Pintu M1 Bandara Tetap Ditutup Walau Banjir Protes
TANGERANG,SNOL Warga Kota Tangerang ramai-ramai memprotes penutupan pintu M1 Bandara Soekarno-Hatta oleh PT Angkasa Pura II.
Tapi, perusahaan plat merah itu tetap kukuh menutup pintu M1 Bandara Soekarno- Hatta, Selasa (7/10), tepat pukul 10.00 WIB. Pintu M1 yang biasa menjadi akses utama warga Tangerang menuju Bandara Soekarno – Hatta ditutup menggunakan kanstin plastik.
Sebelum pukul 10.00 WIB, para pengguna jalan masih bisa melintas melalui rute M1. Para pekerja, penumpang, tukang ojek dan masyarakat masih terlihat lalu lalang sebelum pintu M1 ditutup secara resmi. Setelah ditutup, pengendara yang ingin melintas di jalan tersebut akhirnya terpaksa harus memutar lebih jauh.
Senior General Manager PT Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta, Bram Bharoto Tjiptadi menyatakan penutupan pintu M1 itu terkait rencana pembangunan rel kereta api, di mana saat ini bantalan rel sudah ditempatkan di pintu M1.
“Melalui hasil koordinasi semua pihak, kita alihkan kendaraan dari Tangerang menuju Bandara melalui jalur parimeter,”katanya.
Penutupan pintu M1 Bandara Soekarno Hatta tetap dilakukan di tengah banjir protes. Kritikan atau protes tersebut bukan hanya datang dari Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah tetapi juga datang dari unsur masyarakat sipil seperti sopir taksi, pedagang, tukang ojek, warteg dan warga yang biasa melintas.
Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah, tetap menolak rencana penutupan pintu M1 Bandara Soekarno – Hatta, secara permanen karena tidak diimbangi dengan sarana jalan alternatif dan hanya sekedar memindahkan kemacetan ke Kota Tangerang.
“Kita setuju pengembangan yang dilakukan oleh pihak PT Angkasa Pura II tetapi persoalan yang muncul seharusnya bisa dibahas bersama-sama dan tidak berjalan sendiri-sendiri,” ujarnya.
Berdasarkan hasil rapat bersama di Sekretariat Wapres, rencana penutupan bisa dilakukan asalkan Kementrian PU membangun penambahan Jembatan Rawa Bokor dan percepatan tol kunciran – Bandara sebagai jalan alternatif. Menurutnya, jalur parimeter selatan dan utara sebagai jalan alternatif yang disediakan, terlalu jauh sebab kendaraan harus memutar melalui Jalan Marsekal Suryadarma dan Jembatan depan Pintu M1. Berputarnya kendaraan melalui jalur parimeter selatan akan menambah jarak dari biasanya enam kilometer menjadi 14 kilometer. “Pengendara akan semakin jauh dan sarananya pun belum terpenuhi semua,” paparnya.
Sekitar 100 lebih tukang ojek juga mengeluhkan penutupan pintu M1 Bandara Soekarno–Hatta. Pengalihan rute itu akan mengurangi pendapatan mereka.
“Sekarang jaraknya semakin jauh. Penumpang pun kini memilih lewat jalan tol dibandingkan pintu M1. Maka itu, kita akan naikan tarif ojek dari biasanya 15 ribu menjadi 30 ribu,” kata Zuki yang sudah mengojek selama 15 tahun.
Santoso (43) seorang sopir taksi menambahkan selain jauh rute alternatif ini terbilang kawasan yang sehari-harinya sudah macet. “Kita rugi waktu karena lebih lama dan pendapatan pasti menurun. Saya berharap ada solusi yang terbaik agar tidak merugikan masyarakat juga,” katanya.
Sumarni, pedagang nasi warteg di kawasan M1 Bandara Soekarno-Hatta menuturkan penutupan M1 akan membuat pelanggannya berkurang. Sebelum ditutup banyak tukang ojek dan pekerja yang mampir ke warungnya.
“Biasa saya bisa mengantongi keuntungan Rp200-300 ribu, tapi kalau sekarang untuk membalikan modal saja saya khawatir tidak bisa. Karena pelanggan pasti beralih ke jalur yang mereka lalui,” jelasnya.
Salah seorang warga, Ryan Erlangga mengatakan penutupan jalur M1 Bandara Soetta sangat merugikan masyarakat. Dia mengaku sudah mengirimkan SMS kepada pihak PT Angkasa Pura agar penutupan tidak dilakukan.
“Kita mengecam penutupan tersebut, pihak Bandara Soekarno Hatta seharusnya membawa dampak yang positif buat warga setempat seperti tenaga kerja dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Tetapi ini malah membuat masyarakat hanya mendapat kesulitan seperti macet dan kebisingan,” kesalnya.
Kepolisian menyiagakan 500 personil gabungan untuk membantu kelancaran lalu lintas terkait penutupan pintu M1 Bandara Soekarno – Hatta, Tangerang, Banten.
Kapolres Bandara Soekarno – Hatta, Kombespol CH Patopoi di Tangerang, mengatakan, personil akan ditempatkan di beberapa titik misalnya pintu M1, parimeter selatan dan utara. “Nantinya, personil akan melakukan patroli guna membantu pengendara melintas di jalur parimeter agar tidak macet,” ujarnya ditemui di Pintu M1 Bandara Soekarno-Hatta.
Personil gabungan tersebut terdiri dari Polres Bandara Soekarno – Hatta dan Polres Metro Tangerang serta dibantu Dishub Kota Tangerang. Polres Bandara Soekarno – Hatta pun membangun pos pantau untuk mengontrol lalu lintas di sepanjang jalur parimeter selatan dan utara.
“Kita akan evaluasi terus dan memantau pergerakan kendaraan selama di jalur parimeter selatan dan utara agar tidak ada kemacetan,” ujarnya.
Kepala Seksi Bidang Teknik Lalulintas Dishub Kota Tangerang, Tri Wiratmo Wibowo mengatakan uji coba yang dilakukan pagi dan siang berjalan cukup lancar. Kemacetan terjadi pada jam-jam sibuk yaitu di pagi hari sekitar pukul 07.00-09.00 WIB dan di sore hari sekitar pukul 17.00-19.00 WIB.
“Setiap harinya dilakukan evaluasi dan akan dilaporkan. Kalau Pak Walikota sendiri belum mengijinkan secara permanen karena hanya mengalihkan kemacetan saja. Kita juga menempatkan petugas secara mobile untuk mengetahui kondisi lalu lintas dan mengantisipasi kemacetan yang ada,” katanya.
Polisi melakukan pemantauan melalui CCTV yang disebar di 4 wilayah yang dikategorikan rawan yaitu pintu M1 Bandara Soetta, Simpang Batusari Jalan Juanda dan Jalan Garuda, Simpang Benda di jalan Halim Perdana Kusuma, dan jembatan Benda arah masuk Tol-Jakarta.
“Info dari lapangan kepadatan terjadi di Bandara pada sore hari di bundaran Prasasti. Kemudian di jalan Suryadharma dari arah Teluk Naga menuju M1. Itu mengingat padatnya kendaraan yang akan menuju Tangerang melalui perimeter utara cukup ramai,” jelasnya.(uis/gatot/satelitnews)