Mahasiswi Bunuh dan Buang Bayinya Sendiri
PANDEGLANG,SNOL Seorang mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Rangkasbitung, Lebak berinisial SR (18), tega membuang bayi yang dilahirkannya sendiri dan dibunuhnya di perkebunan dekat rumahnya.
Aksi gelap mata dilakukan warga Kampung Ciburuy Desa Ciandur Kecamatan Saketi, Pandeglang ini karena panik dan untuk menutupi aibnya, karena bayi berjenis kelamin laki-laki itu merupakan hasil hubungan gelap dengan pacarnya berinisial AH (23), warga Kampung Saketi Pasir Desa Saketi Kecamatan Saketi.
Kasat Reskrim Polres Pandeglang AKP Gatot Priyanto menyatakan, tindak kejahatan itu terungkap ketika pihaknya menerima laporan warga terkait adanya temuan sesosok mayat bayi (2 hari), dalam kondisi telanjang.
Korban pertama kali ditemukan oleh Karniti (40). Saat itu, dia hendak pergi mencari daun pisang untuk kebutuhan memasak. Tiba-tiba dia melihat mayat bayi dalam keadaan terlentang dan ari–ari masih menempel di badannya.
“Atas laporan warga, kami tindaklanjuti dengan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengevakuasi mayat bayi itu serta mengotopsinya di RSUD Serang,” kata AKP Gatot, Rabu (29/10).
Hasil penyelidikan, akhirnya polisi berhasil mengungkap orang tua dari si bayi malang tersebut. Kemudian, polisi pun menangkap para pelaku berinisial SR dan AH. Keduanya langsung dijebloskan di sel Mapolres Pandeglang.
Dari hasil pemeriksaan sementara terhadap keduanya, SR mengakui perbuatannya. Wanita yang sudah menjalin hubungan pacaran dengan AH sejak 4 tahun lalu ini mengaku, melahirkan bayinya tanpa dibantu siapapun. Beruntung, proses lahiran berlangsung normal.
“SR juga mengakui membuang dan membunuh bayi itu atas inisiatif dirinya sendiri,” tambahnya.
Pelaku dijerat pasal 80 ayat (3) Undang-undang Nomor 23 tahun 2002, perlindungan anak dan atau pasal 338 KUHP. Dengan ancaman hukuman diatas 7 tahun penjara.
Sementara, SR yang ditemui usai pemeriksaan di ruang unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Pandeglang, mengaku melahirkan bayinya tanpa bantuan siapapun di kamar mandi rumahnya, Senin (20/10) pukul 10.30 WIB. Saat itu, seluruh keluarganya sedang tidak ada di rumah karena sedang bertugas dan bekerja diluar.
“Keluarga saya tidak ada yang tahu dan nggak nyangka kalau saya sedang hamil. Makanya, pas lahiran juga saya tidak mau ada yang tahu. Saya panik dan takut ketahuan orang tua. Akhirnya setelah bayi itu lahir, saya bekap sampai mati,” akunya.
Setelah dipastikan si bayi itu sudah tak bernyawa, SR membungkusnya menggunakan kaos dalam warna putih dan menyimpannya di kamar mandi. Sekitar pukul 22.30 WIB, SR membawanya ke sebuah perkebunan dan membuangnya menggunakan kantung plastik berwarna putih.
Sementara AH, mengaku tidak tahu menahu dan berdalih tidak pernah meminta atau menyuruh SR untuk membunuh bayinya itu. Bahkan, AH menyatakan siap menikahi SR. “Saya tidak tahu kalau dia (SR) melahirkan dan membunuh bayinya. Kalau dia hamil saya tahu dan kami sudah beberapa kali berhubungan badan layaknya suami istri selama pacaran,” kilahnya. (mardiana/jarkasih/satelitnews)