Rp 130 Miliar untuk BPJS

SERANG, SNOL Sebanyak 3.221.969 warga Banten yang sudah terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (Jamkesnas), tercatat seba­gai penerima bantuan iuran (PBI) dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Namun, ada 565.782 jiwa yang tidak terdaftar dalam Jamkes­nas dan akan dimasukkan ke dalam program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Untuk mereka, pemerintah daerah se-Provinsi Banten menganggarkan lebih dari Rp 130 miliar.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Di­nas Kesehatan (Dinkes) yang juga Asisten Daerah (Asda) III Provinsi Banten, M Yanuar mengatakan, dari seluruh masyarakat Banten yang berhak menerima jaminan kesehatan, pemerintah pusat hanya mencatat 3.221.969 jiwa yang su­dah terdaftar sebagai peserta Jam­kesnas. Sehingga, pemerintah daer­ah harus menanggung dana BPJS untuk 565.782 jiwa lainnya.
“Pemerintah pusat hanya men­catat penerima BPJS kesehatan se­banyak 3.221.969 jiwa di Provinsi Banten sebagai penerima bantuan iuran (PBI) secara gratis karena tercatat sebagai peserta Jamkes­mas. Sedangkan 65.782 jiwa lain­nya akan tanggung oleh pemda,” kata Yanuar usai launching BPJS di pendopo KP3B, Curug, Kota Serang, Kamis (9/1).
Ia menjelasakan, dari kebutuhan anggaran sebesar Rp 130 miliar itu, Pemprov Banten dalam APBD tahun anggaran 2014 menyiapkan Rp 36 miliar. “Sisa dari kebutuhan Rp 130 miliar lebih itu, akan di­tanggulangi lainnya oleh delapan kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Banten,” ujarnya.
Wakil Gubernur Banten, Rano Karno dalam sambutan lauching BPJS mengatakan, untuk mewu­judkan program BPJS pihaknya telah menyiapkan sejumlah sarana dan prasarana, seperti 230 Puskes­mas, 10 rumah sakit pemerintah, 2 rumah sakit TNI/Polri dan bebera­pa RS swasta, serta klinik swasta. “Kesiapan lainnya seperti dokter, bidan dan perawat yang siap me­layani peserta Jaminan Kesehatan Nasional di seluruh pelosok Ban­ten,” katanya.
Rano meminta kepada petugas kesehatan yang dipercayakan da­lam menjalankan program BPJS untuk bahu membahu dalam meningkatan pelayanan kepada masyarakat. “Marilah kita selalu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sebagai wujud kepedu­lian pemerintah dan sebagai salah satu menyehatkan masyarakat Banten. Ini merupakan tugas be­sar kita dan dengan semangat pengabdian untuk melayani dan memberikan yang terbaik kepada masyarakat,” kata Rano.
Kepala Divisi Regional IV BPJS, Sri Ponco Handayani mengatakan, salah satu rumah sakit umum di Banten, yakni RSUD Banten te­lah melakukan kerjasama dengan BPJS. “RSUD Banten sudah kerja sama dengan kami dan siap me­layani pasien peserta JKN. Hanya saja nanti tinggal menyesuaikan kelas rumah sakitnya,” kata Sri Ponco Handayani.
Ia mengatakan, semua prosedur perizinan operasional RSUD Ban­ten dari Kementerian Kesehatan sudah dimiliki. Sehingga sudah bisa menjadi salah satu badan yang memberikan layanan Jami­nan Kesehatan Nasional di Banten, dan tinggal menyesuaikan kelas rumah sakitnya untuk memudah­kan kategori pelayanan kesehatan bagi pasien. “Kami sudah bekerja sama dengan RSUD Banten dan juga rumah sakit umum daerah lainnya di Banten,” jelasnya.
Sri mengaku pihaknya menja­min tidak akan ada diskriminasi dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat di rumah sakit atau lembaga pelayanan Jaminan Kes­ehatan Nasional yang sudah kerja sama dengan BPJS. Sebab, sesuai ketentuan semua warga negara diwajibkan menjadi peserta JKN.
“Tidak ada perbedaan dalam prosedur pelayanan. Semua pe­jabat negara juga saat ini sudah jadi peserta jaminan kesehatan nasional. Namun yang terpenting ketentuan dan prosedur itu harus dilaksanakan oleh peserta JKN,” katanya.
Kepala Pusat Pembiayaan Kes­ehatan Jaminan Kesehatan Na­sional Kementerian Kesehatan, Rusman Sumantri mengatakan, karena animo masyarakat untuk menjadi peserta BPJS cukup ting­gi di Banten, maka Pemerintah Provinsi Banten perlu terus men­ingkatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dalam upaya mendukung program Jaminan Kesehatan Nasional tersebut.
“Nanti akan disesuaikan antara rasio jumlah dokter dengan peser­ta JKN. Ke depannya sarana pras­arana kesehatan juga perlu terus ditingkatkan agar menyesuaikan dengan kebutuhan dan animo masyarakat,” kata Rusman.
Direktur RSUD Banten, A Fatmawati Patawry mengaku telah menyiapkan ruangan untuk pasien BPJS yang akan berobat. “Ruangan yang ada semuanya untuk pasien BPJS, karena se­bagian besar adalah ruang kelas III,” terangnya.
Fatmawati berjanji, akan me­layani seluruh masyarakat pasien BPJS yang berobat tanpa mem­beda-bedakan. “Tidak ada dis­kriminasi, semuanya kami layani sama. Terbukti banyak pasien di RSUD Banten, mengaku betah kalau berobat, bahkan beberapa waktu lalu ada ibu melahirkan, karena merasa betah, dia lama menginap dan tinggal di RSUD Banten,” terangnya.
Ia pun mengaku akan meny­iapkan seluruh kebutuhan obat pasien yang selama ini dikeluh­kan. “Kalau tahun 2014 ini, un­tuk obat kami siapkan sepenuh­nya, karena sekarang semuanya dilakukan oleh kami seluruh­nya, sehingga obat-obatan pun kami yang menyiapkan, apalagi ada progam BPJS,” ungkapnya. (mg11/rus/enk/deddy/bnn)­

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.