ASDP Merak Lepas Tangan Soal Dermaga Pelabuhan Tak Terawat
MERAK, SNOL PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Utama Merak seolah lepas tangan, terkait Dermaga IV yang dinilai tak layak untuk menghadapi musim mudik tahun ini. PT ASDP menuding, jika peratawan terhadap dermaga IV berada di pihak ketiga perusahaan penyeberangan plat merah itu.
Ini karena Dermaga IV Pelabuhan Merak, kepemilikannya berada pada pihak swasta yakni dipegang oleh PT Infinity. Sehingga segala fasilitas yang berada di dermaga tersebut merupakan tanggungjawab pihak swasta tersebut.
Bagian Humas PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Utama Merak, Mario Sardadi Oetomo mengatakan Dermaga IV pelabuhan itu dibangun sekitar tahun 1996. Sebelumnya fasilitas dermaga tersebut terbilang baik. Namun seiring berjalannya waktu, dermaga itu semakin tidak terawat. “Kami tidak tahu kenapa dermaga itu tidak terawat,” kilahnya.
Menurut Mario, PT ASDP Merak sudah sering memberikan saran dan bahkan teguran terhadap pemilik dermaga tersebut agar memperbaiki segala fasilitas yang berada di dermaga itu. Namun pada kenyataanya dermaga itu dibiarkan begitu saja.
Selama ini, lanjutnya, koordinasi seluruh fasilitas maupun perbaikan dermaga yang berada di pelabuhan tersibuk itu kewenangannya terpusat di PT ASDP Indonesia Ferry. Sementara PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Utama Merak hanya sebatas menerima laporan saja dari Pemerintah Pusat. “Kita hanya menerima laporan perkembangannya bagaimana dan lain sebagainya,” katanya.
Ketua Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Merak, Togar Napitupulu mempertanyakan koordinasi antara PT.ASDP dengan PT.Infinity selaku pengelola dermaga tersebut. Karena katanya, seharusnya dalam perbaikan Dermaga IV Pelabuhan Merak, ada koordinasi yang baik antara PT ASDP Indonesia Ferry dengan perusahaan swasta tersebut. Sehingga dermaga tersebut tidak terbengakalai dan tidak terkesan saling lempar tanggung jawab. Apalagi, saat ini dihadapkan dengan musim mudik yang sudah berada di depan mata. “Mereka kan yang mengelola pelabuhan dan dermaga. Harusnya ada koordinasi yang baik agar dermaga terawat,” tegas Togar.
Dengan kondisi Dermaga IV yang memprihatinkan menjelang mudik mendatang, pihaknya mengaku pasrah dengan kondisi tersebut. Menurutnya pada setiap mudik tiba pihaknya tidak ingin terlalu mencari keuntungan, melainkan musim mudik dijadikan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.
“Musim mudik itu bukan waktunya kami mencari keuntungan. Tapi di saat mudik tugas kami melayani masyarakat semaksimal mungkin. Biarin lah kapal kami penyok-penyok juga karena fasilitas dermaga jelek, yang penting musim mudik ini lancar hingga musim mudik usai,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan PT Infinity Merak, Suprani, terkesan enggan memberikan komentar saat dikonfirmasi Banten Pos (Satelit News Group) kemarin. Dengan dalih tengah berada di luar pelabuhan, Suprani pun memutuskan sambungan teleponnya. “Maaf pak saya sedang berada di luar pelabuhan,” katanya singkat.
Diberitakan sebelumnya, Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Merak menilai Pelabuhan Merak dinilai tidak siap untuk menghadapi arus mudik tahun ini. Lantaran masih banyaknya sejumlah fasilitas yang belum dibenahi. Hingga kemarin, fender atau bantalan Dermaga IV yang berfungsi untuk meredam benturan dari hempasan ombak pada saat kapal akan merapat, belum juga diperbaiki. Masih seperti sebelumnya, bantalan dermaga itu masih menggunakan ban bekas sebagai penopang benturan kapal yang beratnya mencapai ribuan ton. Tak hanya itu fender di Dermaga V juga, banyak yang hilang. Namun belum juga ada langkah perbaikan dari pihak berwenang.
“Akibat tidak adanya penahan benturan di dermaga IV, kapal kami sering rusak dan harus selalu melakukan perawatan. Kami menilai dermaga tersebut tidak layak digunakan untuk arus mudik nanti,” kata Ketua Gapasdap Togar Napitupulu.
Keluhan juga disampaikan Kepala Cabang PT Jembatan Laut (Jemla) Ferry, Subagyo, yang menyatakan di dermaga V juga banyak fender yang terlepas, namun hingga saat ini belum juga diperbaiki. “Kapal saya juga sering bersandar disana. Hanya ban bekas, satu-satunya penahan benturan kapal karena tidak ada lagi penahan benturan di dermaga itu,” ujarnya. (man/bnn)