Apindo Hitung Biaya Produksi Akibat Melemahnya Rupiah
TANGERANG, SN—Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Tangerang menyatakan meski sebagian perusahaan yang mengandalkan bahan baku impor akan merasa sangat terpukul dengan anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (USD), namun pihaknya mengaku belum berani mengambil langkah PHK terhadap para buruh. Pasalnya, masih banyak alternatif lain yang bisa dugunakan selain PHK.
Menurut Ketua Apindo Kota Tangerang, Gatot Purwanto saat ini para pengusaha yang tergabung dalam asosiasi tersebut masih membahas soal perhitungan biaya, dan belum mengarah kepada PHK. “Masih banyak langkah alternatif lainnya yang bisa digunakan, selain PHK. Oleh karena itu saat ini kami masih akan menghitung jumlah cost-nya (biaya) dulu. Dan memprediksi dampak selanjutnya,” ujarnya, Kamis (29/8).
Bahkan Gatot memaparkan, lemahnya Rupiah saat ini masih bersifat fluktuatif dan tidak berlangsung lama. “Jika kita lihat dari sejarah krisis 1998, ini belum seberapa. Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar juga masih cenderung turun naik. Jadi kemungkinan hal ini tidak akan berlangsung lama,” terangnya.
Ditambahkan Gatot, yang terpenting dalam menghadapi situasi seperti ini adalah soal kondusifitas internal. Khususnya faktor keamanan di tingkat manajemen dan buruh. “Kalau soal itung-itungan untung, pengusaha jagonya. Tapi yang terpenting bukan soal itu. Kondusifitas hubungan internal perusahaan yang harus dijaga,” terangnya.
Namun lebih lanjut Gatot menyebut, jika sejumlah perusahaan yang berdampak langsung bahkan sudah bersiap untuk menaikkan harga jual kepada konsumen. Seperti produk yang paling berpengaruh di antaranya obat-obatan, suku cadang kendaraan atau sparepart, serta produk olahan daging sapi. “Kalau yang mengandalkan bahan baku impor, seperti obat-obatan atau farmasi, lalu suku cadang sudah pasti akan langsung terkena dampak dari melemahnya Rupiah saat ini. Apalagi yang menggunakan daging impor, pengaruhnya akan langsung mengena di masyarakat,” terangnya.
Menurut pria yang juga Ketua Komisi I DPRD Kota Tangerang ini, sekarang bisa dilakukan pengusaha selain menunggu dampak positif dari upaya empat paket kebijakan yang digulirkan pemerintah, para pengusaha juga sudah bisa menaikkan harga produksi. Sebab, biaya produksi tentu akan bertambah sementara daya beli menurun.
“Tentu ada dampak ekonominya, kami akan mengurangi jumlah produksi, dan harga pasti naik, kalau daya beli terus menurun, ujung-ujungnya pengusaha akan pangkas karyawan atau PHK. Namun biarkan ini jadi alternatif terakhir,” ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang Abduh Surahman menyebut hingga saat ini pihaknya belum menerima surat ataupun pengaduan dari perusahaan yang akan melakukan PHK. “Sampai saat ini sih belum ada. Dan kemungkinan memang tidak mengarah ke sana. Karena masih bisa ditangani dengan cara lain,” ungkapnya.
Meski demikian, pihaknya mengaku akan terus berkoordinasi terkait dampak yang bisa disebabkan dari naiknya nilai tukar Dolar terhadap Rupiah. “Kalau kami memang hanya sebagai sarana mediasi saja, antara pengusaha dan buruh. jika memang sudah tidak bisa lagi ditemukan kata sepakat antara keduanya. Oleh karena itu, komunikasi dan koordinasi terhadap para pengusaha terkait juga harus terus dilakukan, sambil memantau dampak yang diakibatkan dari situasi saat ini,” pungkasnya. (kiki/made)