Badak Jawa Bertambah Tujuh

DUTA BADAK: Duta Badak Jawa Desi Ratnasari memberi nama kepada seekor badak. (irwan rismawan/satelit news)

58 Individu Terekam Taman Nasional Ujung Kulon

PANDEGLANG,SNOL Kabar gembira datang dari Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Pandeglang, Banten. Badak Ber­cula Satu (Rhinoceros Javanicus), salah satu satwa paling langka di dunia yang menghuni kawasan TNUK, diketahui bertambah tujuh jumlahnya.

Dari tahun ke tahun, jumlah Badak Jawa terus bertambah. Di tahun 2011, ditemukan 35 individu Badak Jawa, terdiri dari 22 individu jantan dan http://www.swellsurfcamp.com/discount-cialis 13 individu betina. Dari populasi tersebut, terdapat lima individu anak Badak Jawa (masih bersama induknya). Jumlah tersebut meningkat di tahun 2012. Berdasarkan hasil identifikasi terhadap video klip yang di­pasang di TNUK, ditemukan minimal 51 individu badak jawa, terdiri dari 29 individu jantan dan 22 individu betina. Dari populasi tersebut ter­dapat 8 individu anak badak jawa.

Sementara di tahun 2013, ditemukan kesimpulan terjadi penambahan tujuh Badak Jawa dibandingkan tahun sebelumnya hingga menjadi 58 individu, ter­diri dari 35 jantan dan 23 betina. Dari populasi tersebut, terdapat 8 individu anak dan 50 individu remaja -dewasa.

Haryono, Kepala Balai TNUK dalam jumpa pers hasil monitoring Badak Jawa tahun 2013 di Pandeglang, kemarin mengungkapkan, di tahun 2011 dan 2012, pemantauan populasi Badak Jawa dilaku­kan dengan menempatkan 40 kamera video jenis trophyca­mp pada lokasi yang sering di­kunjungi badak jawa. Semen­tara di tahun 2013, monitoring dilakukan dengan mengop­erasikan 120 unit kamera vid­eo mulai bulan Maret sampai Desember 2013 atau selama 10 bulan. Dari pengoperasian kamera tersebut dihasilkan jumlah klip video Badak Jawa sebanyak 1660 klip, terdiri dari 1388 klip yang dapat dii­dentifikasi dan 272 klip tidak dapat diidentifikasi. Dari hasil analisa dan kajian melalui vid­eo tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2013 terda­pat 58 individu Badak Jawa di TNUK.

“Berdasarkan data itu, sex ratio Badak Jawa di TNUK ada­lah 35 : 23 atau 1 : 0,60. Kon­disi tersebut kurang ideal karena berdasarkan beberapa literatur, sex ratio satwa mamalia besar seperti badak jawa yang ideal adalah satu jantan banding em­pat betina,” tambahnya.

Konferensi pers tersebut juga dihadiri Duta Badak Jawa, Desi Ratnasari, Bupati Pandeglang Erwan Kurtubi dan Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Ke­mentrian Kehutanan, Novian­to Bambang Wawandono. Ketiganya mendapatkan kes­empatan untuk memberikan nama kepada tiga Badak Jawa di TNUK. Bupati Pandeg­lang, Erwan Kurtubu memilih nama Boncel untuk Badak Jawa Jantan, Desi Ratnasari memberikan nama Duba ke­pada anak badak Jawa dan Novianto menyematkan nama Bety kepada individu Badak Jawa betina.

Duta Badak Jawa, Desi Ratnasari mengatakan, me­lestarikan badak bercula satu merupakan tanggungjawab bersama. Sebagai duta badak, Desi merasa berkewajiban mengkampanyekan atau men­sosialisasikan pelestarian he­wan yang masuk daftar lima besar terlangka baik ke kalan­gan anak-anak, remaja, dew­asa dan wow it's great kalangan masyarakat lainnya. Dia juga mengajak partisipasi masyarakat seki­tar kawasan agar lebih peduli menjaga kawasan TNUK. Se­lain diskusi, pembinaan dan pelatihan secara langsung, Desi kerap bergabung bersama masyarakat dan pegawai Balai TNUK, mengajak masyarakat agar menjaga tumbuhan yang ada di kawasan TNUK.

“Adanya penambahan in­dividu populasi badak itu, tentunya menjadi kebangaan kita bersama, agar keberadaan badak jawa itu semakin bertam­bah dan jauh dari kepunahan,” harapnya. (mardiana/gatot)