Rumah Hasil Bedah Rumah di Tangsel Ambruk
SERPONG,SNOL Sebuah rumah hasil program bedah rumah Pemkot Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang berlokasi di Jalan Lengkong Gudang Timur RT 02/04, Kecamatan Serpong, ambruk.
Kontraktor yang asal membangun dituding jadi penyebab ambruknya bangunan tersebut. Rumah yang dibangun dari program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) Kota Tangsel itu sebenarnya baru saja rampung November tahun lalu. Namun, pada Jumat (9/8) dihari tepatnya pada H+2 Lebaran Idul Fitri, tidak ada angin atau hujan lebat tiba-tiba saja rumah berukuran 7×5 meter tersebut ambruk setengahnya.
Mamad (45) sang pemilik rumah yang berprofesi sebagai buruh serabutan mengatakan, kejadian bermula pada Jumat (9/8) sore sekitar pukul 16.30 Wib. Saat itu Rohimah (43), istri dan anak pertamanya sedang masak di dapur.
“Lalu anak saya mendengar suara gemuruh dari atap dan tanpa pikir panjang kami langsung berlarian ke depan rumah. Istri saya mengikuti dari belakang,” papar Mamad menceritakan kronologis detik-detik sebelum kejadian, Rabu (14/8).
Benar saja, dalam hitungan detik dinding dan atap bagian dapur, kamar mandi dan kamar belakang, langsung ambruk rata dengan tanah. Untunglah, Rohimah dan anak pertamanya lari dengan gesit ke luar rumah.
“Kalau tidak cepat lari, mungkin hari ini saya sudah tahlilan meninggalnya istri saya,” tutur Mamad dengan mata berkaca-kaca.
Saat rumah mungilnya dibedah, Mamad mengaku sempat protes pada tukang yang membangun rumahnya. Dia merasa aneh dengan material dan cara membangun yang digunakan para tukang.
“Bayangkan saja, ini kerangka atapnya cuma dari kayu jenjing. Ini kayu paling murah dan biasa digunakan untuk kayu bakar. Minimal kalau untuk kerangka, kayu yang digunakan ya kayu meranti, itu sudah paling minimal,” ketus Mamad.
Saat tembok dibangun, Mamad merasa para tukang yang terdiri dari 3 pekerja dan satu mandor itu hanya menambahkan sedikit saja semen dibandingkan pasir. Sehingga adonan tembok gampang sekali rapuh bila tersenggol.
“Saat selesai, rumah tidak diberi pintu, jendela dan plafon serta dibiarkan bolong begitu saja, akhirnya saya pakai uang sendiri untuk beli daun pintu dan lainnya,” katanya.
Mendapati rumahnya tak lagi layak huni, Mamad pun melaporkan kejadian tersebut ke kantor Kecamatan Serpong untuk minta dibenahi seperti rumah layak huni.
Kejanggalan juga dibenarkan oleh Camat Serpong, Durahman yang pada Rabu (14/8) ikut meninjau rumah Mamad. Dia menduga ambruknya rumah warganya itu karena kontraktor yang mengerjakannya asal-asalan.
“Seharusnya ring besi atau behelnya ini ukurannya minimal 8 sampai 10 mili, tapi tadi saya cek hanya 6 mili,” katanya.
Saat melaporkan kejanggalan tersebut ke Dinas Tata Kota sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pembangunan tersebut, Durahman dijanjikan kalau pada Rabu (14/8) akan mulai diperbaiki.
Saat Satelit News datang memantau langsung, sudah ada bahan material untuk merenovasi rumah tersebut. Seperti semen, kerangka besi, batu bata putih, pasir, serta gundukan batu kerikil.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMKB), Apendi mengatakan sebagai pemilik program bedah rumah atau bagian dari program P2WKSS, pihaknya sudah meminta konfirmasi Dinas Tata Kota sebagai penanggung jawab bedah rumah.
Pihaknya sudah meminta pertanggung jawaban Dinas Tata Kota untuk menegur dan meminta tanggung jawab kontraktor yang mengerjakan rumah itu.
Kabid Pemukiman Dinas Tata Kota, Isep Suarsa melalui sambungan telepon pribadinya berdalih pihaknya sudah menegur dan meminta tanggung jawab kontraktor agar segera memperbaiki rumah Mamad.
“Sudah kami tegur dan diminta pertanggung jawabnya. Mereka juga sudah mengirimkan bahan material untuk memperbaiki rumah itu. Harus diperbaiki minimal dalam kurun waktu satu minggu ini,” dalihnya.
Lebih lanjut Isep mengatakan, kontraktor atas nama CV Tridaya sudah menyalahi aturan dan terbukti asal-asalan dalam membangun. Di tangan kontraktor tersebut sebenarnya ada 3 unit rumah yang dibangun. (pramita/jarkasih)