Pelaku Diduga Punya Kunci Ganda

TANGERANG Pelaku pencurian di ruangan Kepala Bagian (Kabag) Pemeritahan Kota Tangerang, Selasa (6/3) diduga sudah mengetahui situasi yang diincarnya. Hal ini dilihat dari tidak adanya tanda-tanda bekas kerusakan, baik engsel pintu dan jendela. Pencuri kemungkinan mengetahui betul situasi dengan menyiapkan kunci ganda untuk membukan ruangan itu.
Bahkan satpam yang berjaga dan selalu berkeliling di areal Puspemkot setiap satu jam sekali tidak ada yang mencurigai tindak pencurian itu. Sebab, saat kejadian, pintu ruangan itu pun ditutup rapat. “Kalau pun berjaga kami tidak sampai memeriksa satu persatu ruangan. Karena setelah jam kantor usai, ruangan biasanya dikunci pegawai masing-masing yang terakhir keluar ruangan. Setiap malamnya, kami berjaga 7 orang dan keliling areal gedung setiap sejam sekali,” terang salah satu satpam yang enggan disebutkan namanya ini.
Dia juga mengaku janggal dengan aksi pencurian ini. Apalagi, dari olah tempat kejadian perkara (TKP), didapati bahwa pelaku sempat berdiam cukup lama di dalam ruangan dan melakukan aktifitasnya begitu leluasa. “Kalau ada suara gaduh, pasti petugas juga curiga, yang kami pertanyakan tidak ada suara gaduh atau tanda-tanda mencurigai,” kata petugas menambahkan.
Wakil Walikota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan akan segera mengeluarkan surat edaran (SE) tentang pelarangan menyimpan uang tunai di dalam kantor pemerintahan manapun di Kota Tangerang.
“Kejadian ini sangat memukul kami. Saya bersama Walikota sudah mengevaluasinya. Ke depan, tidak akan ada lagi uang tunai yang disimpan di dalam gedung pemerintahan. Semua uang untuk dana apapun yang akan diberikan langsung akan diberikan dalam bentuk cek,” kata Arief kepada Satelit News, kemarin.
Terkait dengan sistem keamanan, pihaknya juga telah meminta pihak ketiga pemenang tender keamanan agar segera mengevaluasi kerja anak buahnya. Sebab, soal sistem pengamanan sudah tertuang dalam kontrak antara pemerintah dengan pihak ketiga tersebut. “Harusnya tidak ada kejadian ini, sebab, keamanan sudah punya standar operasi pelaksanaan untuk pengamanan gedung seluas ini. Ini juga akan kami evaluasi melalui Asda (Asisten Daerah) III,” ungkapnya.
Disinggung apakah pihaknya akan memberikan sanksi kepada pegawai yang dianggap lalai dengan menempatkan uang tunai begitu besar di ruangan, Arief belum mau bertindak sejauh itu. Sebab, proses dari kepolisian masih berlanjut. “Kita serahkan dulu semua urusan ini kepada polisi. Kalau nanti perlu ada evaluasi kerja dan kinerja akan kami lakukan langkah lebih tepat. Yang jelas, ke depan peristiwa ini harus jadi perhatian semua orang yang bekerja di pemerintahan,” singkatnya.
Ditanya lagi apakah tidak ada sistem pemantauan melalu kamera CCTV dan juga pengawas yang ditempatkan di ruangan pemantau, Arief menegaskan bahwa hal itu sudah dilakukan. Hanya saja, akunya, di setiap ruangan, khususnya ruangan yang digunakan oleh kepala bagian di lingkup pemerintahan yang berkantor di Puspemkot Tangerang tidak dilengkapi kamera CCTV. “Kami akui kami lemah dalam hal ini. Tapi, sudah ada petugas keamanan yang harusnya lebih sigap berjaga. Sekali lagi, kami juga akan mintai pertanggungjawaban dari pihak keamanan,” tandasnya.
Sementara itu, Kabag Pemerintahan Kota Tangerang Unggul Wibowo mengutarakan, penempatan uang tunai di ruangannya memang bukan tanpa alasan. Selain uang itu butuh dipecah nominalnya sesuai dengan dana stimulan yang diterima masing-masing RT/RW, juga untuk memudahkan pembagian. “Biasanya tidak ada masalah. Ini musibah. Kami juga berharap polisi bisa mengungkapnya,” singkatnya. (pane/deddy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.