Gagal Tes, Calon Kades ‘Ngamuk’

TIGARAKSA,SNOL—Suhu pemilihan kepala desa di Kabupaten Tangerang mulai menghangat. Tak terima ‘jagoannya’ dicoret dari pemilihan, ratusan warga Desa Pamatang, Tigaraksa berunjukrasa di Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Pemerintahan Desa Pemerintah Kabupaten Tangerang, Selasa (14/4).

Aksi demonstrasi terjadi sekira pukul 11.00 Wib. Ratusan warga yang merupakan pendukung Suharna, salah satu bakal calon Pilkades Pematang, datang dengan menggunakan sepeda motor dan mobil pribadi. Mereka langsung menggelar berbagai spanduk berukuran besar hingga kecil menolak keputusan panitia independen yang tidak meloloskan kandidatnya dari tes tulis.

“Kami ingin melihat dasarnya apa calon kades kami tidak diluluskan? Kami beranggapan hasil tes yang telah dikeluarkan kemarin tidak sesuai dan tidak adil. Oleh karena itu dengan ini kami meminta seluruh hasil tes agar transparan,”ujar Solihin, koordinator unjuk rasa mengawali orasinya. Pendukung Suharna menuduh panitia tidak konsisten karena menyatakan akan memilih orang-orang yang berkompeten membangun desa. Namun faktanya banyak calon kepala desa (kades) yang terpilih hanya berlatarbelakang ijazah paket B.

“Calon kami yang jelas-jelas lulusan sarjana pendidikan malah dinyatakan tidak lulus tes akademik. Padahal calon kami sangat memenuhi kriteria tersebut. Sehari-harinya saja dia adalah seorang guru di sekolah. Masak iya tidak bisa mengisi soal,” katanya. Para warga juga mengancam akan melakukan boikot pelaksanaan Pilkades jika permintaan untuk meluluskan kandidatnya tidak disetujui.

“Kami tidak ingin melakukan hal seperti 25 tahun lalu. Banyak warga yang tidak mau melakukan pemilihan lantaran tidak memiliki calon yang berpendidikan,”jelas Solihin seusai berorasi.

Setelah 15 menit berorasi, perwakilan para pendemo diterima oleh perwakilan BPMPPD di ruang Kepala Bidang Pemerintahan Desa. Di sana, salah satu calon kades yang tidak lolos Suharna menyatakan tidak percaya dengan hasil ujian yang sudah ditetapkan. Pihaknya juga meminta penentuan calon kades yang rencananya akan dikeluarkan hari ini (Selasa, red) agar ditunda terlebih dahulu.

“Katanya demokrasi tapi kenapa hasil tes tersebut tidak transparan? Bagaimana mau maju negara kalau tidak terbuka kepada rakyatnya. Saya juga berharap hasil tes kemarin untuk tidak terlebih dahulu dikeluarkan agar hasil tes kemarin dapat memberikan hasil yang sesuai dengan fakta,”ungkap Suharna. Suharna meragukan kinerja tim independen dalam melaksanakan tes tertulis yang sudah dilaksanakan Sabtu, (11/4). Hal ini dikarenakan dari jumlah calon yang ada sebanyak 369 hanya 300 nama yang lolos.

 Di lain kubu, Kabid Pemerintahan Desa Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Pemerintahan Desa (BPMPPD) Imam Hidayat menegaskan tidak bisa memenuhi permintaan Suparna untuk menunda pengumuman. Keputusan panitia pilkades sudah tidak bisa diganggu gugat.

“Mereka menuntut calon kades mereka untuk diluluskan karena dianggap memenuhi kriteria sebagai kades. Tapi kan keputusan yang diberikan oleh panitia sudah diumumkan. Bahkan melalui media-media juga sudah disiarkan nama-namanya. Sedangkan untuk kriterianya sendiri adalah pihak yang berwenang yang menentukan, dalam hal ini adalah tim seleksi pilkades dan independen,” tandas Imam Hidayat.

Untuk diketahui, Pilkades di Kabupaten Tangerang akan berlangsung di 78 desa. Setelah melalui proses seleksi, terdapat 300 bakal calon Kades yang berhak ikut Pilkades sementara sebanyak 44 orang dinyatakan tidak memenuhi syarat. (mg27/gatot)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.