Natasha Cinta Vinski, Pendiri Komunitas Love Hummanity
Gandeng Dokter Muda Garap Pengobatan Gratis
KOMUNITAS Love Hummanity sudah berdiri sejak tahun 2011. Natasha Cinta Vinski adalah pelopornya. Melalui komunitas ini, Natasha melakukan beragam kegiatan sosial untuk anak-anak tak mampu.
ADITTYO CATUR, Ciputat
MENGIKUTI kegiatan pengobatan gratis hampir menjadi kegiatan rutin Natasha. Dokter muda yang lahir di Jakarta, 12 Januari 1993 itu minimal melakukan pengobatan gratis lima kali dalam setahun. Semua kegiatan sosial tersebut dilakukan bersama rekannya di Komunitas Love Humanity.
Natasha mengungkapkan pertengahan tahun 2016 ini dia akan lulus menjadi dokter. Di kampus tempat ia menempuh pendidikan kedokteran UKI Jakarta, dia giat menggelar aksi sosial.
“Saya ingin berbuat banyak untuk lingkungan,” kata Natasha.
Berbincang menggunakan bahasa Inggris dan campur Indonesia, Natasha mengatakan aksi sosial fokus di pendidikan dan kesehatan. “Semua orang di dunia memiliki kesempatan yang sama. Jangan tinggalkan mimpi-mimpi itu,” ucapnya.
Dikisahkan Natasha, komunitas tersebut didirikannya sejak 2011 lalu. Melalui komunitas itu, beragam kegiatan sosial dilaksanakan.
Selain melakukan pengobatan gratis di wilayah Jabodetabek, komunitas ini juga memberikan bantuan jika ada bencana alam di luar daerah.
“Perlengkapan sekolah, obat-obatan didistribusikan untuk anak-anak dan korban bencana,” ungkapnya.
Di luar aksi sosial dari Love Humanity, Natasha juga sering mendonasikan bantuan ke berbagai daerah termasuk Papua. “Kalau di Jakarta kami juga mengundang anak-anak panti asuhan. Ada pula anak-anak korban kerusahan Ambon yang membutuhkan bantuan pendidikan,” kata peraih penghargaan sebagai siswa terbaik Universitas Indonesia EQ Workshop 2007 itu.
Tak ketinggalan, Natasha juga membuat charity event. Mengusung tema unity, courage, opportunity (Unicorn) di Jakarata dengan mendatangkan anak panti Aisyah dan Pniel.
Natasha membiayai kegiatan sosial bersumber dari bisnis yang dimiliki seperti Foxxy. Misalnya membagikan perlengkapan sekolah. Terdiri dari seragam sekolah, tas, buku, makanan dan lainnya. Harapannya generasi penerus bisa pintar, berani dan mampu bersaing.
Natasha, menginginkan menjadi dokter juga bisa berbuat untuk masyarakat. Mempromosikan kesehatan di perkampungan.
“Di wilayah Jakarta masih banyak kawasan yang belum terjamah pelayanan kesehatan. Saya dan rekan sesama dokter muda menggiatkan pengobatan gratis. Konsultasi kesehatan gratis yang sangat membantu warga,” ujarnya.
Meskipun tersebar banyak Puskesmas namun tidak semua warga memahami penting menjaga kesehatan. “Konsultasi tentang berbagai penyakit dan pencegahannya, itu yang penting disampaikan,” ungkapnya.
Anak-anak usia sekolah masih butuh perhatian. Untuk itu, Natasha didukung lima puluh anggota komunitas. “Teman sekolah, kampus, dan sejumlah selebriti turut serta membantu aksi sosial komunitas ini,” ujarnya.
Natasha percaya masa depan dunia sangat ditentukan oleh generasi anak-anak saat ini. Begitu banyak anak kurang beruntung yang membutuhkan kepedulian.
Selain disibukkan dengan dunia kedokteran, Natasha juga hobi mengeluti fesyen. Ia memadukan hobi dan bisnis dengan mendesain busana dalam koleksi label Foxxy. Membidik segmen anak muda 18-35 tahun koleksi Foxxy menampilkan fesyen via online. Penjualan online bisa dinikmati penggemar mode.(gatot/satelitnews)