Bisnis Lilin ‘Raksasa’ Untung Besar
TANGERANG,SNOL Menjelang perayaan tahun baru Imlek, pengrajin lilin di http://robertafacchini.com/buy-levitra-on-the-internet Tangerang kebanjiran order. Tingginya permintaan terhadap salah satu perlengkapan sembahyang ini membuat para pengusahanya mampu meraup untung besar. Bahkan ada yang mengklaim bisa memiliki omzet hingga miliaran rupiah.
Sebut saja bisnis lilin milik Can Yau Seng (60) yang berada di kawasan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Sudah sejak 6 bulan lalu mereka telah mulai membuat dan only today memperoleh pesanan lilin khusus berukuran raksasa yang bisa mencapai tinggi hingga 1,8 meter untuk Imlek memenuhi pesanan pelanggan.
“Jadi kami sudah stok dari jauh-jauh hari. Kalau gak, bisa keteter. Sejak bulan Agustus tahun lalu kami sudah mulai produksi,” ungkap pria yang akrab disapa Koh Aseng ini.
Menurut Koh Aseng, di Imlek kali ini dirinya kebanjiran pesanan yang datang tidak hanya dari wilayah Tangerang saja, tetapi juga dari Jakarta hingga kota-kota lainnya. “Kami telah menyelesaikan pesanan ratusan lilin ukuran 1.000 kati (1 kati = 6 ¼ ons) serta ribuan lilin dengan ukuran 100 kati,” jelasnya.
Koh Aseng menjelaskan, bisnisnya ini telah ia rintis sejak belasan tahun lalu. “Usaha lilin ini sudah saya jalani sejak tahun 2002. Tapi untuk lilin ukuran 1.000 kati ini baru saya lakoni sejak tahun 2005, hasilnya lumayan. Saya sudah mempunyai langganan tetap,” ujar pria keturunan Pontianak ini.
Pembuatan lilin raksasa ini sendiri tidak serta merta mudah dilakukan, dimulai dengan mencairkan bahan baku lilin di dalam drum raksasa selama kurang lebih 3 jam hingga bahan baku encer. Kemudian tahap selanjutnya adalah pencampuran bahan baku dengan pewarna merah, hingga pencetakan dan pengerasan lilin cair yang dilakukan di tabung-tabung dengan ukuran bervariasi. “Biasanya pembeli meminta untuk dituliskan falsafah dan keberuntungan untuk keluarga dan bisnis di lilin yang mereka pesan,” jelasnya.
Menurut Koh Aseng, proses pembuatan mulai dari bahan baku hingga menjadi lilin siap pakai membutuhkan waktu hingga 1 minggu. “ Tapi dengan sistem estafet, dalam seharinya kurang lebih kami dapat memproduksi 1-2 lilin dengan berat 1.000 kati, serta puluhan lilin 100 kati atau yang berukuran lebih kecil,” ujarnya.
Koh Aseng menambahkan, lilin yang diproduksi para pengrajinya yang berjumlah 40 orang ini, memiliki ukuran yang bervariasi. Tak heran, harga yang ditawarkan juga beragam, mulai dari Rp 14 ribu sampai Rp 12 juta untuk lilin raksasa dengan ukuran sampai 2 meter dengan berat 1.000 kati.
Larisnya penjualan lilin raksasa menjelang tahun baru Imlek ini karena menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, penyalaan lilin di tahun baru Imlek memiliki arti tersendiri.
“Menurut kepercayaan si pembeli atau pembakar, ini buat keberkahan, rejeki, jodoh, serta penerangan di dunia akherat. Semakin besar dia pasang lilinnya, semakin besar juga rejekinya.” tutur Koh Aseng. (mg5/hendra)