Jumlah Pendeteksi Tsumami Tak Sebanding dengan Panjang Pantai
PANDEGLANG,SNOL– Jumlah alat pendeteksi tsunami atau early warning system (EWS), yang ada di wilayah Pandeglang belum sesuai kebutuhan. Panjang garis pantai yang mencapai 243 kilo meter, menuntut penambahan alat tersebut.“Saat ini EWS hanya di tiga titik, yaitu di Desa Teluk Kecamatan Labuan, Desa Sidamukti Kecamatan Sukaresmi, dan di Desa Pasauran Kecamatan Carita. Sementara, di titik rawan tsunami lainnya seperti, Sumur, Cibaliung, Panimbang belum ada EWS,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pandeglang, Doni Hermawan, Minggu (1/11), dalam acara sosialisasi percobaan dan peresmian EWS di Desa Sidamukti Kecamatan Sukaresmi. Pihaknya berharap kedepan baik BPBD Banten, BNPB pusat, serta BMKG bisa memberikan penambahan EWS.
Di tempat yang sama, Deputi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pusat, Masturyono mengakui untuk saat ini pengadaan EWS belum maksimal karena anggaran yang ada masih minim. Tetapi, kedepan pihaknya akan menambah dan mempererat jaringan EWS. “Seluruh Indonesia, BMKG baru bisa menyediakan sebanyak 53 unit. Termasuk di Pandeglang ini, tiga titik. Adapun untuk radius bunyi suara alat EWS itu, yakni seluas 2 kilo meter,” ungkapnya.
Bupati Pandeglang, Erwan Kurtubi menambahkan, Pandeglang sangat rawan bencana tsunami karena wilayah lautnya cukup luas. Dirinya mengaku, Pemkab belum bisa membangun alat EWS, mengingat belum ada anggaran dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Pandeglang belum memungkinkan. Untuk itu, pihaknya berharap kepada pemerintah pusat terus memperhatikan, dengan memberikan bantuan.
“Selain EWS, juga dibutuhkan bangunan untuk shelter tsunami di Kecamatan Panimbang dan Sukaresmi, karena wilayah itu jauh dengan pegunungan dan gedung shelter itu sangat penting,” harapnya. (mg29/mardiana/jarkasih)