Daker Bakal Amankan Calhaj
Mewaspadai Aksi Kriminal di Makkah
JAKARTA,SNOL Penanganan masalah keamanan di http://liverpoolsunflowers.com/buy-chinese-herbal-cialis Makkah menjadi fokus Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Makkah. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan memperkuat bagian sektor khusus yang selama ini bersentuhan langsung dengan jamaah.
“Tangani masalah keamanan, Daker Makkah telah memperkuat sektor khusus. Bahkan jika diperlukan, petugas keamanan sektor pun akan kita BKO kan (bawah kendali operasi) untuk mendukung operasional sektor khusus,” kata Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat melalui portal resmi Kementerian Agama (Kemenag), Rabu (11/9).
Arsyad menambahkan, tim keamanan akan diperkuat karena selama ini peristiwa kriminal sering terjadi di area sekitar Masjidilharam. Dia menjelaskan, dari data keamanan musim haji 2012 menunjukan, setidaknya terdapat 269 kasus kejahatan dengan nilai kerugian materil mencapai Rp668,02 juta dan http://bana-uk.com/lowest-cialis-price 283,5 ribu riyal. Dari total jumlah tersebut, 210 kasus di antaranya terjadi di Kota Makkah, dengan kerugian Rp569,01 juta dan 228,5 riyal. Sementara jenis kejahatan yang paling jamak terjadi di Kota Makkah adalah pencurian (65 kasus), penipuan (63 kasus), kehilangan (56 kasus), dan perampasan (21 kasus).
Arsyad menambahkan, penguatan keamaan di sektor khusus juga dimaksudkan untuk meningkatkan layanan terhadap jamaah. Sebab, kondisi Masjidilharam yang lebih padat dari tahun-tahun sebelumnya seiring dengan adanya proyek renovasi dan pembangunan.
Selain itu, untuk meningkatkan layanan transportasi, Daker Makkah telah berkoodinasi dengan para supir asal Indonesia yang akan melayani transportasi shalawat jamaah haji Indonesia di Makkah. Menurut Arsyad, mereka direkrut oleh perusahaan Rawahel yang melayani jamaah haji di wilayah Bakhutmah.
Arsyad juga menjelaskan, para supir yang direkrut itu umumnya merupakan mukimin Makkah yang sudah mengetahui dan memahami peta dan lokasi Kota Makkah. “Pekerjaan mereka memang supir. Latar belakang cukup beragam, ada yang berasal dari Sunda, Jawa, Madura, juga Sulawesi,” tulis Arsyad.
Dalam koordinasi tersebut, Arsyad meminta para supir tersebut untuk memberikan layanan yang maksimal kepada jamaah. “Layani jamaah dengan baik, anggap saja kita sedang melayani orang tua kita sendiri,” tutupnya. (mia/agm/jpnn)