Ngaku Dianiaya, Pembantu Lompat dari Lantai 2
TANGERANG, SNOL Uun Unayah (20), merintih kesakitan di ranjang ruang perawatan 3009 Rumah Sakit Sari Asih Karawaci, Kota Tangerang, Selasa (12/11). Di sejumlah bagian tubuhnya terdapat luka lecet dan memar. Bahkan tulang punggung pembantu rumah tangga (PRT) ini retak.
Luka yang dialami Uun karena loncat dari lantai dua rumah majikannya di Perumahan Cimone Mas Permai, Kelurahan Cimone, Karawaci, Kota Tangerang. Gadis asal Serang, Banten ini nekad melakukan aksi membahayakan itu karena tidak tahan dengan perlakuan majikannya, Herry Irvanto (32), seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (DPKAD) Kota Tangerang.
“Saya tadinya bekerja di tempat ibunya di Jakarta, terus saya disuruh bantuin ke tempat anaknya, ya pak Herry itu. Saya sudah 2 bulan kerja di tempat itu, tapi dari awal kerja saya sering dipukuli dan ditendang,” kata Uun saat ditemui Satelit News kemarin.
Selain mengalami penyiksaan, Uun juga mengaku dilarang ke luar rumah dan berkomunikasi dengan siapapun. “Saya gak boleh keluar, handphone juga diambil. Istrinya pak Herry selalu bilang kalau saya tidak bakal bisa keluar dari sini, makanya saya nekad loncat karena sudah tidak kuat,” ucapnya, lirih.
Apa penyebab hingga sang majikan marah? Uun mengaku jika hal tersebut hanya dipicu permasalahan sepele. “Kalau saya suka lupa menyetrika, tumpahin nasi, air keran lupa dimatikan, pokoknya masalah-masalah sepele lah,” ucapnya.
Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, Uun Unayah nekad meloncat dari lantai dua rumah majikannya sekitar pukul 08.30 WIB. “Saat itu saya sudah lihat si Uun sudah tergeletak di samping rumah. Katanya loncat karena di dalam sering disiksa,” kata Eva (29), salah seorang warga sekitar yang ditemui Satelit News.
Warga yang melihat kondisi korban yang sudah merintih kesakitan langsung berinisiatif untuk membawa korban ke rumah sakit terdekat. “Kayaknya sih patah tulang belakangnya. Karena pas saya angkat kaya sudah lemes gitu. Remuk mungkin,” tuturnya.
Saat itu, warga yang menanyakan tentang kejadian itu, Uun hanya bisa merintih kesakitan dan berlinang air mata. “Gak ngomong apa-apa. Cuma saya lihat dia nangis terus,” tukas Eva.
Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang, AKBP Sutarmo membenarkan peristiwa tersebut. Saat ini, pihaknya sudah memanggil majikan korban untuk dimintai keterangan. “Saksi sudah kami panggil. Yakni pak Herry dan istrinya. Sedangkan untuk modus korban melompat masih terus kami dalami,” kata Kasat.
Menurut Kasat, pihaknya juga masih menunggu hasil visum dan rekam radiologi guna mengetahui bagian mana saja dari anggota tubuh korban yang terluka. Sekaligus membuktikan kebenaran terkait pengakuan korban yang katanya sering dianiaya. “Kita lihat hasil visum nanti. Kalau memang benar korban dianiaya, ya kita akan segera mencari dan menetapkan pelakunya,” tegasnya.
Sementara itu, berdasarkan pengakuan saksi mata yang ada di lokasi kejadian, Herry dan keluarga memang dikenal kurang bersosialisasi dengan warga sekitar. Bahkan, saat ada pertemuan antar RT/RW, yang bersangkutan juga tidak hadir.
“Keluarga pak Herry memang jarang keluar. Dan setahu saya, kalau si Uun itu cuma keluar rumah kalau lagi momong anak majikannya itu,” ungkap Sarmili, tetangga depan rumah Herry.
Bahkan, petugas keamanan setempat juga pernah melerai keributan antara pak Herry dan pembantunya beberapa bulan lalu. “Kalau gak salah tiga bulan lalu juga udah pernah ada cek cok di sini. Saya sama pak RT melerai. Cuma untuk masalahnya saya agak lupa,” ujar Ahmad Hidayat, petugas keamanan perumahan setempat.
Terpisah, Plt Kabag Humas Pemkot Tangerang, Amal Herawan membenarkan Herry Irvanto adalah PNS Pemkot Tangerang. “Benar namanya Herry. Dia staf di Dinas Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (DPKAD), bukan pejabat,” kata Amal kemarin.
Terkait dengan dugaan kasus penganiayaan kepada pembantu rumah tangganya, Amal mengaku belum mendapat informasi lebih lanjut. “Belum tahu, kami serahkan kepada pihak yang berwenang,” pungkasnya. (kiki/deddy)