Rambut Dipotong, Siswa Aniaya Guru

LEBAK, SNOL Ini peristiwa yang sangat memprihatinkan di dunia pendidikan. Yoga Pratama, guru SMPN 1 Gunungkencana Kabupaten Lebak, bebak belur dianiaya siswa sendiri. Hingga Kamis (13/12), guru honorer tersebut masih terbaring di rumahnya lantaran mengalami luka serius di bagian punggung, paha dan wajahnya.

Usut punya usut, kejadian itu bermula pada Rabu (12/12) lalu sekitar pukul 11.00. Saat itu, Yoga sedang melakukan aktivitasnya mengawasi ujian akhir semester (UAS) di sekolah tersebut. Tiba-tiba seorang siswa bernama Lutfi yang tak lain siswanya sendiri datang bersama kakak kandungnya, Alfan, siswa SMA di Gunungkencana. Tanpa basa-basi, keduanya langsung menghajar Yoga.

Yoga yang saat itu tengah mengawasi siswanya tidak menyangka akan datang serangan dari kakak beradik itu. Ia pun tak berdaya ketika muka dan punggung serta pahanya dipukuli dengan menggunakan stik bisbol. Beruntung guru lainya yang kebetulan ada di tempat itu segera melerai, namun sayang, kondisi Yoga sudah bebak belur.

Salah seorang guru rekan Yoga mengatakan, aksi kekerasan yang dilakukan Lutfi, siswa SMPN 1 Gunungkencana itu diduga karena dia tidak senang rambutnya dipotong oleh sang guru. “Mungkin tidak terima rambut Lutfi yang sudah panjang itu dipotong sedikit oleh Pak Yoga. Padahal sebelum dipotong dia sudah diperingati berkali-kali,” ungkap guru yang tidak mau disebutkan namanya itu, kemarin (13/12).

Dia menduga, Lutfi mengadu keada kakaknya, sehingga keduanya datang dan langsung menganiaya Yoga. “Guru menyuruh siswa agar memotong rambutnya itu hal biasa,” imbuhnya.

Anehnya, lanjut dia, kedua kakak beradik yang berstatus pelajar itu seperti tidak menyesal ataupun meminta maaf dengan perilakunya yang telah dilakukannya itu. Keduanya malah menantang. “Kepala sekolah seharusnya langsung mengeluarkan siswa itu,” tandasnya.

Sementara itu, saat dihubungi Banten Pos (Satelit News Group), Yoga Pratama mengatakan, dirinya sudah melaporkan kasus pemukulan terhadap dirinya ke Polsek Gunungkencana, namun berkasnya dicabut lagi. “Ya walaupun hati nurani saya belum menerima apalagi tidak ada permohonan maaf kepada saya, namun saya menghargai orangtuanya,” kata Yoga.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Lebak, Asep Komar Hidayat tidak berkomentar banyak terkait kasus penganiayaan yang dilakukan siswa terhadap gurunya itu. Namun dia berjanji akan menindaklanjuti kasus yang jarang terjadi tersebut. “Saya masih mempelajari kasusnya, belum bisa memberi komentar, yang pasti sanksi harus ada,” kilahnya. (sep/igo/bnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.