Baru 23 Jenazah Terindentifikasi

MEDAN,SNOL—Pesawat Hercules milik TNI AU jatuh menimpa satu unit bangunan rumah yang dijadikan tempat usaha, BS Oukup Pengobatan Tradisional Karo, Jalan Jamin Ginting KM 10 No. 6, Medan Selayang, Selasa (30/6) siang sekira pukul 11.45 WIB. Ratusan orang diperkirakan tewas dalam insiden ini. Hingga pulul 22.50 malam, sebanyak 90 kantong jenazah sudah dibawa ke rumah sakit, 23 diantaranya sudah berhasil.

Jatuhnya pesawat diperkirakan menewaskan 101 penumpang dan 12 awak pesawat. Sebanyak 8 orang pegawai klinik pengobatan dan seorang tamunya tewas. Sedangkan dua pekerja bangunan ruko dikabarkan tewas.

Menurut informasi yang dihimpun Sumut Pos (grup satelit news-red) di lapangan menyebutkan, pesawat tersebut berangkat dari Lapangan Udara (Lanud) Soewondo Medan. Selanjutnya terbang dan hendak menuju Tanjung Pinang, Pekanbaru. Namun, baru dua menit di udara, pesawat itu mengalami hilang keseimbangan. Bahkan, sang pilot sempat memberi kabar akan kembali ke landasan.

Lantaran tak seimbang, pesawat itu pun hilang kendali dan sempat berputar-putar di udara. Selanjutnya menabrak atap bangunan ruko hingga akhirnya jatuh tepat di tempat klinik tersebut. Mengetahui peristiwa itu, sejumlah pegawai klinik yang selamat langsung berhamburan keluar. Salah satunya Marsinah yang bekerja sebagai terapis.

“Kami lagi di ruang istirahat belakang. Lalu, tiba-tiba terdengar suara kayak meledak gitu dan asapnya masuk ke dalam ruangan. Kami kira ledakan itu dari ruko, rupanya pas keluar ternyata dari pesawat yang jatuh. Kami tengok apinya udah besar dan bangunan banyak yang roboh. Kami pun ketakutan dan langsung berlarian keluar,” ungkap Marsinah Pos yang mengalami luka di siku dan kaki kirinya. Ia mengaku, pada saat itu ada 17 orang yang sedang bekerja, delapan diantaranya terjebak direruntuhan bangunan. Sedangkan sembilan orang lagi selamat.

Warga sekitar pun langsung berhamburan keluar rumah untuk melihatnya secara langsung. Petugas kepolisian (Dit Sabhara) yang berada tak jauh bergerak menuju lokasi. Setibanya di sana, polisi langsung mengamankannya. Tak berapa lama, para anggota TNI tiba di lokasi. Begitu juga petugas pemadam kebakaran yang dihubungi.

Puluhan pemadam kebakaran yang diturunkan langsung menyiramkan air. Pasalnya, bangkai pesawat tersebut mengeluarkan kobaran api. Selama satu jam lebih petugas pemadam dengan dibantu aparat berjibaku memadamkan api, hingga padam. Setelah benar-benar padam, petugas berusaha mengevakuasi jasad korban peristiwa naas tersebut.

Kapolda Sumut, Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo yang turun di lokasi mengatakan, manifes (daftar nama) sementara penumpang yang diterima pihaknya berjumlah 50 orang. Namun, yang terpenting adalah segera mengevakuasi korban.

“Nantinya jasad korban yang berhasil dievakuasi akan dikirim ke RSUP H Adam Malik untuk dikumpulkan dan diidentifikasi,” ujar Eko. Ia menyatakan, sejauh ini (sekira pukul 14.00 WIB) sudah 21 jasad korban dievakuasi. Kemungkinan masih ada lagi yang berada di bawah puing-puing bangunan. “Proses evakuasi terus dilakukan dan kita akan membangun posko di TKP (tempat kejadian perkara),” sebut Eko.

Kepala Staf Umum Angkatan Udara (KASAU) Marsekal Agus Supriatna yang juga turun ke lokasi mengatakan, ada sebanyak kurang lebih 101 penumpang. Namun, belum diketahui pasti berapa manifes pesawat tersebut.

“Jumlah pasti ada 12 kru, diantaranya tiga pilot, satu navigator dan delapan teknisi,” katanya.? Untuk tiga pilot yakni, Kapten Pnb Sandi Permana (Pilot), Lettu Pnb Pandu Setiawan (Copilot 1) dan Letda Pnb Dian Sukman P, (Copilot 2). Navigator Kapten Nav Riri Setiawan (Navigator), Juru Radio Udara Serma Bambang H, Juru Mesin Udara I Peltu Ibnu Kohar, Pelda Andik S, (JMU II), Peltu Ngateman (Load Master), Peltu Yahya Komari, Pelda Agus P, dan Prada Alvian.

Rute penerbangan yang dilalui pesawat tersebut, yaitu 29 Juni berangkat dari Abdullah Saleh menuju Adi Sutjipto dan selanjutnya Halim Perdanakusuma. Kemudian, 30 Juni berangkat dari Halim Perdanakusuma menuju Roesmin Nurjadin Dumai, lalu ke Lapangan Udara Soewondo Medan, Tanjung Pinang, Ranai dan Supadio. Pada 1 Juli, rencananya dari Supadio menuju Ranai, Tj Pinang, Soewondo, Dumai Roesmin Nurjadin, Halim Perdanakusuma. Kemudian pada 2 Juli pesawat kembali ke Lanud Abdurrahman Saleh, Malang.

Amatan Sumut Pos, petugas gabungan yang berada di lokasi sempat kesulitan melakukan evakuasi, lantaran banyaknya warga yang berdatangan. Proses evakuasi pencarian jasad korban masih berlangsung hingga Selasa malam sekira pukul 22.00 WIB.

Proses evakuasi dilakukan dengan menurunkan dua unit alat berat untuk mengorek reruntuhan bangunan. Bahkan, dua anjing pelacak pun dikerahkan. Sejumlah jasad korban kembali ditemukan dan dimasukkan ke dalam kantong mayat. Selanjutnya dibawa menggunakan ambulans ke RSUP H Adam Malik.

Anggota DVI Diddokes Polda Sumut, Kompol A Tarigan menyebutkan dari 90 kantong jenazah yang sudah masuk ke RSUP H Adam Malik, 23 diantaranya sudah berhasil terindentifikasi hingga pukul 22.50 WIB.

Dimana 5 diantaranya telah berhasil dikenali diantaranya Letda Pembekalan Agus Riadi, Peltu Yahya Komari, Peltu Ngatemen, Pelda Agus Purwanto, Kapten Pembekalan Sandi Permana.  Selanjutnya, hingga pukul 21.40 WIB, diakui Tarigan ada 30 kelurga yang melapor ke Posko Post Mortem DVI Diddokes Polda Sumut.

Sementara itu, di pos pengaduan, ante mortem, telah terkumpul 30 data korban. “Sebanyak 30 keluarga korban sudah memberi informasi seperti ciri ciri fisik   misal tanda lahir,bekas luka,bkas operasi, data gigi dan pakaian, barang terakhir yang dipakai.serta foto korban,” kata Ketua tim ante mortem DVI Propinsi Sumut, Polda Sumut AKBP dr zulkhairi di posko ante mortem.(dik/prn/put/jpg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.