Gantole Banten Walk Out

 

BENGKALIS, SNOL Persaingan merebut juara umum di cabang olahraga Gantole antara Jawa Timur dan Jawa Barat menimbulkan efek negatif bagi atlet dari 8 provinsi, termasuk Banten. Di nomor Cross Country, tim Banten bersama 7 provinsi lain walk out di Bandara Pinang Kampai, Kota Dumai, Riau.Banten bersama DKI Jakarta, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sumatera Barat, Riau, Kalimantan Timur, dan Nusa Tenggara Barat (NTB) walk out karena dewan juri cabor gantole melakukan perubahan peraturan permainan secara mendadak. Pelatih Gantole Banten Ferry Maskun mengatakan, kendala non teknis tercium sejak hari pertama lomba yang dilaksanakan mulai 10 September sampai 17 September.

Dikatakan Ferry, indikasi terlihat adanya perubahan soal ketentuan permainan dari kesepakatan saat technical meeting atau pertemuan teknis.
“Dewan juri beberapa kali mengubah ketentuan permainan yang menguntungkan beberapa daerah terutama Jawa Barat. Termasuk adanya keputusan soal perubahan jadwal pertandingan akibat cuaca buruk lewat mekanisme voting,” ujarnya.

Keganjilan semakin terlihat saat perlombaan cross country berlangsung. Dimana penentuan penilaian yang dilakukan dewan juri berpihak pada Jabar dan Jatim. Dewan juri menentukan penilaian sah buat atlet kedua daerah meski prosentase peserta yang terbang tak memenuhi peraturan permainan di PON XVIII.
“Pada pertemuan teknis disepakati 4 ronde (hari, red) terbang, tapi pada saat memasuki ronde ketiga setelah tim unggulan terbang dan cuaca buruk menghadang pertandingan ditunda sehari dan nilai sudah diberikan kepada atlet yang telah terbang,” jelas Ferry Maksun. “Padahal menurut peraturan jika peserta yang terbang di bawah 75 persen maka pertandingan ditunda dan dilaksanakan pada hari itu juga, semua peserta kembali terbang serta penilaian dilakukan usai laga yang ditunda digelar,” tambahnya Ferry.

Namun yang terjadi penerbangan atlet asal daerah unggulan dinyatakan sah, dan peserta yang belum terbang diminta terbang keesokan harinya. Sontak ini membuat Banten yang menurunkan Enoh Aji dan TB Husni Mubarak berang dan melancarkan protes bersama 7 daerah lainnya. “Itu tak digubris malah Banten dan ketujuh daerah lain didiskualifikasi dari lomba. Ini semakin menguatkan indikasi sejak awal lomba kita ditekan oleh faktor non teknis oleh Jatim dan Jabar,” ungkap Ferry.

Dan itu dirasakan juga oleh Enoh Aji yang mengalami kerusakan pada gantolenya, namun tidak boleh diganti, meski akhirnya diizinkan. Padahal menurut Ferry dalam ketentuan jika gantole mengalami kerusakan, atlet bisa menggantinya. Dan semua itu, terlihat dari hasil akhir untuk nomor cross country dimana atlet Jawa Timur Abdul Mustofa, keluar sebagai juara.
Demikian pada akhir lomba nomor sambar pita dan ketepatan mendarat dimana atlet Jawa Barat Koesnadi S Bobon dan Ujang Robi meraih medali emas. “Kita sudah prediksi semuanya akan mendapat tentangan keras dari kedua daerah ini. Tapi tidak di faktor non teknis,” tandasnya. (gatot/deddy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.