Persempit Gerak Teroris di Tangsel, Kontrakan dan Kosan Dirazia
CIPUTAT, SNOL Ruang gerak pelaku terorisme terus dipersempit di Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Salah satu caranya melakukan operasi yustisi. Sasarannya, kontrakan dan kos-kosan. Wakapolsek Ciputat Ajun Komisaris (AKP) Prayitno menyebut Tangsel rawan jadi persembunyian teroris.
Kota dengan tujuh kecamatan ini kerap kali dijadikan lokasi persembunyian teroris. Seperti penembakan dua tersangka teroris oleh Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri di kediaman dr Fauzi, Pamulang Barat, dan penangkapan di ruko warnet Multi Plus, Pamulang.
“Memang sejumlah pelaku teroris ditangkap dan bersembunyi di Kota Tangsel. Untuk itu, kita persempit ruang geraknya dengan mendata penduduk pendatang,” kata Camat Ciputat, Deden Juardi, saat pelaksanaan operasi yustisi yang digelar bersama kepolisian.
Selain untuk mempersempit pergerakan pelaku teroris, kata dia, pendataan pendatang baru yang tidak mempunyai pekerjaan tetap juga dilakukan. Kenapa? Karena, kata Deden, kondisi ini hanya akan menambah pengangguran. “Memang biasanya banyak pendatang setelah lebaran untuk mencari pekerjaan. Yang tidak jelas tujuannya, akan kita pulangkan ke daerah asalnya,” katanya menjelaskan.
Wakapolsek Ciputat Ajun Komisaris (AKP) Prayitno, menambahkan, pihaknya memang mencurigai masuknya pelaku terorisme di kecamatan Ciputat. “Kita lakukan ini untuk keamanan, agar pelaku terorisme dapat diantisipasi serta geraknya dipersempit,” ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Tim Densus 88 Anti Teror Polri menangkap dua terduga teroris terkait dengan kelompok Muhammad Thoriq, pelaku teror bom di Beji, Kota Depok, Jawa Barat. Penangkapan dilakukan di depan masjid Al Gofur, Jalan Parigi Lama, Jombang Raya, Bintaro Sektor IX, sekira pukul 13.00 WIB. Kedua orang yang ditangkap, yakni AA alias Jody (33) beralamat Jalan Tanah Sereal Nomor 16, Tambora Jakarta Barat, dan SA alias Abay (30) beralamat di Jalan Jombang Raya Nomor 28, Pondok Pucung, Pondok Aren, Kota Tangsel.
Teroris Ditangkap di Bekasi
Dari Bekasi dilaporkan, Tim Densus 88 Anti Teror kembali mengamankan satu terduga teroris pada Senin (17/9) di Tambun, Bekasi. Terduga teroris tersebut berinisial AR. Ia diduga masuk dalam jaringan teroris Depok, Thorik cs. “Penangkapan ini juga pengembangan dari keterangan Thorik,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen (Pol) Boy Rafli Amar di kantor Humas Polri, Jakarta Selatan, Selasa (18/9).
AR diamankan setelah sebelumnya, polisi mengamankan A alias J dan A alias S di Bintaro, Tangerang Selatan, pada Senin siang pukul 13.00 Wib. Keduanya diduga kuat membantu Thorik cs menyimpan perlengkapan dan material bahan pembuat bom rakitan. Dalam penangkapan itu, polisi menemukan sejumlah material bahan pembuat bom di antaranya Urea 1 kilogram, blek powder 3 kilogram, gotri kecil 1/4 kilogram, paralon, baterai 9 dan 12 volt, transitor, switching dan wadah tempat campur bahan kimia, ponsel dan beberapa perlengkapan lain. “A alias J memang yang selama ini masih dicari. Sementara dua rekannya AR dan A alias S saat ini masih diperiksa untuk diketahui dugaan keterlibatannya,” papar Boy.
Meski telah mengamankan tiga orang ini, kata Boy, pihaknya masih melacak dua buronan kelompok Thorik cs yang diduga juga terkait perencanaan bom di Beji, Depok. (irm/jpnn/one/bnn)