Wapres: Sedikit PDAM Sehat RESMIKAN AETRA TANGERANG SENILAI Rp 520 Miliar

TANGERANG,SNOL Wakil Presiden RI Boediono menyoroti pentingnya pengelolaan sumber daya air bersih secara baik. Hingga saat ini baru 53 persen penduduk Indonesia yang bisa mendapatkan akses layanan air bersih perpipaan, dari target Millenium Development Goal (MDGs) sebesar 68 persen pada tahun 2015. Sementara dari 300 PDAM di Indonesia hanya seperempat saja yang kondisinya sehat.

Pernyataan itu diungkapkan Wapres Boediono saat meresmikan beroperasinya Instalasi Pengolahan Air (IPA) PT Aetra Air Tangerang, di Sepatan, Kabupaten Tangerang, Rabu (11/7). Pemegang saham Aetra adalah Acuatico Group dan Pemkab Tangerang. Air bersih dari proyek senilai Rp 520 miliar ini untuk melayani masyarakat di lima kecamatan di Kabupaten Tangerang, yakni Pasar Kemis, Sepatan, Cikupa, Balara dan Jayanti.
“Saya harap proyek ini tidak hanya bagus di awal tetapi harus benar-benar bisa melayani masyarakat,” jelas Boediono yang didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto. Wapres disambut Bupati Tangerang Ismet Iskandar, Sekda Provinsi Banten Ir. Muhadi dan Presiden Direktur PT Aetra Air Tangerang Abdulbar Mansoer.
Proyek air minum Tangerang ini merupakan KPS pertama yang beroperasi dari proyek yang ditawarkan pada Infrastructure Summit 2006. Menjadi prioritas utama dari seluruh proyek infrastruktur yang digarap secara kemitraan, seperti jalan tol atau listrik. “Ini merupakan kebutuhan sangat mendasar. Kalau disuruh milih air dan listrik, air dulu yang harus diprioritaskan,” ucap Boediono.
Wapres meminta agar pemerintah daerah lain di Indonesia untuk bisa melakukan hal yang sama, sehingga bisa mendukung target pemerintah Indonesia dalam mencapai Millenium Development Goal (MDGs) tahun 2015 dalam hal target cakupan penduduk yang mendapatkan layanan air bersih perpipaan.
“Target yang diharapkan akan dicapai di 2015 sekurangnya telah 68 persen masyarakat bisa mendapatkan akses aman air. Sedangkan hingga saat 2012 ini baru tercapai  53 persen saja,” jelasnya.
Untuk bisa memenuhi target MDGs setidaknya dibutuhkan anggaran hingga Rp 65 trilun. Pemerintah pusat hanya mampu mengganggarkan sebanyak Rp 35 triliun saja. Untuk itu Wapres berharap peran serta pemerintah daerah provinsi/kota/kabupaten dan swasta.
“Dengan kekurangan dana yang mencapai Rp 30 trilun tidak akan mungkin target MDGs tanpa dukungan dari semua pihak. Saya pikir dengan koordinasilah kita bisa berlarit cepat untuk mewujudkannya,” harapnya.
Boediono juga mengatakan, sebagian besar perusahaan daerah air minum (PDAM) dalam kondisi tidak sehat dan menghadapi masalah yang berlarut-larut. Hal itu sudah diketahuinya sejak bekerja untuk Bappenas dan Kementerian Keuangan. “Dari 300 PDAM yang ada, barangkali yang sehat hanya seperempatnya, sementara sisanya tidak sehat,” kata Boediono.
Wapres menyebut masalah yang dihadapi PDAM memang cukup kompleks, mulai soal manajemen sampai personalia yang tidak mendapat perhatian dari pemerintah daerah. “Padahal PDAM yang bekerja dengan baik dan profesional adalah kunci kelanjutan untuk menyediakan air bersih bagi rakyat kita,” katanya.
Menurut Boediono, pemerintah akan selalu mendukung upaya penyehatan PDAM tapi di sisi lain pemerintah daerah harus meresponsnya dengan benar-benar berniat memperbaiki manajemennya.
Dia mengatakan upaya pemerintah untuk memperbaiki kualitas air minum sudah cukup banyak tapi selalu ketinggalan dari apa yang diharapkan. “Ibaratnya tidak bisa berlari cepat”, katanya.

Tarif Rp 4,5 per Liter

Sementara itu Presiden Direktur PT Aetra Air Tangerang Abdulbar Mansoer mengatakan bahwa IPA yang saat ini tengah diresmikan tersebut memiliki kapasitas sebanyak 900 liter/detik yang akan melayani seluruh masyarakat serta kalangan industri yang berada di 5 Kecamatan di Kabupaten Tangerang.
“Saat ini jumlah pelanggan kami baru mencapai 15 ribu pelanggan serta 61 industri. Dengan kapasitas 75 ribu sambungan yang kami miliki tentunya masih terbuka kesempatan bagi masyarakat atau kalangan industri untuk bisa memanfaatkan pelayanan kami,” jelasnya.
Abdulbar menjelaskan, teknologi pengolahan air Aetra Tangerang menghasilkan air layak minum sesuai standar Departemen Kesehatan dan WHO. Sistem jaringan pipa yang digunakan bersertifikat ‘food grade’ sehingga aman untuk pendistribusian. Sistem jaringan pipa berkualitas ini adalah yang pertama di Indonesia.
“Proyek ini dicanangkan setelah ada Kejadian Luar Biasa diare di wilayah Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang pada tahun 2005 akibat belum tersedianya sistem penyediaan air minum yang memadai,” kata Abdulbar.
Dengan air bersih berkualitas tersebut, biaya yang dikenakan kepada pelanggan rata-rata hanya sebesar Rp4,5 per liter. Nilai tersebut jauh lebih murah bila dibandingkan dengan harga air minum dalam kemasan yang mencapai Rp2000 per liter.
“Proyek ini juga mendukung pemerintah Indonesia dalam mencapai target millenium Development Goal (MDGs), 2015 dalam hal target cakupan penduduk yang mendapatkan layanan air bersih perpipaan,” ujar Abdulbar.(hendra)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.