Awas, Produk Berformalin dan Buah Busuk Beredar
TANGSEL,SNOL Bahan makanan yang mengandung bahan berbahaya dan buah-buahan busuk masih beredar di sejumlah pasar di Kota Tangsel. Di sebuah supermarket bahkan ditemukan buah busuk dijual setengah harga.
Dalam sidak gabungan yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Kesehatan, BP POM, dan Satpol PP Tangsel, bersama Dinas Kesehatan di Pasar Ciputat, Rabu (24/7), ditemukan dari 20 macam makanan yang diambil samplenya ada enam jenis makanan yang positif mengandung formalin dan dua bahan makanan mengandung borak.
Keenam bahan makanan yang mengandung formalin adalah tahu putih besar, mie basah kuning, kerupuk pasir merah, pacar cina pink, pacar cina tiga warna, dan pacar cina melanie yellow. Dua bahan makanan yang mengandung borak adalah cincau curah dan agar-agar curah.
Dalam Sidak itu juga diamankan beberapa bahan makanan yang dianggap ilegal, seperti yang sudah kadaluarsa, tidak berizin dan tidak memiliki SNI.
”Pedagang harus waspada, karena kami jumpai ada kecap dan saos sambal yang kadaluarsa, lalu ada zat pewarna tekstil yang dijual untuk makanan dan piring berbahan melamin,” ucap Muhamad, Kepala Disperindag Kota Tangsel.
Kepada pedagang yang barang dagangannya dianggap mengandung zat berbahaya, Disperindag Kota Tangsel langsung meminta untuk dirapihkan dan tidak dijual lagi kepada konsumen.
Tini (55), wanita yang sudah menjual tahu selama 10 tahun itu mengaku tidak tahu menahu kalau tahu yang dijualnya mengandung formalin. ”Saya enggak tahu, ini banyak diambil dari berbagai pabrik di Kedaung Ciputat,” katanya pasrah.
Terpaksa, barang dagangan sebanyak 50 bungkus tahu putih dan ratusan tahu cokelat lainnya dia kemas dan akan dikembalikan ke pabriknya. Dia juga akan minta ganti rugi kepada pihak pabrik tahu.
Tidak hanya Tini, Sriyani yang menjual tahu dan cincau, awalnya dia merasa yakin bahwa produk yang dijualnya itu aman dikonsumsi masyarakat. ”Silahkan saja dites pak. Tahu yang saya jual bebas formalin,” ucapnya.
Menurutnya, tahu yang dijual bebas formalin karena daya tahannya cuma dua hari di kulkas dan satu hari di luar. ”Kalau lebih dari itu langsung busuk,” tambahnya.
Namun tim razia tidak percaya begitu saja. Kata Muhamad, suatu produk mengandung formalin dapat diketahui langsung, yakni kenyal dan tidak dihinggapi lalat. Maka tahu yang dijual Sriyani langsung diambil sedikit untuk sample uji kimia.
Setelah beberapa saat dites dengan cairan kimia Formaldehyde Test, langsung diketahui cairan sampel tahu dari putih berubah menjadi ungu, pertanda mengandung formalin.
Tim sidak melanjutkannya ke Giant Pamulang. Di pasar swalayan tersebut, petugas menemukan buah-buahan yang didiskon setengah harga namun dalam keadaan busuk. Seperti buah jambu yang sudah berjamur dan busuk. Tidak hanya itu, kemasan buah kiwi juga sudah rusak dan ada lalat hijau hinggap di kemasan tersebut.
Saat ditunjukan petugas sidak, Firman Rasyid petugas Giant Pamulang yang bertanggung jawab atas area fresh tersebut, megnelak kalau buah-buahan tak layak jual tersebut dipajang untuk dijual belikan.
”Ini bukan dipajang, ini meja untuk timbangan buah. Sengaja kami pisahkan agar tidak ada yang beli,” ujarnya.
Namun, buah-buahan tak layak lagi itu masih terpajang dan terlihat jelas oleh pembeli. Bahkan dekat dengan buah-buahan tersebut, tertera papan petunjuk ’diskon 50 persen’ untuk produk buah-buahan tersebut. (pramita/jarkasih)