Antrian Merak Mulai Terurai
MERAK, SNOL Tambahan lima unit kapal yang melayani penyeberangan Merak-Bakauheuni hanya mampu mengurai kemacetan sekitar 6 kilometer. Kondisi terakhir, Minggu (8/7) sore, antrian truk berada di KM 93 tol Tangerang-Merak, menyusut sekitar 6 KM dari sebelumnya yang berada di KM87.
Hingga kemarin, dua pintu tol di penghujung Pulau Jawa itu, yakni gerbang tol Merak dan Cilegon Barat belum juga dioperasikan. Sedangkan gerbang tol Cilegon Timur sudah bisa dioperasikan, walau kerap terjadi antrian panjang menuju pintu keluar. Demikian juga dua unit SPBU di sekitar kawasan Cikuasa Atas, Merak, Cilegon, Banten.
Siang kemarin, jumlah penumpang juga terlihat berbeda dari biasanya. Akhir pekan batas akhir liburan sekolah membuat jumlah penumpang arus balik di Pelabuhan Merak juga melonjak.
Berdasarkan data yang didapatkan dari PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Utama Merak, terjadi peningkatan jumlah penumpang dan kendaraan pribadi yang signifikan. Jumlah penumpang naik menjadi 34.430 orang, yang sebelumnya hanya sebanyak 32.940 orang. Sedangkan Kendaraan pribadi naik dari biasanya 1.200 menjadi 3.156, sementara jumlah bus meningkat jadi 400 dari biasanya 210. Bila dirata-rata kenaikan mencapai 130 persen. Namun kondisi itu tak mempengaruhi antrian truk yang ada.
Kemacetan yang hampir sebulan tak kunjung selesai melahirkan berbagai keluhan dari berbagai pihak. PT Marga Mandala Sakti (MMS) mengeluhkan kerugian ratusan juta, bahkan miliaran akibat kemacetan yang terjadi. Karena itu pihaknya juga meminta PT.ASDP agar segera menyelesaikan kasus itu.
Manager Pelayanan Lalu Lintas dan Informasi Oprasional PT MMS Tol Tangerang – Merak, Supardjiono saat dihubungi menyatakan, kerugian PT MMS bukan hanya pada kerugian finansial, namun juga berimplikasi terhadap lingkungan kawasan jalan tol yang tercemar. Lantaran, para sopir yang terjebak di jalan tol itu kebanyakan membuang hajatnya sembarangan meski telah difasilitasi jamban fortable.
“Selama ini yang menyediakan toilet hanya dari pihak kami (PT MMS, red). Sementara dari pihak PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Utama Merak, tidak pernah membantu fasilitas. Baik itu toilet maupun pemberian nasi bungkus kepada para sopir,” kata Aji, panggilan akrabnya.
Pihaknya juga menyatakan, kondisi itu bukan kali pertama terjadi dan sudah sering. Bahkan belakangan termasuk rutin. Sebagai perusahaan BUMN, meskinya PT ASDP sudah memikirkan dampaknya terhadap pihak-pihak yang dirugikan. Karena katanya, akibat truk yang terus mengular hingga masuk ke jalan tol itu, mengakibatkan struktur fisik jalan tol rusak. Selain itu, kemacetan juga menghambat perbaikan Jalan Tol disepanjang Jalur Tangerang-Merak, yang direncanakan bisa digunakan pada musim mudik tahun ini.
“Akibat truk yang ngetem dengan membawa beban puluhan ton, aspal jalan tol menjadi bergelombang. Itu tentunya membutuhkan perbaikan lagi,” tandasnya.
Pihakya juga merasa heran dengan dalih PT ASDP Merak yang beralasan persoalan itu akibat kurangnya armada Kapal Ro-ro. Seolah tak ada solusi untuk mengurai kemacetan yang terus-terusan terjadi. “Bilangnya kapal selalu kurang. Alasan itu dipakai ASDP sejak kepala cabang sebelumnya (La Mane, red). Masa sudah diganti baru kepala cabangnya alasannya tetap sama. Kami harap segera atasi kemacetan ini,” tandasnya.
Sementara Kepala Cabang PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Utama Merak, Supriyanto mengaku telah berusaha keras untuk mengurai kemacetan panjang tersebut. Bahkan katanya, saat ini jumlah kapal yang beroperasi telah bertambah menjadi 26 unit. “Memang beberapa kapal masih banyak yang docking. Saat ini antrean sudah terurai di sekitar KM 93,” ujarnya.
Disinggung tentang keluhan yang disampaikan PT MMS, Supriyanto malah balik bertanya. “Kalau minta kerugian siapa yang mau ganti, selama ini kita belum ada perjanjian,” kilah Supri, seraya mengatakan jika pihaknya dengan PT MMS belum memiliki MoU (Memorandum of Understanding) terkait ganti rugi atau apapun.
Sebelumnya diprediksi, kemacetan Merak akan terurai pada akhir pekan kemarin. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatikan (Dishubkominfo) Provinsi Banten, Husni Hasan memperkirakan hal itu. Prediksi itu menyusul sudah bisa dioperasikannya lima kapal yang sebelumnya docking serta satu kapal tambahan dari Kementerian Perhubungan untuk mengangkut penumpang akibat peningkatan kendaraan pribadi. “Diperkirakan dalam dua hari ini, kemacetan di Merak akan terurai,” kata Husni. (man/zal/jpnn)