Sehatnya Sop Patin Dapur Organik Serpong

Bicara wisata kuliner di kawasan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memang tak ada habisnya.  Di sepanjang jalan Raya Serpong berbagai sajian kuliner dengan aneka penawaran murah nan lezat ada di sini. Dapur Organik Serpong misalnya.
Berada di jalur utama Jalan Raya Serpong, Dapur Organik sangat mudah ditemui, tepatnya di kawasan Rawa Buntu. Di tempat ini, berbagai menu makan yang dikemas dengan sajian alami sudah pasti tersedia. Semisal, sop ikan patin, sop ayam suwir, ayam lada hitam, dan ayam asam manis, bisa anda nikmati.

Satelit News menyempatkan diri mampir ke Dapur Organik setelah direkomendasikan oleh salah seorang langganan di sana. Tanpa basa-basi, wartawan koran ini langsung memesan sop ikan patin yang jadi menu andalan di restoran yang dikemas sederhana tersebut. Tapi, jangan salah, dari kesederhanaan itu, bisa menghasilkan menu makanan yang sehat, nikmat dan hemat.

Sop ikan patin misalnya, dengan bandrol Rp 20 ribu untuk sekali saji, sudah cukup membuat lidah bergoyang. Sop yang dikemas dengan warna bening, dengan rempah-rempah alami, membuat saya lahap menyantapnya. Rasa makanan yang ada di Dapur Organik ini sangat berbeda sekali. Bagi yang biasa makan dengan perasa buatan (penyedap rasa) tentu akan merasakan sensasi lain saat mencicipinya. Namun, kelamaan rasanya akan kian nikmat karena rempah-rempah yang terkandung di dalam sop ikan patin akan semakin menimbulkan cita rasa yang lain di lidah.

Mulai dari rasa jahe, rasa ketumbar, rasa daun bawang, rasa pedas cabai, dan rasa daun seledrinya akan kental terasa di lidah. Beruntung, sore itu saya bertemu dengan Hasti Tutwuri Handayani, pemilik Restoran Dapur Organik. Darinya, saya mendapat keterangan yang cukup lengkap soal ide dapur organik yang dikelolanya. Mulai produksi bahan sampai pengolahan semuanya serba dilakukan alamiah.

“Begini mas, ini bahan-bahan makanan yang ada disini saya budidaya sendiri secara organik, tanpa vaksinasi untuk ayam dan tanpa pelet untuk ikannya. Jadi konsepnya memang alami dan sehat,” jelasnya berpromosi.

Soal rasa, Hasti pun menjelaskan bahwa ia tidak pernah menyertakan sedikitpun perasa buatan. Artinya, semuanya diolah secara organik. “Kami hanya memanfaatkan rempah-rempah hasil pertanian kami sendiri. Jadi nikmatnya jelas beda dengan menu makanan lain,” promo wanita lulusan Tata Boga ini.
Soal harga hemat nan murah, Hasti menegaskan, ia sengaja membuka warungnya dengan sangat sederhana untuk menghilangkan citra bahwa makanan organik itu mahal. Malahan, dia buka di pinggir jalan, agar sopir angkot dan penunggang motor pun bisa menikmati menu sehat makanan yang ia jual.  “Visinya, makanan sehat itu bisa dinikmati semua orang, yang organik tidak selalu untuk orang kaya. Alhamdulilah, kami bisa melakukannya dengan hasil pertanian dan budidaya ikan yang saya dan suami lakukan,” imbuhnya.

Baik untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Konsep makanan organik yang diterapkan Hasti Tutwuri Handayani ini ternyata kaya manfaat. Khususnya untuk anak-anak autis, penyandang alergi, sampai ibu hamil dan menyusui. Apalagi kalau bukan kandungan alami yang terdapat dalam menu Dapur Organik miliknya.

Menurut Hasti, dia mulai merintis usaha rumah makan lantaran bingung untuk menyalurkan ide soal makanan organik murah kepada masyarakat. Dimana, ia memiliki sendiri peternakan ayam dan ikan organik, dan juga memiliki kelompok tani beras organik di Yogyakarta .
Setelah berpikir lama, lulusan tata boga ini pun memutuskan membuka Dapur Organik di Jalan Raya Sepong, Kelurahan Rawabuntu, Kecamatan Serpong, Kota Tangsel. “Sayang sekali, punya peternakan organik namun tidak memberikan makanan organik murah. Makanya, saya buka Dapur Organik ini agar semua kalangan menengah ke bawah bisa menikmati menu sehat kami,” jelasnya.

Diakui Hasti, apa-apa yang berbau organik kerap diidentifikasi dengan harga yang mahal. Sehingga, ibu-ibu hamil dan menyusui sampai anak penyandang alergi merasa kesulitan untuk menyantap makanan sehat ini setiap hari. “Nah, di sini semua bisa makan dengan harga hemat, tidak ada makanan yang lebih mahal dari Rp 25 ribu di sini. Jadi sopir angkot juga bisa memberikan menu sehat untuk istrinya,” jelasnya.

Memiliki suami seorang ahli kimia, akhirnya dia merasa terbantu dalam menjaga kualitas organik di dapurnya. Dimana, untuk menu ayam, ia sama sekali tidak membudidayakannya dengan vaksinasi seperti peternakan lainnya.  “Semua menu kami juga sudah diuji di laboratorium IPB dan dinyatakan sehat. Dimana kandungan dalam menu organik kami dapat menaikkan protein dan menurunkan kadar lemak tubuh yang cukup besar. Dan itu baik untuk ibu hamil dan menyusui,” tandasnya.

Bukan hanya itu, untuk menu minuman yang dijual di Dapur Organik juga serba alami. Dimana, bersama suaminya dia memformulasikan rempah seperti jahe, kunyit dan buah-buahan dalam bentuk produk sehat pula. “Pokoknya, semua makanan dan minuman kami itu 100 persen organik,” singkatnya. (pane/made)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.