Dua Kubu Kontraktor Baku Hantam, Satu Terkena Sabetan Golok

SERANG,SNOL Dua kelompok pengusaha jasa konstruksi terlibat baku hantam di ruang Unit Layanan Penyedia (ULP) Dinas Bina Marga dan Tata Ruang (DBMTR) Provinsi Banten, di Jalan Bhayangkara Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang.

Baku hantam antara kedua kubu kontraktor tersebut diduga dipicu oleh saling rebutan proyek pembangunan jalan. Akibat pertikaian itu, satu orang pengusaha bernama Saeful warga Ambon, mengalami luka bacok dua kali pada bagian tangan kirinya.

Peristiwa terjadi Senin (24/11)sekitar pukul 10.30 Wib. Awalnya, pengusaha berinisial P terlibat adu mulut dengan S di koridor kantor ULP DBMTR Banten. Keduanya merupakan pengusaha yang akan mengajukan penawaran pada ULP DBMTR Banten. Entah apa yang membuat keduanya naik pitam dan saling ancam.

Kabar beredar, sebelum terjadi bentrok, P mendapat ancaman dari pengusaha S. Kemudian P memanggil anak buahnya. Tak lama anak buah P datang dan menghampiri S, namun diketahui anak buah S lebih banyak dari anak buah P.

Merasa terancam dengan banyaknya anak buah S di lokasi, salah satu anak buah P yang mengenakan kaos putih kemudian mengeluarkan senjata tajam setelah sebelumnya saling baku hantam.

Sebilah golok pun melayang mengenai tangan kiri S, kontan darah pun bercucuran dari lengan kiri S. Bukannya takut, anak buah S terus mencecar P dan anak buahnya hingga mereka mundur ke halaman kantor ULP DBMTR.

Karena tidak membawa senjata tajam, anak buah S menggunakan alat seadanya untuk melawan anak buah P. Sisa paving blok yang ada di halaman ULP pun dijadikan senjata untuk melempari anak buah P, dan mereka melarikan diri dengan memanjat pagar belakang kantor ULP. Kejadian tersebut terlihat jelas dari CCTV layar keempat yang terpasang di kantor ULP.

“Ini hasil rekaman dari kamera keempat tersebut. Sekitar lima menit adu mulut, akhirnya pecah. Mereka saling baku hantam. Ada kontraktor orang Ambon bernama Saeful kena bacok pada bagian tangan kirinya dua kali, karena menahan. Orang yang bawa golok itu pake baju putih,” ujar salah satu pegawai DBMTR Banten, Iwan di lokasi.

Iwan melanjutkan, massa dari kubu pengusaha berinisial P kalah banyak. Massa Mereka akhirnya mundur dan saling lempar batu. Pelaku yang membawa senjata tajam jenis golok itu bertepatan saat baku hantam, lari menghampiri tukang kebun me-minjam golok.

“Terus balik lagi dan saling baku hantam. Akhirnya satu terluka menangkis golok, tangannya berdarah berceceran dilantai pak. Dua kelompok itu, kubunya pak R dan M dari luar Banten, dan P pribumi Banten,” terangnya.

Berbeda yang dikatakan rekan korban, Tedi Ruswandi kontraktor asal Jakarta. Kontraktor pribumi bernama P menghubungi rekan-rekannya sekitar belasan orang. Mereka memang sudah membawa senjata tajam jenis golok, pisau dan celurit.

“Bukan dari tukang kebun goloknya, emang mereka sudah persiapkan membawa senjata tajam,” ujarnya.

Tedi mengaku, awalnya antara kedua kubu ini akan menyelesaikan permasalahan proyek pembangunan jalan. Tapi karena saling emosi, akhirnya terjadi baku hantam. Sempat dilerai oleh petugas security, namun karena banyaknya massa, security pun tak mampu melerainya.

“Mereka orang-orangnya HP akhirnya lari karena kalah banyak orangnya. Kami bersama rekan-rekan terus menyerang dengan melempar batu dan mereka lari dengan melompat tembok,” katanya.

Namun demikian, Tedi enggan menjelaskan akan menyelesaikan permasalahan apa antar kedua kubu kontraktoir tersebut. Dia berkilah, itu urusan atasannya atau pemilik perusahaannya.

“Itu urusan bos saya, gak tau masalah awalnya apa. Yang pasti, kubunya P itu orang pribumi semua. Sedangkan orang-orang kita, kontraktor luar Banten,” ungkap Tedi.

Tak berselang lama, petugas dari Polres Serang tiba di lokasi. Petugas pun memasang garis polisi dan membawa barang bukti sejumlah batu sebagai alat baku hantam tersebut. Petugas membawa seorang berpakaian warna biru kubu dari P yang dituding selaku provokator. Rekan-rekan korban pun turut dibawa ke Mapolres Serang, untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Kepala DBMTR Provinsi Banten, M Husni Hasan menyesalkan adanya insiden kekerasan berakhir dengan pembacokan di kantornya. Menurutnya, peristiwa tersebut adalah tontonan kali kedua yang memalukan.

“Ini kan masalah internal, kenapa tidak diselesaikan secara internal. Kita siap memediasi masalah, karena keribuan itu dipicu oleh proyek Simpang Ciceri- Simpang Kebon Jahe pada APBD tahun 2014. Itu sudah ada pemenangnya dan sudah dikerjakan,” ujarnya.

Husni mengaku proyek miliaran rupiah tersebut sudah tidak ada persoalan lagi, karena sudah dilakukan proses lelang dan melalui tahapan di ULP. “Kita punya maksud baik untuk memediasi. Tapi kalau sudah seperti ini, harus dilakukan proses hukum dan diproses cepat,” ujar Husni.

Untuk diketahui, PT Mustika Mirah Makmur sebagai pemenang paket proyek Pembangunan jalan Simpang Ciceri-Simpang Kebon Jahe sebesar Rp12,578 miliar.(metty/jarkasih/satelitnews)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.