PLTG Senilai Rp16,9 Triliun akan Dibangun di Tangerang
TANGERANG,SNOL Investor Australia melalui Australia Indonesia Business Council (AIBC) berencana membangun proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dengan kapasitas 1.350 Mega Watt di Kabupaten Tangerang.
Nilai investasi proyek yang akan dilaksanakan di wilayah Kohod, Pakuhaji dan Tanjung Burung, Teluknaga tersebut diperkirakan mencapai angka USD 1,3 miliar atau setara dengan Rp 16,9 triliun.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara AIBC dengan Banten Global Development (BGD) dilakukan Kantor Pusat Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Senin (10/10).
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BKPMPT) Provinsi Banten Babar Suharso menerangkan, investor Australia sepakat membangun pembangkit listrik dengan kapasitas 1.350 MW di kawasan industri terpadu dalam kurun waktu lima tahun.
Kawasan PLTGG tersebut akan berdiri di areal seluas 700 hektare di ujung sungai Cisadane, Kecamatan Pakuhaji dan Teluknaga, Kabupaten Tangerang. “Investasi ini ditargetkan mampu untuk meningkatkan total nilai investasi Australia di Provinsi Banten,” kata Babar, kemarin.
Menurut Babar, BKPMPT Banten mengajukan Kabupaten Tangerang sebagai lokasi proyek PLTG untuk menyambut 12 proyek nasional yang akan dicanangkan pemerintah pusat di Banten, khususnya yang berada di wilayah Tangerang Raya.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis menyatakan, penandatanganan nota kesepahaman merupakan langkah awal dalam proses pembangunan kawasan industri terpadu. Listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik tersebut diharapkan dapat turut berkontribusi untuk memenuhi program pemerintah untuk membangun pembangkit listrik 35 Giga Watt (GW).
Kepemilikan dari proyek tersebut nantinya akan dipegang oleh BGD selaku Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bersama partner mereka perusahaan Indonesia. Sementara AIBC akan mengoordinasikan beberapa perusahaan swasta Australia sebagai investor.
Data yang dimiliki oleh BKPM, periode 2010-kuartal kedua 2016, total investasi di Banten dari Australia mencapai USD 2,1 miliar. Ini menunjukkan Australia berada di peringkat 12 dari daftar peringkat teratas dan berkontribusi terhadap 1,4 persen total investasi yang masuk ke Indonesia.
Wakil Ketua DPRD Banten Muflikhah menyatakan, Pemprov melalui BKPMPT mulai saat ini harus sudah melakukan sosialisasi khususnya kepada warga di wilayah Kabupaten Tangerang yang lahannya akan dibebaskan untuk pendirian PLTG.
Itu penting dilakukan agar investasi berjalan lancar dan masyarakat tidak dirugikan. “Harus bisa dipastikan tidak ada calo tanah dalam proyek itu,” paparnya.
Selain itu Pemprov juga wajib berkoordinasi dengan Pemkab Tangerang untuk memastikan proyek itu sesuai dengan harapan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.
“Tapi saya rasa Pemkab Tangerang juga akan setuju, siapa sih yang daerahnya tidak mau dijadikan lahan investasi sebagai potensi PAD (Pendapatan Asli Daeerah,red) baru. Namun tentu koordinasi harus tetap dijaga oleh Pemprov terhadap yang wilayahnya digunakan langsung untuk mega proyek,” pungkas politisi asal PPP ini. (ahmadi/gatot/satelitnews)