Distanak Sangkal Data BPS Soal Padi
SERANG,SNOL Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten, Agus M Tauchid menyangkal data penurunan produksi padi yang diliris Badan Pusat Statistik (BPS) Banten. Dia mempermasalahkan data base yang digunakan BPS sebagai acuan.
“Data penurunan angka produksi padi itu disebabkan data dari tiap kabupaten/kota telat masuk. Harusnya pada tanggal 1 Juni sudah masuk ke BPS. Tapi data itu baru masuk pada 10 Mei. Jadi, kami kurang sepakat dengan data yang dirilis BPS,” kata Agus kepada wartawan, akhir pekan kemarin.
Seperti diketahui, produksi padi provinsi Banten tahun 2011 menurun signifikan dibandingkan 2010. Angka Tetap (ATAP) produksi padi Provinsi Banten untuk gabah kering giling (GKG) sebesar 1,95 juta ton, menurun sebesar 98,33 ribu ton atau sebesar 4,80 persen dibandingkan 2010.
Sedangkan untuk angka ramalan (Aram) I pada tahun 2012 diperkirakan produksi padi masih menurun sebesar 12,22 ribu ton atau sebesar 0,63 persen dibandingkan 2011, yakni mencapai 1,94 juta ton GKG. Penurunan produksi itu sangat dipengaruhi oleh dua hal yakni penurunan produktivitas dan penurunan luas panen dibandingkan 2010. Penurunan luas panen padi dipengaruhi oleh penurunan yang signifikan luas panen komoditi padi ladang yang mencapai 41,95 persen dibandingkan 2010 lalu.
Lalu penurunan produktivitas terjadi pada sawah yang menurun hingga 1,77 ku/hektar maupun padi ladang yang menurun hingga 5,13 ku/hektar. Penurunan yang signifikan tersebut juga dikarenakan pada 2010 merupakan pucak produksi. Agus berkilah dengan alasan pada produksi padi tahun 2011 secara nasional mengalami penurunan.
“Itu memang secara nasional terjadi penurunan. Pada Aram III, kami akan melakukan koreksi karena data yang dirilis BPS membuat kami tidak nyaman,” ujarnya.
Disinggung mengenai persiapan bulan puasa, Agus meminta masyarakat untuk tidak khawatir karena produksi padi provinsi Banten masih surplus, shingga masih cukup untuk memenuhi masyarakat selama bulan puasa hingga lebaran tahun ini. “Tidak perlu khawatir, meski pun disebut BPS ada penurunan, produksi padi masih surplus,” imbuhnya. (eman)