Air Mampet, Industri Terpukul

TANGERANG,SNOL—Krisis air selama dua hari membuat pelaku industri di wilayah Tangerang tekor. Puluhan pabrik di Kota Tangerang berhenti beroperasi karena ketiadaan air yang menjadi bahan baku utama. PT Aetra Tangerang, perusahaan yang beroperasi di wilayah Kabupaten Tangerang, bahkan harus menghentikan pasokan kepada 324 perusahaan yang menggantungkan produksinya kepada suplai air bersih mereka.Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Tangerang, Gatot Purwanto mengatakan telah menerima laporan puluhan pabrik menghentikan produksi karena ketiadaan air. Mayoritas pabrik yang menyetop produksinya bergerak di bidang tekstil dan polymer. Dijelaskannya, air menjadi sangat penting untuk proses pencelupan dan pendinginan dalam pengolahan tekstil dan polymer.

“Saya sudah terima laporannya. Ada puluhan pabrik yang sudah melaporkan telah menyetop produksinya karena tidak ada air. Yang benar-benar berhenti adalah pabrik yang membutuhkan air banyak” kata Gatot Purwanto saat dihubungi Satelit News, Kamis (13/8). Pria yang juga anggota DPRD Kota Tangerang ini menuturkan, kondisi kekeringan saat ini memang sudah mengkhwatirkan dan masuk dalam status darurat. Pompa milik industri yang biasa menyedot air sudah tidak bisa lagi beroperasi.

“Kerugiannya masih belum bisa dihitung, yang pasti besar. Kekeringan sudah terjadi 2-3 hari kebelakangan ini,” ujarnya.

Gatot menambahkan, pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa kecuali berdoa sama Tuhan supaya level debit air di sungai cisadane naik. Dia juga berharap kekeringan ini sama-sama bisa diatasi supaya pabrik yang ada di Kota Tangerang ini bisa kembali beroperasi.

Senior Manager Umum PT Gajah Tunggal Tbk, Ismail menyatakan krisis air yang melanda Kota Tangerang membuat pipa penyedot air milik PT Gajah Tunggal tidak bisa beroperasi. Ini sudah terjadi sejak dua hari yang lalu.

“Dampaknya sangat besar. Kita membutuhkan air untuk pendinginan, kalau tidak ada air kita bisa setop produksi. Karyawan juga butuh air untuk salat dan lainnya,” kata Ismail. Akibat tidak bisa menyedot air, pihaknya terpaksa membeli air dari perusahaan air milik swasta. Setiap harinya, PT Gajah Tunggal membutuhkan 50 tangki air.

“Kita harus mengeluarkan biaya 30 juta per hari untuk beli air,” ujarnya seraya berharap kondisi ini kembali normal.

Di Kabupaten Tangerang, sebanyak 324 perusahaan yang telah menjadi pelanggan PT Aetra tak mendapatkan pasokan air. PT Aetra Tangerang menghentikan suplai air kepada 49.500 pelanggan karena produksi terhenti selama dua hari akibat seretnya air Sungai Cisadane.

Head of Corporate Communication PT Aetra Air Tangerang, Ira Indirayuni menjelaskan akibat penghentian suplai kepada pelanggan tersebut pihaknya sempat menerima komplain dari pelanggan termasuk dari perusahaan yang membutuhkan air sebagai bahan produksinya.

“ Jika direkapitulasi sejak tanggal 11 hingga 13 Agustus kemarin kami menerima setidaknya 271 keluhan. Untungnya karena kami telah terlebih dahulu menjelaskan kepada seluruh pelanggan penyebab terhentinya pasokan maka komplain bisa teratasi dengan baik,” paparnya, kemarin.

Untuk mengatasi terhentinya pasokan kepada pelanggan, Aetra Tangerang terus melakukan beragam upaya agar kembali mendapatkan suplai air baku yang mencukupi. Salah satunya dengan melakukan pendalaman kanal di bangunan intake. “Namun upaya ini menjadi tidak optimal karena penurunan tinggi permukaan sungai yang terlalu cepat,” paparnya.

