2 Mahasiswa Unsera Tenggelam di Pantai Sawarna
LEBAK, SNOL Dua mahasiswa Universitas Serang Raya (Unsera) tenggelam di pantai Sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Selasa (17/7). Kedua korban masing-masing Andi Setiawan (19) warga Serang dan Rendi Wijaya (20) warga Cilegon hilang ditelan ombak saat tengah berlibur bersama rekan-rekannya di pantai Sawarna.
Tenggelamnya kedua mahasiswa terjadi sekitar pukul 08.30 saat keduanya sedang berenang bersama rekan-rekannya. Ketika sedang asik berenang, tiba-tiba kedua mahasiswa yang berenang agak ke tengah itu dihantam ombak besar dan langsung terseret ke tengah laut.
Melihat kedua korban terseret ombak, rekan-rekannya yang sedang bermain di tepi pantai berteriak minta tolong kepada warga. Namun sebelum datang bantuan, kedua korban sudah lenyap ditelan laut selatan. Warga yang datang kemudian langsung melakukan pencarian dengan menggunakan perahu dan melakukan penyisiran di sepanjang pesisir pantai Sawarna.
Salah seorang rekan korban, Andika mengatakan, sebelum tenggelam, kedua rekannya itu sempat melambaikan tangan meminta pertolongan. Andika pun langsung berenang untuk memberikan pertolongan. Namun, katanya, karena kuatnya arus dan ombak yang begitu besar, kedua rekannya itu tidak bisa tertolong dan langsung hilang ke dasar lautan.
“Saya sempat memegang tangan salah satu teman saya (Rendi-red), namun arus dan ombak begitu kuat sehingga pegangan tangan terlepas,” kata Andika di lokasi kejadian, kemarin.
Menurut Andika, dirinya tidak menyangka jika akan mendapat musibah seperti itu. Sebelum berangkat untuk berlibur ke Pantai Sawarna pada Senin (16/7) siang, katanya, ia serta rekan-rekannya tidak mendapat firasat apapun. “Tak ada firasat buruk apapun sebelum kami berangkat ke pantai Sawarna,” ujarnya.
Ketua Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) Desa Sawarna, Gojali mengatakan, sebelum terjadinya musibah itu pihaknya serta warga setempat sudah melarang rombongan mahasiswa asal Serang itu untuk berenang di laut. Hal ini karena kondisi cuaca saat itu sedang buruk, dan ombak di lautan sedang ganas. Namun larangan warga tidak digubris oleh para mahasiswa yang sedang kemping di pesisir pantai Ciantir, Sawarna tersebut. “Warga sudah melarang keras mereka (rombongan mahasiswa,red) untuk berenang karena air laut sedang pasang,” kata Gojali.
Gojali meminta pemerintah menyediakan sarana dan prasarana penyelamat di pantai Sawarna, karena hingga saat ini belum ada satupun peralatan rescue (penyelamatan) yang tersedia. Padahal pantai Sawarna sangat ramai dikunjungi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Apalagi beberapa waktu sebelumnya juga terjadi musibah yang menyebabkan tiga pelajar dari Bandung, Jawa Barat, tewas tenggelam di pantai Sawarna. “Saat ini kami hanya menggunakan alat penyelamat seadanya dengan menggunakan perahu nelayan,” ujarnya.
Kapolsek Bayah, AKP Imam Kusbari saat dihubungi membenarkan kejadian tenggelamnya dua mahasiswa asal Serang tersebut. Menurutnya, pihaknya sudah menurunkan petugas kepolisian untuk menyelidiki dan membantu upaya pencarian korban tenggelam di pantai Sawarna itu. (*/rif/bnn)