Nikmatnya Roti Cane Pasar Lama Tangerang
ANDA salah satu penyuka kudapan kuliner ala India? Roti Canai atau biasa dikenal Roti Cane, mungkin tak asing lagi di telinga.Di Tangerang, roti itu bisa kita jumpai di kawasan Pasar Lama Jalan Kisamaun, Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.
Ya, kawasan Pasar Lama merupakan bagian dari potret sejarah Tangerang tempo dulu. Kini, kawasan tersebut dijejali pertokoan dan penjaja makanan dengan beragam menu makanan, salah satunya Roti Cane.
Letaknya ada di simpang tiga menara jam, berseberangan dengan lapak penjual bunga Toko Vivi. Pedagangnya adalah sepasang suami isteri yang merupakan keturunan India tulen.
Mereka menjajakannya menggunakan gerobak dorong yang sengaja diparkir di depan pertokoan. Pelanggannya cukup banyak, mayoritas dari sekitaran Tangerang.
Roti Cane dijual Rp 8.000-20.000 per porsi. Bentuknya bulat dan pipih menyerupai pizza. Dari segi tekstur, roti ini tidak jauh berbeda dengan roti tawar biasa, sebab bahan yang digunakan untuk pembuatan roti ini sama.
Tapi roti ini memiliki aroma berbeda, karena dalam penyajiannya dipanggang, sehingga tercium aroma sedap yang keluar. Cara menyantapnya pun lain, yakni dengan cara disobek lalu dicelupkan ke dalam kuah Kari Ayam atau Kambing.
Akan lebih nikimat, jika ditambah acar. Yakni kudapan yang berkomposisi irisan bawang merah dan mentimun segar. Acar ditabur di atas roti kemudian digulung lalu dicelupkan ke kuah, hmm…pasti nikmat.
Kedai ini menjual beragam jenis Roti Cane. Bukan hanya yang menggunakan kuah Kari. Tapi juga ada Roti Cane stroberi, dan juga martabak. Khusus martabak, tidak jauh beda dengan martabak goreng asal bangka. Hanya saja rasanya dominan bawang dan daging cincang. Martabak itu dipotong seperti dadu.
Krispinya Martabak India
Martabak India diisi dengan bumbu kari ala India yang manis dan asin plus potongan kentang dan daging pilihan. Rasa bumbu kari India tak akan ditemui di penjual martabak biasa.
Karena berbumbu kari India, daging kambing sangat tepat digunakan sebagai salah satu isian martabak. Ia menceritakan, konon setelah masuk ke Indonesia, masakan India ini dimodifikasi seperti martabak lokal, sehingga penggunaan daging sapi dihalalkan dalam makanan ini. Sebab, di India sapi termasuk binatang suci dan diharamkan untuk dimakan.
Dengan menggunakan tepung gandum plus tepung beras pilihan, jajanan ini menyajikan sensasi tersendiri ketika digigit. Cita rasa renyah dan gurih yang cukup dominan pada kulit martabak membuat pelanggan Martabak India ketagihan.
Harganya bervariasi untuk kuliner ini. Martabak India biasa dihargai Rp 7000, sementara martabak super dibanderol Rp 10 ribu, sedangkan spesial dipasang harga Rp 15 ribu dan harga Rp 25 ribu dipatok untuk martabak super power. Pelanggan paling banyak datang saat weekend. Sedangkan pada hari-hari biasa, jam makan siang dan makan malam adalah waktu tersibuk.(mg2/susilo)