Pengelola SPBU Was-was
TANGERANG,SNOL Sejumlah pengelola SPBU di Kota Tangerang was-was terkait rencana Pertamina yang akan memasang alat pendeteksi atau program sistem monitoring dan pengawasan (SMP) di SPBU se Jabodetabek.
Kebijakan tersebut dirasa memberatkan, sebab akan merugikan pengusaha SPBU. Manager SPBU 34-15101 Babakan, Kosasih mengatakan, jika kebijakan pemasangan alat pendeteksi di mesin pengisian BBM benar-benar direalisasikan pada Juli mendatang, hal itu dirasa akan mengurangi omset SPBU nya.
“Cara kerjanya itukan mesin pendeteksi akan berhenti mengeluarkan bensin jika dalam satu mobil mengisi langsung lebih dari 20 liter. Jadi jika satu mobil atau kendaraan besar biasa mengisi 25 liter, ya kami merugi lima liter untuk tiap satu mobilnya,” tutur Kosasih, Rabu (20/3).
Misalnya seperti kendaraan pribadi. Bila biasanya mereka mengisi Rp 100 ribu untuk 22 liter jenis Premium, seandainya kebijakan SMP diberlakukan, maka mobil tersebut hanya bisa mengisi sebanyak 20 liter atau sekitar Rp 90 ribu saja. Hal ini berarti, SPBU akan merugi Rp 10 ribu untuk satu mobilnya.
Meski omsetnya kemungkinan akan berpengaruh dari pengguna mobil pribadi, dia mengungkapkan potensi kerugian dari angkot yang biasa mengisi antara 5-10 liter tidak akan terjadi. “Mungkin kami akan terbantu dengan pelanggan sopir angkot,” tambahnya.
Meski sudah terbayang kerugian di depan mata, hingga kini Kosasih mengaku belum mendapatkan pemberitahuan dari Pertamina. Dia pun berharap agar sosialisasi dari jauh hari sudaj dilakukan, sebelum kebijakan tersebut benar-benar dilaksanakan.
Sementara Humas PT Pertamina (Persero) Region III, Susi Prasetya menjelaskan, kebijakan SMP sendiri masih dalam proses lelang alat. “Masih tender,” pungkasnya. (pramita/made)