Gurihnya Nasi Liwet Sukabumi….
IDENYA membuka warung ini sangat sederhana. Hanya untuk mengingatkan kebiasaan warga di tataran Sunda menyediakan nasi liwet saat kumpul-kumpul bersama kawan maupun kerabat mereka. Begitulah mulanya Dra. Enny Suryani membuka Saung Liwet, di Kawasan Taman Jajan Jalan Hasyim Ashari, tepatnya di depan RS Usada Insani, Cipondoh, Kota Tangerang.
Namun, nasi liwet yang disajikan Saung Liwet milik Enny ini sedikit menawarkan cita rasa yang berbeda. Letak perbedaannya, pada komposisi dan http://aa-kenya.or.ke/canadian-healthcare inovasi racikan nasi liwet yang dibuatnya. Yakni, selain ciri khas ikan terinya, didukung juga dengan daun singkong, cabe merah dan hijau segar, dan minyak sayur ikan peda yang semakin membuat nikmat menu spesial di saung ini.
Dengan racikan itu, sekali mencoba pasti bikin ketagihan. Seperti ketagihannya si pemilik warung makan di best way to use viagra awal ia mengenal nasi liwet khas Sukabumi tersebut. Sebab, komposisinya tidak seperti nasi liwet kebanyakan di tataran Sunda. “Karena ketagihan, akhirnya saya mulai membuatnya di rumah saat kumpul arisan dan kumpul keluarga,” kata Enny.
Saking seringnya menyedikan nasi liwet saat kumpul-kumpul, lama-kelamaan wanita yang bergerak di bidang usaha kuliner ini mulai kebanjiran pesanan dari tetangga, kerabat, maupun koleganya untuk membuat nasi liwet. “Karena minatnya tinggi, akhirnya saya buka warung makan khusus nasi liwet ini. Dimana, kini setiap orang bisa makan nasi liwet tanpa harus menunggu kumpul-kumpul,” katanya lagi.
Diakui Enny, biasanya liwet ini hanya ada di pedesaan, atau kalangan santri di pesantren. Tapi, kebiasaan menyantap nasi liwet ini hanya pada waktu-waktu tertentu saja, dan tidak setiap hari bisa menikmati nasi liwet tersebut. “Nah, di saung liwet ini, setiap hari kami selalu sediakan nasi liwet lengkap dengan menu khas Sunda maupun Betawi lainnya,” tandasnya.
Bagaimana soal menu pendukung lain bagi nasi liwet yang sudah gurih tersebut? Pemilik warung makan ini pun menjelaskan, untuk kelengkapan rasa dari nasi liwet buatannya, ada menu tambahan yang disediakan. Yakni, ikan peda, tahu, tempe , lalapan sampai sayur ayam kampung kuning. “Untuk menu komplit ini, kami hanya menjajakannya Rp14.500 saja,” singkatnya.
Tertarik untuk mencoba menu di warung makan yang baru buka dua bulan namun sudah penuh pengunjung ini. Nampaknya, di akhir pekan ini, tidak ada salahnya Anda bisa mencoba menu di warung yang juga dibuat dengan suasana pedesaan tersebut. “Yang utama lagi, semua menu kami tidak menggunakan MSG (penyedap rasa buatan),” tandasnya.
Tetap Nikmat Tanpa MSG
Saat mencicipi pertama kali menu makanan di Saung Liwet, pelanggan tentu tidak pernah menyangka bahwa masakan yang disajikan di rumah makan khas Sunda-Betawi ini bebas dari MSG (penyedap rasa buatan). Sebab, hampir setiap masakan berasa gurih dan nikmat. “Rasa gurih pada makanan, memang kerap dihubungkan dengan penyedap makanan buatan instan yang banyak dipromosikan dan diiklan-kan di media-media massa. Tapi di Saung Liwet ini, semua makanan tidak ada yang pakai MSG. Semuanya dengan penyedap alami,” jelas Enny.
Menurutnya, keputusannya tidak menggunakan MSG pada resep makannya tentu beresiko tinggi. Selain makanan akan kurang gurih dan nikmat, tentu tidak semua lidah pemburu kuliner terbiasa dengan makanan tanpa MSG tersebut. “Tapi, kami tidak kehabisan cara agar rasa makanan kami tetap guruh dan sedap,”tuturnya.
Makanan yang tidak ber-MSG lebih lanjut Enny menjelaskan, tentu sangat baik bagi kesehatan. Bahkan, bagi anak-anak, makanan yang tanpa MSG ini disarankan untuk tumbuh kembang otak dan kesehatan anak-anak. “Banyak pelanggan yang sengaja membawa anaknya ke sini karena tidak ada MSG-nya,” singkatnya.
Ahmadi (32), salah satu pelanggan yang ditemui Satelit News di Saung Liwet membenarkan rasa nikmat dan guruh pada setiap menu yang disajikan di Saung Liwet. Pelanggan yang kerap datang pada jam makan siang kemarin mengaku ketagihan menyantap menu-menu di sana , meski tanpa penyedap rasa buatan. “Tetap gurih kok makanannya,” sebut Ahmadi.
Bahkan, karena terjamin kesehatannya, pengusaha mebel di bilangan Cipondoh ini pun kerap memesan beberapa menu di Saung Liwet untuk acara-acara keluarga dan kerabatnya. “Beberapa kali sata pesan untuk acara keluarga, terutama nasi liwet, ikan peda, dan sayur ayam kampung kuningnya,” imbuhnya.
Coba Juga Menu Khas Betawi
Meskipun nama warung makan ini sangat kental dengan Sunda, di Saung Liwet juga ditawarkan berbagai menu khas Betawi yang kini sudah hampir jarang dijajakan. Bahkan jarang dimasak di rumah orang-orang Betawi. Seperti, sayur ayam kampung kuning, tumis pucung gabus dan tim ikan peda.
Tiga menu ini pun kerap jadi menu favorit pelanggan Saung Liwet. “Selain nasi liwet, pelanggan banyak memesan makanan khas Betawi. Sebab, saung liwet ini hanya menjajakan dua makanan khas dua daerah, Sunda dan Betawi,” kata Enny Suryani, pemilik Saung Liwet.
Untuk beberapa menu khas Betawi yang sedap dan menggugah selera ini, pelanggan tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Untuk harga, untuk per porsinya, pemilik hanya menawarkan harga antara Rp 17.500 sampai Rp 22.000 saja, lengkap dengan pilihan nasi liwet maupun nasi timbelnya.
Belum lagi, pelanggan masih dimanjakan pula hobi kulinernya dengan menu lainnya. Seperti, paket bandeng royal senilai Rp17.500, paket nasi timbel ayam Rp 17.500, dan paket nasi soto Betawi yang hanya dijajakan Rp 15.000. Dengan harga yang relatif terjangkau ini, pemilik menjamin tidak akan mengecewakan rasanya.
“Menu makanan Betawi tidak kalah nikmatnya, loh,” tandasnya.
Wanita berdarah Betawi Pinang ini mengatakan, perjalanan panjangnya berbisnis kuliner, dan katering memang menggugah niatnya untuk mengembangkan makanan khas Betawi yang sejak kecil jadi santapannya di rumah. “Harapan saya kedepan, menu-menu khas Betawi ini juga bisa jadi warisan warga Tangerang. Dan semakin banyak warung kuliner yang menjajakannya,” singkatnya. (pane/made)