Laba BNI Tembus Rp6,54 Triliun

JAKARTA,SNOL PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk mencatatkan laba yang cukup tinggi di kuartal tiga tahun 2013 ini. Direktur Utama BNI Gatot M. Suwondo mengatakan, laba bersih BNI kuartal tiga 2013 naik sebesar 29,8 persen menjadi Rp 6,54 triliun, dibanding periode kuartal tiga 2012 Rp 5,03 triliun.

Laba bersih ini tercapai lantaran ekspansi kredit BNI yang terus tumbuh. Sepanjang sembilan bulan di tahun ini, BNI mengucurkan kredit sebesar Rp 234,91 triliun. Angka ini meningkat sebesar 27,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2012 yang mencapai Rp 184,48 triliun.

Gatot juga menyebutkan perbaikan kualitas kredit. Hal itu ditandai dengan menurunnya non-performing loan (NPL) alias kredit bermasalah dari 0,8 persen pada kuartal tiga 2012, menjadi 0,6 persen pada kuartal tiga 2013 ini. NPL gross BNI juga menurun menjadi 2,4 persen di triwulan III 2013, dibandingkan triwulan 2012 yang mencapai 3,4 persen.

“Sesuai prinsip kehati-hatian, BNI juga meningkatkan rasio pencadangan atau coverage ratio dari 120,4 persen pada kuartal tiga 2012, menjadi 125,2 persen pada kuartal tiga 2013,” ujar Gatot pada paparan kinerja, Jumat (18/10).

Gatot memaparkan, kinerja BNI ditopang pendapatan bunga bersih (net interest income) yang bertumbuh 23,4 persen, dari Rp 11,20 triliun pada kuartal tiga 2012 menjadi Rp 13,82 triliun pada kuartal tiga 2013. Penyumbang lainnya adalah pendapatan non-bunga (non interest income) yang tumbuh 24,2 persen, dari Rp 5,75 triliun pada kuartal tiga 2012 menjadi Rp 7,15 triliun pada kuartal tiga 2013. Dari kedua sumber pendapatan itu, secara keseluruhan pendapatan operasional BNI tumbuh 23,7 persen dari Rp 16,96 triliun pada kuartal tiga 2012, menjadi Rp 20,97 triliun pada kuartal tiga 2013.

“Pertumbuhan pendapatan operasional merupakan hasil dari upaya kami meningkatkan ekspansi kredit dengan fokus pada delapan sektor unggulan, yang saat ini mencakup sekitar 70 persen dari total portofolio Business Banking BNI. Ekspansi kredit itu kami lakukan secara hati-hati dan i recommend selektif dengan terus meningkatkan pemantauan kinerja kredit sebagai bagian dari early warning system,” ujar Gatot. (gal/sof/jpnn)