena, tercemar limbah asap PLTU,” kata Asep, Senin (6/4).
PLTU Labuan yang merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dianggap merugikan masyarakat dan kurang memberikan perhatian terhadap lingkungan sekitar. Selain dampak lingkungan, permasalahan PLTU lainnya yaitu, gaji karyawan yang tidak sesuai dengan keselamatan para pegawai itu sendiri.
“Hal tersebut jelas melanggar UMK yag ditetapkan, beserta Provinsi,” tambahnya.
Ditambahkannya, radius 10 Km dari PLTU harus ada penerangan jalan, dan pihak perusahaan harus bisa menjamin kesejahteraan, serta peningkatan perekonomian masyarakat sekitar.
“Lihat saja disekitar PLTU, harus ada penanaman dan penghijauan lingkungan misalnya menenam pohon mangrove atau lainnya, untuk mencegah kerusakan lingkungan,” ujarnya lagi.
Orator lain Julyana menambahkan, PLTU harus melakukan pelatihan keterampilan, dan pemberdayaan pada masyarakat secara intensif. “PLTU diharapkan memperhatikan lingkungan, dan masyarakat desa penyanggah. Mulai dari kesehatan, pendidikan maupun infrastruktur, serta jangan ada lagi pemadaman listrik yang tidak jelas,” imbuhnya.
Selama aksi berlangsung sekitar 45 menit, tak ada satupun pihak PLTU setempat yang keluar menanggapi aspirasi pendemo. Akhirnya, masa aksi membubarkan diri dengan tertib dan dalam pengawasan ketat aparat keamanan. (mg22/mardiana)