Materi Kampanye Jayabaya Diduga Mengandung SARA

LEBAK, SNOL–Lima aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Lebak mendatangi gedung DPRD Lebak pada Kamis (29/8). Mereka melakukan aksi damai mengecam pernyataan Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya bernada SARA dalam kampanye terakhir pasangan Iti Octavia Jayabaya – Ade Sumardi (IDE) di Stadion Pasir Ona, Rangkasbitung, pada Selasa (27/8) lalu.

Pantauan Satelit News kemarin, lima aktivis HMI tersebut datang ke gedung dewan sekitar pukul 10.00 WIB memakai baju adat khas Baduy. Sementara puluhan aparat kepolisian dari Polres Lebak sudah disiagakan sejak pagi hari untuk mangantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Kami datang ke sini (gedung DPRD Lebak-red) meminta kepada Bupati Lebak untuk meminta maaf kepada seluruh warga Baduy karena pernyataannya menghina dan berbau SARA (suku agama ras dan antar golongan-red),” kata Ketua Umum HMI Cabang Lebak, Abdul Rohman, dalam orasinya, kemarin.

Mekanisme permintaan maaf, lanjut Rohman, bisa dilakukan lewat media massa. Rohman juga menirukan pernyataan Bupati Lebak yang dinilai tidak simpatik dalam kampanye pemenangan pasangan IDE. “Lamun urang hayang bodo pilih orang Baduy (kalau kita ingin bodoh pilih orang Baduy-red), lamun urang hayang bodo pilih Kanekes (kalau kita ingin bodoh pilih orang Kanekes-red), budak Baduy mah euweuh nu sarakola barodo (orang Baduy itu tidak ada yang sekolah sehingga bodoh-red), daek dipimpin ku jelema nu bodo (mau dipimpin oleh orang yang bodoh-red),” ujar Rohman, menirukan pernyataan Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya, sambil membawa rekaman pernyataannya.

HMI memberikan toleransi hingga tiga hari ke depan agar Bupati Lebak menyampaikan permohonan maaf lewat media massa cetak atau elektronik. “Jika permohonan maaf tidak dilakukan, kita akan sampaikan persoalan tersebut ke Komnas HAM (Komisi Nasional Hak Azasi Manusia-red) dan Kemenkum HAM (Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia-red),” ujar Rohman.

Setengah jam berorasi tak ada satupun perwakilan anggota DPRD dan Pemkab Lebak yang menemui mereka. Lima aktivis HMI tersebut membubarkan diri.

Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya hingga Kamis sore belum bisa dimintai keterangan. Saat didatangi di kantornya, Jayabaya tidak ada di tempat. “Maaf Bapak (Jayabaya-red) sedang tidak ada di kantor. Bapak lagi ada tugas ke Jakarta,” ujar salah satu staf Bupati Lebak yakni Agiyanto.

Terpisah, Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Jaro Dainah juga menyayangkan pernyataan yang disampaikan oleh Bupati Lebak tersebut. Ia menilai, jika pembicaraan yang mengandung unsur SARA tersebut benar, Bupati Lebak bukan tipe pemimpin yang dibanggakan. “Ulah sampe pamingpin eta doang budak angon (jangan sampai pemimpin itu seperti penggembala-red), ujar Jaro Dainah, melalui ponselnya. (ahmadi/jarkasih)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.