Lajang Tua Bunuh Ayah Kandung

Tewas dengan Tiga Tusukan Didada
MEDAN,SNOL Warga Gang Sadi, Lingkungan 10, Kelurahan Kota Matsum II, Kecamatan Medan Area mendadak heboh. Yusuf (40) yang dikenal sebagai lajang tua membunuh ayah kandungnya, Muhammad Said (70) dengan menggunakan sebilah pisau panjang.
Muhammad Said tewas dalam kondisi tergelatak bersimbah darah persis di depan gang rumahnya, Minggu (22/9) sore.
Penusukan itu terjadi berawal perang mulut antara Yusuf dengan adiknya Yunaidi, yang akan melangsungkan pernikahan. Itu seperti dituturkan warga sekitar, Mulyanur.
”Sebenarnya, adiknya yang mau menikahi itu cuma mau mengejek abangnya saja, dengan mengatakan tidak akan memberikan uang pelangkah sebagai persyaratan untuk melangkahi abangnya yang belum menikah, tapi gurauan itu dibawa hati oleh abangnya,” kata Mulyanur.
Menurutnya, setelah ejekan itu terjadi pertengkaran mulut. Yusuf mengejar Yunaidi hingga ke luar rumah. “Yusuf kemudian mengejar Yunaidi sambil memegang sebilah pisau,” katanya.
Saat itu Muhammad Said sedang tidur dan baru bangun tidur setelah mengetahui anaknya ribut-ribut dan bertengkar mulut hingga kejar-kejaran sampai ke luar rumah. Yusuf kemudian kembali ke rumah, sedangkan Yunaidi masih kabur di luar. Pertengkaran kemudian berlanjut antara Yusuf dengan ayahnya, Muhammad Said, karena dianggap membela Yunaidi.
Guna meluruskan masalah perang dua bersaudara itu, Muhammad Said kemudian menunggu Yunaidi kembali pulang ke rumah. Namun Yusuf terus mengoceh. Saking kesalnya, Yusuf menghujamkan pisau ke paha orangtuanya sendiri.
Mulyanur menyebutkan, sepertinya Yusuf merasa tidak puas dengan satu tusukan, kemudian menusukkan pisaunya kembali sebanyak tiga kali ke dada sebelah kiri ayahnya.
“Setelah menusuk, Yusuf masuk ke rumah dan mengurung diri di dalam rumah. Memang selama ini Yusuf yang merupakan lajang tua dan sudah lama mengidap gangguan jiwa,” cerita Mulyanur.
Usai menusuk ayah kandungnya itu, Yusuf kemudian berjalan menjauhi rumahnya dan kemudian melemparkan pisau yang tadinya digunakan merenggut nyawa ayahnya itu ke atas atap rumah milik warga, yang tak jauh dari rumahnya. Bahkan Yusuf sempat menangis pada warga, sembari mengatakan bahwa ia baru saja menikam bapaknya.
Tak lama berselang, Yusuf pun kemudian diamankan beberapa orang warga dengan membawanya kembali ke rumah dan kemudian melaporkannya ke Polsek Medan Area. Beberapa anggota kepolisian kemudian mengamankan Yusuf.
Sementara itu, Muhammad Said pun akhirnya di bawa ke rumah sakit Al Ummah di Jalan Utama oleh beberapa orang warga. Namun nyawanya sudah tak tertolong lagi. Saat itu jasad Muhammad Said sudah dibawa kembali ke rumah untuk disemayamkan.
Kapolsekta Medan Area Kompol Rama Tamtama Putra saat ditemui wartawan  di lokasi kejadian mengatakan, bahwa saat ini pelaku sudah diamankan.
“Untuk kepentingan penyidikan jenazah korban harus dibawa ke rumah sakit untuk divisum. Korban sendiri mengalami luka tusuk di dada sebelah kiri dan pahanya. Kalau masalah pelaku yang katanya ada gangguan jiwa, kami akan melakukan penyidikan. Soalnya belum bisa dipastikan apakah yang bersangkutan benar-benar mengalami gangguan jiwa,” tegas Rama.
Menurut warga, Yusuf ternyata sudah 10 tahun mengalami gangguan jiwa.
“Sekitar 10 tahun ini lah, dia udah kayak gitu, kayaknya depresi,” kata M Nuh, yang mengaku pernah satu kelas dengan Yusuf. Meski mengalami gangguan jiwa, diakui M Nuh, Yusuf tidak pernah sekalipun mengganggu orang lain, baik warga mau pun keluarganya sendiri.
Yusuf, kata M Nuh, merupakan pria yang memiliki tubuh besar dan berambut gondrong.
“Dulu dia suka ngaji-ngaji dan kadang orang-orang belum azan dia sudah azan duluan, dia suka ke masjid dan baca-baca Alquran. Jadi mungkin ada yang salah pemahamannya,” kata M Nuh sembari menuturkan sejak itulah Yusuf kemudian dikenal memiliki kelainan.
Selain mengenal Yusuf, M Nuh ternyata sangat mengenal orangtuanya, Muhammad Said.
“Korban (Muhammad Said) selama hidupnya adalah sosok yang dikenal baik dan bersahaja, dia itu dapat mengobati penyakit gaib, seperti kerasukan, dia itu juga sesepuh di sini,” ujar M Nuh.
Dalam mengobati orang, Muhammad Said tak pernah mematok harga dalam pengobatannya. Almarhum juga adalah seorang yang ringan tangan kalau ingin membantu warga lainnya.
“Dia ini baik, suka kali dia membantu orang, kalau dia ngobati orang, gak dipatoknya harga, dan kalau dikasih dia nanyak, ikhlas ini kan?” cerita M Nuh. (rud/jpnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.