Kebakaran Pesawat karena Pekerja Lalai
TANGERANG,SNOL Polisi turun tangan menyelidiki insiden terbakarnya pesawat di area Garuda Maintenace Facility (GMF) Bandara Soekarno- Hatta yang terjadi pada Minggu (12/10).
Berdasar penyelidikan, kebakaran yang me-nyebabkan seorang pekerja tewas dan seorang pekerja terluka bakar itu terjadi karena kelalaian manusia.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar, Rikwanto menyatakan polisi telah memeriksa lima saksi. Kelima orang tersebut merupakan rekan kerja kedua korban. Dari pemeriksaan itulah diketahui terjadi kelalaian yang menyebabkan kebakaran ekor pesawat.
“Ada sisa BBM (bahan bakar minyak) di pesawat itu. Saat dilas, kena, terbakar. Untuk sementara, penyebabnya kelalaian,” kata Rikwanto, Senin (13/10).
Setali tiga uang dengan polisi, PT Garuda Maintenance Facility (GMF) juga menduga ada kesalahan komunikasi antara pekerja dengan perusahaan serta pelanggaran prosedur sehingga kebakaran terjadi.
Vice Presiden Corporate Secretary GMF AeroAsia Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Dwi Prasmono Adji menjelaskan insiden berawal dari pekerjaan pemotongan pesawat B737-300 yang sudah tidak digunakan.
Pesawat dengan registrasi PK-CJY tersebut adalah pesawat bekas milik Sriwijaya Air yang telah dimiliki sepenuhnya oleh CV Wirasjaya. Pemotongan bagian pesawat dilakukan oleh personel Wirasjaya di area mutilasi pada 12 Oktober 2014 pukul 13.20 WIB.
“Terlebih dahulu saya ingin klarifikasi pesawat itu tidak sedang menjalani perawatan di GMF dan pesawat tidak berada di area hangar GMF. GMF tidak melakukan pemotongan pesawat bekas karena memang tidak terlibat bisnis pemotongan pesawat,” jelasnya dalam keterangan pers, Senin (13/10).
Meski di luar hangar, namun pemotongan dilakukan di kawasan GMF. Karena itu, GMF mengeluarkan ketentuan tentang pemotongan pesawat secara prosedural. Salah satunya pemotongan pesawat tidak boleh dilakukan di luar jam kerja termasuk hari libur. Dalam hal ini informasi yang diterima GMF adalah personel Wirasjaya hanya mengambil barang di interior pesawat, bukan untuk melakukan pemotongan pesawat.
“Tapi di lapangan pemotongan tetap dilakukan. Dugaan awal pemicu kebakaran adalah adanya percikan api dari gerinda yang menimpa barang mudah terbakar seperti avtur dan faktor cuaca yang panas. Kobaran api itu berlangsung 30 menit dan dipadamkan pada pukul 13.50 WIB,” jelasnya.
Dia mengatakan ada kesalahan komunikasi antara pihak Wirasjaya dengan karyawannya. Akibat kesalahan itu, karyawan tetap melakukan pemotongan bagian ekor pesawat pada hari libur. Padahal ada ketentuan jelas yang menyebutkan pemo-tongan seharusnya dilakukan pada hari kerja. Dalam pemotongan, banyak hal yang harus disiapkan misalkan menyediakan damkar yang stanby.
Akibat kejadian ini, dua personel CV Wirasjaya yakni Wanto dan Jamari mengalami luka bakar serius dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Tangerang. Wanto akhirnya meninggal dunia sementara Jamari masih dalam perawatan. Yang menjadi korban dalam kejadian ini bukan karyawan GMF.
Menurut Dwi Prasmoni Aji, CV Wirasjaya adalah perusahaan yang menguasai bidang pemotongan pesawat. Seharusnya kualitas kinerjanya tidak diragukan. Tapi ada memungkinkan adanya kegiatan karyawan diluar instruksi.
Humas Rumah Sakit Umum Tangerang, Nizar mengatakan korban meninggal dunia atas nama Wanto sudah dibawa keluarganya ke Cirebon pada Minggu malam. Kemudian satu korban lainnya, Jamari masih dalam penanganan intensif dokter RSU Tangerang.
“Jamarin yang mengalami luka bakar 45 persen masih dirawat di RSU Tangerang,” jelasnya.
Sebelumnya, dua orang karyawan PT Wira Jaya menjadi korban ledakan saat tengah memutilasi sebuah pesawat Sriwijaya Air yang sudah tidak layak pakai di area PT Garuda Maintenance Facility (GMF), Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Minggu (12/10/2014).
Satu korban, Wanto (20) meninggal setelah beberapa jam mendapatkan perawatan di RSU Tangerang. Wanto meninggal dunia setelah tubuhnya mengalami luka bakar hingga 100 persen dan mencapai saluran pernapasan. Sebelumnya Wanto sempat mengalami masa kritis di ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangerang. (uis/gatot/satelitnews)