Pemkot Tangsel Usut Oknum ’Sunat’ BLSM
TANGSEL,SNOL Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) akan menindak tegas oknum yang melakukan pemotongan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).
Wakil Walikota Tangsel, Benyamin Davnie menegaskan, tidak boleh ada sepeser pun dana yang dipotong dipotong. ”Dana yang diterima sebesar Rp 300 ribu oleh masyarakat harus secara utuh, tidak boleh ada pemotongan,” tegasnya.
Jika ada oknum yang menyunat bantuan tersebut, warga bisa melaporkan langsung kepada petugas atau Satgas di setiap masing-masing Kantor Pos ataupun kelurahan dan kecamatan.
”Jika potongan itu dilakukan oleh seorang oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS), maka akan ada sanksi tegas untuk oknum tersebut. Jika orang umum atau non PNS kita akan tindak, buat apa potongan tersebut diminta,” pungkasnya.
Benyamin mengatakan, BLSM merupakan bantuan yang langsung diberikan dari pusat ke masyarakat kurang mampu, sehingga masyarakat dapat menggunakan dana yang diberikan selama 4 bulan ke depan. Jika memang ada pemotongan, pihaknya berharap masyarakat mendatangi posko untuk mengadukan oknum tersebut.
”Adukan saja ke posko setempat di kecamatan dan kelurahan. Melalui SMS juga bisa, ada nomornya di website resmi pemerintah Kota Tangsel,” paparnya.
Sementara itu, pembagian BLSM hari kedua di Kota Tangsel terpantau lancar. Seperti terlihat di Kantor Pos Serpong, ratusan warga masih mengantri pembagian BLSM hingga mengekor ke pinggir Jalan Raya Serpong.
”Kami buat mengatri begitu, biar tidak menumpuk dan terlihat tertib. Masyarakat pun mengikuti aturannya,” ujar Anjas, Kepala Kantor Pos Serpong, Selasa (2/7).
Seperti diberitakan, ada saja oknum kader yang bertingkah seperti preman saat BLSM cair. Beberapa warga yang kemarin menerima bantuan tersebut di Kantor Pos H Usman Ciputat mengaku uangnya dipinta lagi oleh seorang kader di kampungnya sebesar Rp 100 ribu.
Salah seorang penerima BLSM berinisial Ma (56) warga Jalan AMD 5, RT.04/7 Kelurahan Sawah Lama Kecamatan Ciputat, mengeluhkan adanya salah seorang oknum kader yang meminta uang tersebut dengan dalih sebagai dana kompensasi.
”Saya baru pertama kali dapat bantuan ini. Sebelum ngambil ke kantor pos, oknum kader meminta jatah sebesar Rp 100 ribu,” ungkap wanita berstatus janda ini.
Ma sempat mempertanyakan kenapa ada potongan sebesar Rp 100, namun kader tersebut tidak menjelaskannya. Padahal Ma sangat memerlukan uang sebesar Rp 300 ribu itu untuk biaya kontrakan dan membeli keperluan saat bulan puasa nanti. ”Akhirnya saya cuma terima bersih Rp 200 ribu,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan, Amalia (49), potongan sebesar Rp 100 ribu diminta oleh oknum kader di wilayahnya. ”Saya juga bingung buat apa uang tersebut, tapi kalau dapat bantuan apapun pasti dipotong,” pungkasnya.
Di Kota Tangsel, BLSM dibagikan ke 16.677 warga miskin, Senin (1/7). Berbeda dengan Kota Tangerang yang memusatkan pendistribusian BLSM disatu kantor pos, di Kota Tangsel justru didistribusikan melalui lima kantor pos yang tersebar di wilayah itu.
”Lima kantor pos tersebut terdiri dari Kantor Pos KPRK sebanyak 5.720 warga, Kantor Pos H Usman 3.597 warga, Kantor Pos Paku Jaya 1.078 warga, Kantor Pos Serpong 3.417 warga, dan terakhir Kantor Pos Pondok Aren sebanyak 2.865 warga,” ujar Benyamin Davnie Wakil Walikota Tangsel, saat meninjau pembagian BLSM di Kantor Pos H Usman, Kecamatan Ciputat, Senin (1/7). (pramita/jarkasih)