Kereta Api Disandera di Stasiun Daru

Lumpuh Tiga Jam, Tolak Pembatasan Penumpang
JAMBE,SNOL  Kereta Api Ekonomi Rangkas Bitung – Tanah Abang disandera ribuan penumpang saat melintas di Stasiun Daru Kecamatan Jambe Kabupaten Tangerang, Senin (23/9). Penumpang menolak pembatasan tiket yang diberlakukan PT Kereta Api Indonesia (KAI) mulai kemarin. Dari ribuan penumpang hanya sekitar 150 tiket yang disediakan.
Aksi demo disertai penyanderaan itu berlangsung sejak pukul 07.00 Wib tanpa pengawalan ketat dari aparat kepolisian, TNI dan Trantib Kecamatan Jambe. Awalnya sekitar 1000 orang lebih calon penumpang mengantri untuk membeli tiket. Mereka terkejut karena Stasiun Daru hanya menyediakan 100 tiket untuk keberangkatan KA Ekonomi Rangkas Bitung kemarin ke Jakarta.
Ribuan calon penumpang yang tidak kebagian tiket merasa kesal dengan kebijakan petugas stasiun. Massa pun langsung menyandera KA Ekonomi Rangkas Bitung dengan cara duduk-duduk di rel kereta api. Mereka kemudian meminta penumpang yang sudah naik kereta untuk turun sebagai bentuk solidaritas. Selang beberapa jam kemudian, petugas PT KAI dari Jakarta pun tiba untuk melakukan mediasi bersama perwakilan calon penumpang. Aksi ini baru bubar sekitar pukul 10.00 Wib setelah ada jaminan tidak ada pembatasan penjualan tiket lagi oleh PT KAI.
“Biasanya tiket yang terjual banyak, bisa sampai 700 tiket. Menginggat jumlah calon penumpang di stasiun ini bisa sampai 1500 orang. Nah, tiba-tiba tiket yang dijual cuma 100 buah. Ya, yang gak kebagian marah lah mas. Seperti saya, mau ke Tanah Abang mau kerja, jadi tidak bisa berangkat kalau begini. Kalaupun kita naik tanpa tiket dan turun di Palmerah Jakarta Barat bisa kena denda Rp50 ribu/orang. Padahal harga tiket cuma Rp1500 sampai Rp2000 saja,” kata Antón, salah seorang pengguna jasa kereta api di sela-sela aksi tersebut.
Hartono, penumpang lainnya menambahkan pengurangan ini tanpa sosialisasi lebih dulu banyak masyarakat yang kaget. Pembatasan penjualan tiket juga terjadi di sepanjang stasiun mulai dari Rangkas Bitung, Citeras, Tenjo, Maja, Tigaraksa, Cikuya dan Daru. “Akibatnya stasiun dari Rangkas Bitung sampai Daru itu lumpuh, karena aksi kami ini. Aksi kami ini didukung calon penumpang lainnya, seperti di Rangkas Bitung banyak juga yang tidak dapat tiket. Belum lagi ada pengurangan gerbong dari 12 unit menjadi 8 unit,” tuturnya.
Bahkan, kebijakan baru juga menyulitkan penumpang sejak sebulan lalu yaitu kereta tidak berhenti di Tanah Abang dan hanya lewat. “Kalaupun ingin ke Tanah Abang kita harus berhenti dulu transit di Palmerah, terus bayar karcis komuter line baru ke Tanah Abang. Kalau dulu kan cuma sekali naik juga sampai,” keluh Hartono.
Koordinator Aksi, Syamsul menambahkan kebijakan pembatasan penjualan tiket dinilai sangat tidak tepat dan merugikan masyarakat. “Kalau gerbong penuh itukan di belakang ada gerbong yang katanya buat barang tapi tidak pernah diisi atau digunakan. Kita tidak butuh kereta mahal, kereta ekonomi sudah cukup asalkan jangan dibatasi tiketnya,” ungkapnya.
Menanggapi hal ini, Pengawas Seksi Operasi PT KAI, Yuskal mengatakan, akibat aksi demo ini aktivitas pelayanan KA terlambat sampai tiga jam. Menurutnya soal pembatasan PT KAI hanya mengikuti regulasi yang ada yakni Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 69/2011 tentang pembatasan kuota. “Jadi sekarang pembelian tiket berdasarkan sistem pemesanan yang ada, tidak mungkin kami menampung semua penumpang di setiap stasiun, karena kelebihan beban,” tandasnya.
Disamping itu, kebijakan tersebut untuk mendukung pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23/2007 tentang larangan naik diatap kereta. “Disamping itu kami juga melarang penumpang merokok di dalam kereta ekonomi. Hasil negosiasi, ya mereka yang tidak tertampung kami gratiskan ke Jakarta dan pulang kembali ke Rangkas Bitung. Soal desakan penghapusan pembatasan tiket kami masih koordinasi dengan pimpinan,” pungkasnya. (aditya/jarkasih)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.