Saham Freeport Sudah Seharga Tissue, Ngapain Dibeli
JAKARTA,SNOL Mantan Menteri Keuangan zaman Presiden Soeharto Fuad Bawazier mengingatkan pemerintah tak usah membeli saham PT Freeport Indonesia yang dilepas senilai Rp 1,7 miliar.
Menurut Fuad, saat ini harga saham perusahaan asal Amerika Serikat itu tak ada lagi nilainya, bahkan di dunia.
“Harganya (saham Freeport) itu sudah drop, hancur. Kalau pemerintah beli, BUMN pasti bangkrut dan rugi. Siapapun negara di dunia ini sudah nggak akan mau beli saham Freeport itu,” kata Fuad usai menghadiri acara pelantikan pengurus besar keluarga Pelajar Islam Indonesia (PII) di kantor kementerian pendidikan dasar dan budaya, Jakarta, Minggu (17/1)
Fuad membeberkan, sejak tahun 2012 saham perusahaan McMorran itu terus menurun dari harga 60 dolar per sahamnya. Tahun lalu, harga saham Freeport pun drop menjadi 8 dolar AS. Saat ini harga saham perusahaan tambang terbesar dunia itu hanya 3,5 dolar AS per sahamnya.
Fuad curiga jika Freeport dengan kondisi yang sudah kepepetnya akan melepas semua sahamnya. Padahal dia belum tentu dapat jaminan jika masih akan terus melakukan kegiatan penambangan setelah tahun 2019 nanti.
“Kalau tidak diperpanjang ya sahamnya seharga tissue toilet, kecebong aja repot. Dunia tak ada lagi yang mau beli. Karena ga ada penghasilan lagi nanti. Pemerintah harus berani tolak itu penawaran sahamnya atau kasih ke swasta aja,”kata Fuad.
Atas dasar itu menurut Fuad, tak ada lagi alasan bagi pemerintah untuk membeli saham Freeport. Terlebih mengingat sahmnya sudah go publik dan bisa diakses semua pihak.
“Itu sudah go public sahamnya di Wall Street. Siapa yang mau tanggung jawab nanti kalau sahamnya sudah tinggal 1 dollar? Terus rugi, ga ada harganya. Jadi tunggu aja nanti sampai renegoisasi 2019 dengan syarat. Masa kita sekarang mau beli nyemplungin kaki beli saham itu,” cetusnya.(san/wid/rmol)