Korsleting Dominasi Kebakaran Kota Tangsel
SERPONG,SNOL Selama Januari hingga Agustus 2012, setidaknya terjadi 37 kali peristiwa kebakaran di wilayah Kota Tangsel dengan kerugian mencapai sekitar Rp tujuh miliar serta empat orang warga meninggal dunia. Berdasarkan data dari Pemadam Kebakaran Kota Tangsel kebakaran terjadi di empat kecamatan. Yakni, Kecamatan Pondok Aren terjadi delapan kali kebakaran, Pamulang sembilan kali, Serpong tujuh kali dan Ciputat sebanyak tujuh kali kebakaran.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Tangsel Uci Sanusi mengatakan, peristiwa kebakaran didominasi akibat korsleting listrik atau arus pendek pada pemukiman. Meski korsleting mendominasi, ada beberapa faktor lain, yang juga menjadi pemicu kebakaran. Diantaranya dugaan unsur kesengajaan dan faktor alam pada musim kemarau.
“Penyebab utamanya diantaranya akibat hubungan arus pendek listrik,” ungkapnya. Dikatakan Uci jumlah kendaraan pemadam kebakaran yang dikerahkan untuk menanggulangi kebakaran di Kota Tangerang Selatan sebanyak lima unit melibatkan 63 personel.
“Jumlah kendaran operasional baru lima unit saja. Sedangkan petugas damkar hanya ada 63 orang itupun jika kebakaran hebat kami dibantu oleh dinas kebakaran kota tangerang dan jakarta selatan,” katanya. Menurut Uci dengan jumlah kendaraan operasional sebanyak lima unit tersebut, tentu saja tidak memadai jika dilihat dari pesatnya perkembangan Kota Tangsel. Oleh sebab itu lanjutnya, perlu ada penambahan armada kendaraan operasional pemadam kebakaran.
“Perlu ada penambahan dan ini harus diikuti dengan penambahan jumlah personel,” tegasnya. Peristiwa kebakaran dahsyat terakhir di pusat perbelanjaan BSD Plaza, Serpong, Kota Tangsel. Kabakaran yang diperkirakan menelan kerugian miliaran rupiah ini diduga penyebabnya adalah arus pendek.
Pada Bulan Agustus ini kebakaran menimpa dirumah warga daerah sektor 1,Bintaro, dan 19 Agustus lalu di Kranggan, Setu serta empat alang-alang seperti di Bukit Nusa Indah dan lainnya.
Deputi Manajer PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang, Irwan Darwin, mengatakan, korsleting listrik masih menjadi penyebab utama. Warga banyak yang masih menggunakan kabel dengan kualitas rendah karena murah.
“Tahun ini sudah puluhan kejadian kebakaran di Tangerang Selatan karena kelalaian penggunaan listrik,” terang Irwan saat dihubungi, Kemarin. Sudah kita ingatkan, bahwa kabel-kabelnya tidak standar lagi. Tetapi ada beberapa yang bilang, ‘gua nggak mau rugi’ akhirnya dia pakailah kabel-kabel yang lama,” sambungnya.
Dirinya mengatakan, pada umumnya kebanyakan warga membeli kabel tidak menanyakan standarnya tetapi menanyakan harganya, Karena itu, pihak PLN pun gencar melakukan penertiban listrik. (irm/bnn)