Tiket Dijual Lagi, Stadion Tidak Full Saat Inggris vs Prancis

Duel Inggris v Prancis termasuk salah satu big match pada matchday 1 babak penyisihan grup  Euro 2012, disamping duel Jerman v  Portugal (grup B) dan Spanyol v Italia (grup C). Namun, itu bukan jaminan Stadion Donbass Arena, Donetsk tempat pertandingan itu digelar, penuh.
Beberapa sektor dari tribun penonton di stadion kandang klub Shaktar Donetsk itu tampak kosong. Sehingga, di antara dominasi warna putih dan biru –masing-masing warna khas timnas Inggris dan Prancis—yang dipakai para suporter dua tim yang bertanding Senin (11/6) itu, terselip blok warna oranye, warna kursi tribun di Donbass Arena.
Wartawan koran ini yang menyaksikan langsung pertandingan yang berakhir imbang 1-1 itu memperkirakan hanya 75 persen dari kursi di stadion berkapasitas 50 ribu penonton itu terisi. Artinya, duel kemarin itu disaksikan sekitar 40 ribu penonton saja.
Akibat ada beberapa sektor yang tidak penuh, saat pemandu acara meminta penonton melakukan gerakan Euro Wave (gerakan khas penonton sepak bola di stadion yang saling menyambung hingga seperti gerakan gelombang laut, Red), terlihat kurang indah. Ini karena, gerakan gelombang itu terputus, akibat ada sektor yang tidak ada penontonnya.
Padahal, satu hari menjelang duel itu, status penjualan tiket UEFA lewat internet sudah dinyatakan ditutup. Artinya, tiket sudah terjual habis. Tiket sempat sudah dinyatakan habis seminggu menjelang pertandingan. Namun, kira-kira 3 hari menjelang pertandingan, status tiket berubah menjadi ada. Lalu, kembali habis pada H-1.
Faktanya, saat pertandingan digelar, penonton stadion tidak penuh. Berarti ada yang sudah membeli tiket, tapi tidak jadi datang ke  untuk menonton.
Memang begitulah adanya. Wartawan koran ini menemukan sendiri, orang yang memiliki tiket lebih, lantas mau menjualnya.  Dan, wartawan koran ini beruntung mendapat tiket yang dijual kembali dengan harga lebih murah. Bahkan, hanya separoh harga.
Wartawan koran ini tidak termasuk yang mendapat akreditasi dari UEFA sebagai peliput resmi kejuaraan sepak bola terbesar setelah Piala Dunia ini. Karena itu, untuk nonton pertandingan, harus membeli tiket masuk.
Saat berada di Donbass Arena itulah, wartawan koran ini mendapat tawaran tiket yang dijual di luar loket resmi. Padahal, loket tiket saat pertandingan berlangsung hanya melayani yang sudah pesan lewat internet.
Sore itu, setidaknya ada empat kali ada yang menawari untuk mengganti tiket mereka. Yang menawari pun berasal dari berbagai negara. Satu dari orang Maroko, dua dari Russia, dan satu lagi dari Mongolia.
Yang dari Maroko menawari tiket dengan harga lipat dua. Dari Rusia, satu menawari dengan harga tiket lebih mahal dari harga resmi, satu lagi harga sesuai dengan yang tercantum di tiket. Mereka semua beralasan menjual tiket kembali karena salah satu teman yang akan nonton di Donetsk tidak jadi datang. Namun, wartawan koran ini masih ragu untuk membeli. Khawatir tiket itu palsu. Selain juga harganya berlipat dari aslinya.
Lalu, datanglah orang keempat yang mendatangi wartawan koran ini. Wajahnya khas Asia Timur, ngomongnya pun demikian. Pria yang kemudian memperkenalkan diri bernama Khorloo itu menawarkan tiket katagori utama kepada wartawan koran ini. Yang menarik harganya cuma separoh harga dari aslinya. Tiket senilai 120 euro (sekitar Rp 1,5 juta) ditawarkan cuma 60 euro.
Karena murah, wartawan koran ini jadi ragu. Khorloo yang asli Mongolia itu pun menyakinkan dengan mengatakan, bahwa nanti akan masuk sama-sama, dan duduk berdampingan di stadion. Dia lantas bercerita, awalnya akan nonton Euro berempat dari Mongolia.
Namun, salah satu temannya yang bernama Yamaaranz Tuvdendorj batal berangkat ke Ukraina. Tiket Tuvdendorj itulah yang dijualnya separo harga. “Supaya tiketnya tidak sia-sia saja. Saya tidak mencari untung,” jelas dia.
Naluri wartawan koran ini mengatakan bahwa pria asal Mongolia ini bisa dipercaya. Beda dengan pria asal Rusia yang juga menawarkan tiket. Lebih-lebih, Khorloo dengan ringan menyuruh tiket dipegang wartawan koran ini, meski belum membayar. “Bayarnya nanti kalau sudah di stadion saja,” ujar dia.
Benar. Tiket itu ternyata asli. Wartawan koran ini pun bisa masuk Donbass Arena dan menyaksikan bagaimana dua pemain asal klub Manchester City bergantian masing-masing mencetak gol untuk negara masing-masing. Joleon  Lescott untuk Inggris dan Samir Nasri untuk Prancis. Sungguh, wartawan koran ini merasa bersyukur telah bertemu Khorloo dan dapat tiket katagori utama dengan harga relatif murah! (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.