Ayah Bunuh Diri, Anak Tunda Nikah
Peltu Nono Melompat dari Jembatan Tol
PASARKEMIS,SNOL Duka menyelimuti keluarga Nono Maryono (54), warga Perumahan Bermis Blok C No 229 RT 04/05, Kelurahan Kuta Jaya, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang.
Pensiunan tentara berpangkat pembantu letnan satu (Peltu) itu meninggalkan kesedihan bagi keluarganya setelah memutuskan bunuh diri dengan melompat dari jembatan tol Kedaung, Selasa (30/9). Padahal, dia seharusnya menjadi saksi bagi pernikahan anak keduanya, Nyimas Normalasari, 12 Oktober 2014.
Kanit Reskrim Polsek Cikupa Ipda Soemiran mengatakan, berdasarkan keterangan saksi mata seorang tukang ojek bernama Azizi, diketahui bahwa Nono sebelum naik ke jembatan terlebih dahulu memarkirkan motor Su-zuki Smas bernopol B-6298-BZC miliknya di tepi jalan.
“Korban langsung naik ke jembatan dan lompat hingga terjatuh di jalur tol keluar Cikupa. Korban mengalami luka parah di kepala sehingga meninggal dunia di tempat,”katanya.
Soemiran mengaku peristiwa ini murni bunuh diri karena keterangan saksi, korban naik motor dan di atas jembatan seorang diri.
“Hasil keterangan keluarga korban juga menyatakan bahwa korban baru bercerai dengan istrinya sekitar 3 bulan lalu. Dugaan latar belakang aksi nekad korban yakni akibat tekanan dan beban pikiran. Korban juga belum lama pensiun dari Korem 064 Maulana Yusuf, Serang,” kata Soemiran.
Indikasi tidak adanya tindak kejahatan lainnya, yaitu korban Senin malam masih mengobrol dengan tetangga dan sempat membayar organ tunggal untuk pernikahan anaknya bulan depan.
“Sepertinya aksi nekat ini dilakukan saat korban hendak berangkat kerja sebagai security di pabrik karton pagi hari. Sementara jasad korban juga diambil oleh pihak keluarga di RSUD Tangerang untuk dimakamkan,”terangnya.
Di rumah duka, tangisan sahabat dan keluarga tak terbendung saat menyaksikan kedatangan jenazah Nono Maryono dari rumah sakit RSUD Tangerang. Nono meninggalkan dua anak yakni Gita dan Nyimas Normalasari serta seorang istri Nok Ecin yang sedang dalam proses perceraian.
Jenazah pria separuh baya tersebut sempat dimandikan dan disholatkan di perumahan tersebut. Selanjutnya jasad almarhum dibawa ke Kuningan untuk dimakamkan.
Nyimas Normalasari, anak kedua Nono, mengatakan dia tidak memiliki firasat apa-apa jelang kematian ayahnya. Sebelum peristiwa bunuh diri, Imas masih sempat membuatkan mie instan untuk ayahnya. Mereka juga bahkan membuat surat undangan pernikahan Imas – Egi yang rencananya dilakukan 12 Oktober untuk teman-teman dan tetangganya.
“Saya tidak punya firasat apapun,”ujar Imas yang tampak sangat terpukul terkait peristiwa tersebut.
Akibat bunuh diri ayahnya, Nyimas Normalasari memutuskan menunda resepsi pernikahannya bersama Egi yang akan dilakukan 12 Oktober.
Ketua RT 04/05 Kosasih mengatakan, Nono Maryono merupakan pria yang baik, sederhana dan tidak banyak bicara. Korban diketahui tertutup karena sedang mengurusi perceraian dengan istrinya. Nono juga sudah meminta warga menjadi panitia dalam resepsi pernikahan anak keduanya.
“Kalau sekarang, mungkin pernikahan anak kedua almarhum akan ditunda. Setidaknya perlu rundingan lagi dengan anggota keluarga di Kuningan, Jawa Barat. Akan dilanjutkan atau tidak resepsinya,”ujar Kosasih. (mg26/aditya/gatot/satelitnews)