Ridho Fadillah, Penari Cilik Bujang Ganong Reog Ponorogo
Umurnya memang baru 9 tahun, tapi coba tantang Ridho Fadillah menari bujangganong, salah satu jenis dari Reog Ponorogo. Fadil, panggilan akrabnya akan dengan lincah menarikannya di hadapan orang banyak. Semakin banyak yang menonton aksinya, atraksinya pun akan semakin lincah.
Fadil termasuk anak termuda di Paguyuban Among Mitro Narto, namun gerakan tubuhnya sudah seperti penari profesional. Hentakannya mampu menyamai alunan gamelan dan gendang para pemusik profesional.
Seperti saat dia tampil di Tangcity Mall Kota Tangerang. Dengan bertopeng ala penari Reog Ponorogo, Fadil tidak sungkan melompat, jungkir balik, hingga berjalan menggunakan dua tangannya. Pantaslah aksinya itu langsung membuat gemuruh tepuk tangan para penonton yang hadir.
Dia pun tidak merasa kegerahan dengan topeng berambut pirang yang harus dipakainya selama berjam-jam. Banyaknya mata yang menyaksikan dia menari, sudah menjadi energi tersendiri yang berhasil didapatnya.
Ternyata bakat menarinya itu tidak dimunculkannya instan. “Aku sudah menari dari umur enam tahun, diajakin sama bapak,” katanya polos.
Fadil pun tidak takut cidera atau terjatuh ketika latihan menari ataupun saat pentas. Padahal Fadil harus melakukan gerakan melompat, koprol, hingga berjalan hanya menggunakan kedua tangannya saja. Bocah yang mempunyai hobi menari dari bapaknya itu memang sudah bertekad untuk mengenal dan mencintai kesenian dan kebudayaan sejak dini.
“Seru banget kok, aku enggak ngerasa takut apalagi grogi, kan sebelumnya latihan dulu,” tuturnya.
Fadil membantah adanya ritual mistis sebelum atau saat menari. Baginya proses latihan yang serius adalah kunci suksesnya bisa menari mengagumkan seperti saat ini. Makanya, jadwal menari Fadil bersama Paguyuban Among Mitro Narto bisa dikatakan sangat padat. Bukan sekali itu saja, Fadil tampil di depan umum menghibur para penggemarnya. Penari cilik yang sudah tampil sejak tiga tahun lalu itu memang sudah sering menari berkeliling Jabodetabek.
Terakhir, April lalu dia menjuarai lomba tari se Kabupaten Tangerang tingkat sekolah dasar. “Waktu itu aku juara dua. Itu gelar pertama yang aku dapat,” akunya.
Menurutnya tak mengapa jika baru pertama gelar juara yang diraihnya, namun yang terpenting adalah dia bisa menghibur para pecinta tari khas Indonesia, khususnya Ponorogo.(pramita/jarkasih)