Derita Imas Masitoh, Pelajar SMPN1 Cikupa yang Mengidap Tumor Ganas

F-IMAS MASITOH-ADITYA SNApa yang dialami Imas Masitoh (13), sungguh memilukan. Pelajar kelas 1 SMPN 1 Cikupa ini hanya terbaring lemas di kasur lantaran digerogoti tumor ganas. Mirisnya, meski tergolong tak mampu, warga Wanakerta, Sindangjaya, Kabupaten Tangerang ini sulit mendapat kartu Jamkesda maupun Jamkesmas.

FAJAR ADITYA, Tangerang

Imas hanya bisa tergolek lemas di atas kasur di rumahnya yang sederhana di Desa Wanakerta Kecamatan Sindangjaya, kemarin (13/1) saat Satelit News bertandang. Sesekali, anak pertama dari pasangan Warlim dan Tuminem ia merintih menahan sakit di bagian perut dan pinggangnya.
Akibat penyakitnya itu, tubuh Imas menjadi kurus kering, sementara bagian pinggang dan perutnya membesar. Bahkan ia hanya mengenakan pampers karena tidak mampu untuk melakukan aktivitas keseharian.
“Saya sudah tidak mampu untuk membawa anak saya berobat ke medis. Anak saya juga sulit mendapatkan Jamkesmas, padahal saya sudah berusaya mengurus syarat-syaratnya, tapi sampai sekarang gagal terus dan berbelit-belit. Sampai sekarang juga saya belum mendapatkan Jamkesda,” kata Walim ayah Imas, Minggu (13/1).
Pria yang bekerja sebagai tukang las ini menceritakan, sekitar lima bulan lalu, putri pertamanya itu mengeluh sakit di bagian kaki dan pinggang. Keluhan tersebut semakin parah ketika malam menjelang tidur. “Awalnya kami pikir ini sakit biasa karena Imas beranjak remaja. Tapi ternyata keluhan itu tak kunjung hilang meski sudah diurut dan diobati,” katanya.
Usai lebaran tahun lalu, kata Warlim, anaknya kembali merasakan sakit dan tidak bisa bangun sama sekali. Benjolan di perutnya terus membesar. “Dari besarnya dua jari, kini sudah seperti buah nangka,” kata Warlim.
Karena keterbatasan biaya, keluarga Warlim hanya bisa mengobati anaknya dengan pengobatan tradisional. Tetangganya yang merasa simpati dengan penderitaan Imas, mencoba membantu Warlim untuk mendapatkan Jamkesmas.
Sayangnya, Jamkesmas tak kunjung didapat. Akhirnya para tetangga mencarikan alternatif dengan meminjam Jamkesmas anak tetangganya yang usianya sama. Cara itu berhasil, Imas mendapatkan perawatan di RSUD Tangerang. “Dokter bilang kalau benjolan di perut anak saya itu adalah tumor ganas,” cerita Warlim.
Sepekan dirawat di RSUD Tangerang, Imas dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Namun, setelah seharian mengurus administrasi kamar inap anaknya tak kunjung selesai, Warlim pun menyerah. “Dari pagi sampai sore (loket tutup,red) saya hanya mengantri berulang-ulang karena petugas meminta melengkapi syarat-syarat, sementara anak saya terbaring lemah di kursi roda menunggu perawatan. Saya menyerah, dan akhirnya membawa anak saya pulang,” katanya.
Selama dirawat di rumah, Imas hanya diobati dengan pengobatan herbal. “Tapi tidak ada perubahan, bahkan semakin parah,” kata Warlim.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Naniek Isnaeni mengatakan, untuk saat ini Jamkesmas tidak bisa digunakan sebagai biaya pengobatan Imas. “Tapi bisa dicover dengan Jamkesda. Besok (hari ini,red) saya akan mengirimkan petugas Puskesmas ke rumah Imas secepatnya untuk memeriksa kondisi dan mengambil tindakan selanjutnya,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.