Soal BLSM, Gamawan Bantah Salahkan Perangkat Desa

JAKARTA,SNOL Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi membantah bahwa ia menyalahkan perangkat desa atas penyaluran BLSM yang tidak tepat sasaran.
Hal ini diungkapkan Mendagri setelah mendapat kecaman dari publik mengenai pernyataan sebelumnya.
“Enggak pernah saya salahkan kepala daerah kok. Kalau kepala daerah ada yang mengganggap salah, tolong diperbaiki kan ini tugas kita bersama,” ujar Gamawan di kompleks Istana Negara, Jakarta, Kamis, (11/7).
Gamawan mengakui survei Badan Pusat Statistik (BPS) yang dijadikan dasar pembagian BLSM ada yang kurang pas. Sehingga beberapa daerah mengalami perbedaan dengan data sebenarnya.
Penyebab perbedaan data BLSM kata dia,  bisa dikarenakan ada warga yang telah meninggal dunia masih tercatat, warga yang sudah tergusur dari lokasi rumahnya, maupun warga yang pindah tempat tinggal.
“Itu bisa kita atasi dengan instruksi Mendagri Nomor 54/3150/SJ tentang Pelaksanaan Pembagian Kartu Perlindungan Sosial (KPS) dan Pengangan Pengaduan Masyarakat memberi kewenangan kepada mekanisme Musaywah Desa(Musdes)/Musyawarah Kelurahan (Muskel). Agar bagaimana mekanisme perbaikan itu sehingga dalam waktu sebulan kartu itu sudah diganti,” ujar Mendagri.
Instruksi Mendagri ini menginstruksikan kepada Gubernur, Bupati/Walikota, Camat,Kepala desa dan Lurah untuk melaksanakan tugas,fungsi dan kewenangan dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan pembagaian Kartu Perlindungan Sosial serta mengambil langkah-langkah dalam penanganan pengaduan masyarakat sebagai dampak dalam pelaksanaan pembagaian Kartu Perlindungan Sosial.
Meski diganti kartu BLSM yang sudah disiapkan, Gamawan menyatakan tidak bisa menggantinya dengan nama yang belum terdaftar. Hal ini karena dana APBN yang disiapkan telah dikhususkan pada nama 15,5 juta warga yang sudah tercatat sebelumnya.
“Tapi kan ada lagi di luar itu. Menurut daerah di luar yang salah tadi ada yang masih pantas. Sekarang APBN itu kan dikunci untuk 15,5 juta kepala keluarga. kita minta sharing daerah dengan paket yang sama. Kalau daerah menggangap masih ada yang layak dibantu. Itu yang saya carikan jalan keluarnya karena itu saya keluarkan Permendagri dan instruksi Mendagri,” tandas Gamawan. (flo/jpnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.