Semarak Kompetisi Angklung ala Guru-guru TK

Berkebaya dan memainkan angklung. Serasa membuat seluruh penontonnya berada di pagelaran berciri khaskan Jawa Barat. Nyatanya, pagelaran angklung itu berada di atas Grand Atrium Metropolis Town Square (Metos), dalam Festival Hari Pendidikan Nasional oleh IGRA Kota Tangerang, Sabtu (5/5).
Alunan lagu wajib Ibu Kita Kartini mengalun merdu oleh ketukan alat musik yang terbuat dari bambu itu. Lagu kedua pun dibebaskan, sebanyak 8 grup dari masing-masing kecamatan, beranggotakan guru-guru Raudhatul Athfal (RA) atau TK itu berlomba-lomba sekompak mungkin memainkan angklung yang berada di tangan mereka.
Masing-maisng grup mampu tampil maksimal untuk mewakili kecamatannya. “Ini kompetisi angklung pertama kali yang kami buat, dan itu terinspirasi dari anak-anak kami di RA,” ujar Mas Siti Efi Andayani, Sekretaris Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kota Tangerang.
Jumlah anggota tiap tim pun beragam, tergantung berapa oktaf yang akan dimainkan. Misalnya saja, sang pemenang IGRA dari Kecamatan Pinang dengan memainkan tiga oktaf. Tidak tanggung-tanggung 24 guru memainkan angklung dalam satu tim.
“Namun mayoritas hanya dua oktaf saja, yaitu terdiri dari 16 tim satu orangnya,” ujar Efi. Dia pun mengatakan, persiapan pun terbilang singkat, hanya dua minggu saja untuk masing-masing grup. Namun tetap saja, penampilan guru-guru TK itu memikat ratusan penonton yang berada di mal tersebut.
“Ini jadi percobaan kami kedepannya, rencananya tahun depan kami akan melaksanakan kompetisi yang sama,” kata Efi. Sebelumnya, sekitar 80 guru tersebut hanya melatih anak didiknya saja, tidak terfikir akan mereka yang tampil sebegai peserta lombanya.
Namun, berbekal keinginan para guru ingin merambah ke jalur tradisional sebagai alternatif perlombaan, kompetisi angklung dipilih sebagai jenis kompetisi berikutnya.
Selain angklung, kompetisi lain pun digelar oleh IGRA, pada Festival Hari Pendidikan Nasional tersebut, perlombaan seperti qosidahan dan fashion show berbusana daerah pun digelar organisasi yang menghimpun sekitar 1.500 guru RA atau TK itu. Angklung dijadikan media tumbuh kembang bakat guru, anak, dan memberikan apresiasi kepada guru-guru IGRA untuk mengembangkan bakat mereka. “Selain perlombaan untuk guru, kami pun rutin mengadakan berbagai acara yang melibatkan ribuan murid RA kami se Kota Tangerang,” katanya.(mita/susilo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.