Untuk itu menurut Ira saat ini Aetra Tangerang akan segera memasang pompa tambahan dengan kapasitas 250 liter per detik. “Pompa tambahan ini akan menyedot air langsung dari tengah Sungai Cisadane karena air yang masih tersisa terkumpul di cekungan di tengah Sungai Cisadane,” ujarnya.

Selain itu, untuk membantu pelanggan memenuhi kebutuhan air bersih, saat ini Aetra Tangerang terus mengirimkan sejumlah truk tangki air ke wilayah pemukiman pelanggan. Aetra Tangerang harus mendatangkan truk tangki air dari wilayah Jakarta karena pengisian truk tangki air di wilayah Tangerang sendiri sudah tidak memungkinkan. “Selain truk tangki air, Aetra Tangerang juga telah menempatkan sekurangnya 14 tandon air di wilayah pemukiman pelanggan,” pungkasnya.

 

Pabrik Diminta Bagi Air Sumur

Sementara itu, khawatir dengan persediaan air Cisadane yang semakin menipis, Walikota Tangerang Arief R Wismansyah meminta kepada seluruh elemen, baik pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha yang ada di wilayah Kota Tangerang, untuk bersama – sama memberikan solusi atas minimnya ketersediaan air bersih di lingkungan masyarakat.

“Hari ini saya baru saja menandatangani surat edaran yang akan disebarluaskan di 13 kecamatan. Intinya meminta kepada para pelaku usaha yang memiliki sumur air tanah untuk membantu memberikan sebagian airnya kepada warga sekitar,” kata Walikota dalam kunjungannya ke pintu air 10 Cisadane, Kamis (13/8).

Menurut Walikota, ini merupakan bentuk langkah antisipatif yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang, mengingat perbaikan pintu air 10 membutuhkan cukup waktu. Apalagi ditambah kondisi cuaca di Kota Tangerang yang tidak kunjung turun hujan.

“Setiap harinya debit air sungai berkurang karena kita olah dan kita distribusikan ke masyarakat. Sementara sungainya ini sendiri tidak mendapatkan tambahan air,” terang Walikota.

Untuk itulah, Walikota berharap kepada masyarakat agar bersabar dan berdoa dalam menghadapi permasalahan kekeringan ini, mengingat debit sungai cisadane yang biasa berada di angka 1250 cm, kali ini ada di angka 855 cm. “Ini adalah debit air terendah dalam beberapa puluh tahun terakhir,”jelas Walikota.

Sementara itu terkait distribusi air ke masyarakat, Pemerintah Kota Tangerang telah menambah armada truk tangkinya, juga ditambah adanya bantuan armada baik dari pihak propinsi, Kepolisian maupun Militer. Walikota juga sempat meminta kepada pihak PDAM agar menambah pompa untuk pengisian air.

“Alhamdulillah, untuk distribusi air kami telah menambah armada sebanyak 4 buah dari BPBD. Aelain itu juga kami dibantu dari kepolisian, dikirimkan mobil baraccuda, remcananya juga polres akan menarik barracuda dari daerah lainnya. Sementara itu juga dari propinsi telah dikirimkan sebanyak 4 mobil untuk membantu distribusi, jadi total sekitar 50 mobil kita terjunkan ke masyarakat.” tegas Walikota.

Sebelumnya juga Walikota telah memanggil seluruh jajaran petinggi PDAM, untuk terus mengoptimalkan pelayanannya, serta memfokuskan perhatiannya pada kondisi saat ini. “Saya minta seluruh kepala bagian ambil alih. Kita fokus pada pelayanan air bersih, jangan pandang mereka konsumen siapa, yang penting semua terlayani, tetap tenang, tapi jangan jadi penonton,” tutup Walikota. (uis/gatot)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.