Bangli Penyebab Siswa Keracunan Asap Dibongkar

TANGERANG, SN—Gerak cepat dilakukan Pemkot Tangerang. Pasca keracunan siswa SMPN 13 Kota Tangerang akibat menghirup asap yang berasal dari rumah pembakaran he¬wan liar di bantaran Sungai Cisadane, Satpol PP langsung membongkar bangunan liar (ban¬gli) tersebut.
Instruksi pembongkaran bangunan liar dikel¬uarkan langsung oleh Walikota Kota Tangerang Wahidin Halim sesaat setelah dikonfirmasi oleh awak media. “Bongkar,” tegasnya pada acara peresmian pembangunan di Perumahan Departemen Keuangan Kota Tangerang, kemarin.
Selang satu jam dari perin¬tah, petugas Satpol PP yang dikoordinatori Kabag Pembi¬naan dan Penyuluhan Satpol PP Kota Tangerang, Rudy Harya¬di, membongkar bangunan liar penyebab timbulnya asap yang mengepung sekolah tersebut. Bangli yang berada di bantaran Sungai Cisadane, Kelurahan Karawaci, Kecamatan Kara¬waci, itu langsung dibongkar belasan petugas Pol PP.
Sebelum melakukan pem¬bongkaran, Pol PP yang di¬dampingi Lurah Karawaci, Buce Gartina, menghentikan produksi pembakaran kikil sapi milik Kamit (42). Dua kuwali besar yang biasa digunakan un¬tuk membakar kikil dan men¬jadi penyebab timbulnya asap tebal dengan bau tak sedap itu, langsung disita petugas. “Kita sita, dan produksi langsung di¬hentikan,” ungkap Rudi di ten¬gah aksi penyitaan.
Tidak hanya itu, petugas pun langsung membongkar kom¬por raksasa yang terbuat dari tumpukan batu bata, dengan arang sebagai pembakarnya. Dinding-dinding yang terbuat dari seng usang dan papan di¬bongkar paksa petugas. “Kita fokuskan pada dapurnya dulu, biar si pemilik tidak melaku¬kan produksi pembakaran kikil lagi,” jelas Rudy.
Di sela penertiban, Kamit, sang pemilik hanya melihat aksi pembongkaran dengan pasrah. Dia sempat meminta kesempatan kepada petugas untuk merapihkan dan mem¬bongkar sendiri bangli yang dijadikan tempat tinggalnya bersama keluarga. “Tolong beri kami waktu dua hari saja, biar kami yang merapihkan dan membongkar sendiri sisanya,” pinta Kamit.
Kamit mengaku baru lima bulan terakhir mengembangkan usaha pembakaran kikil. Dalam sehari, ada satu kwintal kikil yang akan dijualnya ke pasar-pasar tradisional yang ada di Kota Tangerang. Untuk meng¬hasilkan kikil sapi berkualitas tinggi, dia bersama lima peker¬ja yang tak lain adalah keluarg¬anya, harus membakar terlebih dahulu kikil tersebut. “Harus dibakar untuk menghilangkan bulu-bulu sapinya, setelah itu baru direbus. Asap itu berasal dari pembakaran kikil,” jelas Kamit.
Mengenai terganggunya SMPN 13 dan beberapa seko¬lah yang ada di seberang Sun¬gai Cisadane, Kamit mengaku tidak mengetahui. “Saya eng¬gak tahu kalau akibatnya bakal begitu, maaf sebelumnya,” ujar Kamit pasrah.
Sementara itu, Lurah Kara¬waci, Buce yang turut meng¬hadiri penertiban mengatakan, di sepanjang bantaran Sungai Cisadane tersebut, terdapat 112 bangli yang siap ditertibkan. “Akan ditertibkan dalam wak¬tu dekat ini, tapi warga minta waktu untuk dibongkar send¬iri,” ujarnya. (mg9/pramita/ deddy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.