Segel PAUD, Anggota Dewan Tangsel Dipanggil Demokrat
PONDOK AREN,SNOL Aksi penyegelan PAUD Sekar Melati di Jalan Reformasi III, Kelurahan Pondok Aren Kecamatan Pondok Aren, yang dilakukan Gacho Sunarso disesalkan oleh jajaran pengurus Partai Demokrat Kota Tangsel.
Partai berlambang mercy tersebut, berencana memanggil Gacho pada minggu depan. “Kalau tidak Senin atau Selasa kami akan panggil yang bersangkutan untuk klarifikasi,” ungkap Wakil Ketua I Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Demokrat Kota Tangsel, Arwan, Kamis (22/5) sore.
Pemanggilan tersebut upaya untuk menanyakan lebih detail apa yang sebenarnya terjadi. Hingga akhirnya membuat Gacho Sunarso melakukan penyegelan terhadap PAUD Sekar Melati.
Meski baru rencana pemanggilan, Arwan mengaku, Partai Demokrat sangat menyayangkan sikap Gacho sebagai anggota dewan. Sebab, penyegelan tersebut sangat mengganggu aktifitas sekolah dan belajar anak-anak yang masih berusia 3-4 tahun.
“Jelas kami menyayangkan, seharusnya beliau sebagai anggota dewan bersikap membina dan mengajak musyawarah, tidak harus sewenang begitu,” tegas Arwan.
Sampai kemarin (22/5), sekitar 60 siswa PAUD Sekar Melati di Jalan Reformasi III Kelurahan Pondok Aren, Kecamatan Pondok Aren Kota Tangsel, memilih mengungsi belajar di look here Musholah Al Hikmah. Tanpa adanya bangku atau kursi, puluhan siswa tersebut belajar seadanya di lantai.
“Ibu guru minta maaf ya anak-anak. Karena sarana belajar kita belum ada, jadi kita belajar seadanya dulu ya,” tutur salah seorang guru, Kusmini, dihadapan siswanya. Permohonan maaf sang guru pun dijawab ‘iya’ serentak oleh siswanya.
Terletak di pelataran musholah, guru membaginya menjadi dua kelompok belajar ke 60 siswanya. Setiap kelompok didampingi oleh 2 sampai 3 orang guru. Namun masih ada yang kurang, para siswa tidak difasilitasi dengan perlengkapan sekolah seperti pada umumnya.
Tidak ada kursi dan meja untuk alas belajar, papan tulis hanya berukuran satu meter. Dan mereka hanya duduk beralaskan lantai yang dingin. Para guru pun mencoba membuat nyaman para siswanya.
“Daripada ditengah jalan seperti kemarin kan, lebih nyaman disini. Kasian anak-anak, kami tidak ingin haknya untuk belajar malah terganggu karena ruang kelasnya disegel,” tutur Kusmini.
Dia pun mengaku entah sampai kapan akan belajar di mushola. Sebab, dari pihak Gacho Sunarso pun belum ada upaya membuka jalan untuk berbicara atau bermusyawarah secara baik-baik dengan warga atau pengurus PAUD.(pramita/hendra/satelitnews)