Kisah Dua Siswa Pamulang Menangi Kontes Robot di Korsel
KOMPETISI International Youth Robot Competition (IYRC) 2016 yang berlangsung 11-14 Agustus 2016 di Daejeon Convention Centre, Korea Selatan diikuti dua siswa kakak beradik asal Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Mereka berhasil menyabet gelar meskipun dengan persiapan dan alat yang minim.
Adittyo Catur, Pamulang
PARA peserta kompetisi tersebut datang dari banyak negara. Antara Lain, tuan rumah Korea Selatan, China, Indonesia, Russia, Australia, Malaysia, Thailand, Israel, Vietnam, dan beberapa negara lainnya yang tentu sudah memiliki kemajuan dalam dunia robotik.
Peserta yang datang dari ber bagai belahan dunia tersebut lebih dari 500 orang, baik peserta perorangan maupun tim. Mereka berkompetisi secara sehat, memperlihatkan hasil karya robotnya dan mengoperasikannya dalam berbagai cabang kompetisi.
Tim Merah Putih “Garuda Junior” diantaranya diwakili oleh Kakak beradik yang beralamat di Perumahan Sinar Pamulang Permai Blok B 4 No. 5, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan.
Mereka sangat percaya diri berhadapan de ngan peserta dari berbagai negara di ajang kompetisi Internasional tersebut. Setelah berjuang keras, alhasil Tim Indonesia tersebut memperoleh prestasi yang gemilang.
Kakak beradik, Patria Alghani Isa (15) siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang dan Reynaldi Arrayan Isa (12) siswa kelas VII SMP Negri 4 Pamulang, yang merupakan putra dari pasangan Iwan B. Isa dan Chathlea Agustine berhasil mendapatkan beberapa penghargaan.
Kakak beradik itu telah mengharumkan nama sekolahnya masing-masing Kota Tangsel dan Bangsa Indonesia karena mampu membuktikan dna bersaing dengan negara lainnya yang terlebih dahulu sudah populer dengan robot.
Penghargaan bergengsi yang terima oleh Patria dan Reynaldi di ajang International Youth Robot Competition (IYRC) 2016 adalah Bronze Prize Award untuk kategori Creative Robot dan Excellence Award kategori Volleyball Robot.
Orangtua kedua siswa berprestasi Iwan B. Isa mengatakan, kecintaan putranya atas Dunia Robotic berawal dari melihat dan ikut-ikutan dari sahabatnya. Lama kelamaan mereka tertarik ingin belajar dan akhirnya dengan sendirinya secara otodidak.
“Kami sebagai orangtua wajib mendukung, mendorong dan memberi motivasi kepada mereka apapun selama itu positif,” kata Iwan.
Saat perhelatan Robotic Internasional yang digelar di Korea Selatan, kedua putranya terkendala kurang latihan. Selain itu sarana dan perlatan yang dimiliki kedua putranya tidak secanggih yang dimiliki oleh peserta lainnya yang ikut dalam kompetisi Robotic tersebut.
Meski begitu, mereka tidak patah semangat. “Mereka tetap semangat dengan kondisi yang ada. Hasilnya mereka dapat memboyong dua gelar atas hasil karyanya,” ungkap Iwan.
Iwan berharap Pemerintah bisa mendukung anak-anak yang mempunyai kreativitas diberbagai bidang. Sebab, mereka adalah generasi penerus bangsa yang mempunyai talenta dan bisa membantu dan mempermudah pekerjaan masyarakat.
“Misalnya seperti di bidang pertanian kalau mereka bisa menciptakan robot untuk bercocok tanam dan seperti yang lainnya,” ungkap Iwan.
Dengan prestasi yang diraih anak bangsa pada International Youth Robot Competition (IYRC) 2016 di Daejeon Korea Selatan diharapkan akan semakin anak-anak lainnya untuk menghasilkan karya-karya robotic yang dapat membantu kehidupan manusia. (gatot/satelitnews)