Siswa SMK Penerbangan AIR Berbohong
Kalau Ditanya Soal Ujian Nasional
TANGERANG,SNOL— Tiga tahun sekolah namun gagal ujian nasional membuat para siswa SMK Penerbangan Angkasa Insan Raya (AIR) di Kelurahan Koang Jaya Kecamatan Karawaci Kota Tangerang kini menanggung malu. Mereka sering berbohong jika ada yang bertanya tentang ujian nasional di sekolahnya.
DW, salah seorang siswa SMK AIR mengaku malu di hadapan teman-temannya yang berbeda sekolah. Dia harus berbohong kepada siapa saja yang menanyakan tentang ujian nasional. Setiap ada yang menanyakan tentang ujian nasional, DW terpaksa berbohong karena tak sanggup menahan malu.
“Kalau ada yang bertanya, saya selalu jawab ujian nasional biasa-biasa saja. Soal-soalnya tidak ada yang sulit,”ujar DW ditemui di rumahnya di bilangan Perumahan Taman Elang Kecamatan Periuk Kota Tangerang, Minggu (27/4). Dia bercerita, selama tiga tahun sekolah di SMK Penerbangan AIR, kegiatan belajar mengajar sering terhambat karena tak ada guru. Setiap hari, pelajaran berlangsung pukul 11.30 hingga 18.00 sore. Selama sekolah, ia tidak pernah membaca buku di perpustakaan ataupun melakukan praktek di laboratorium komputer, teknik, mesin apalagi laboratorium penerbangan. Fasilitas laboratorium dan perpustakaan memang tidak ada di sekolah yang menumpang di gedung TK tersebut.
Menurut DW, selama 3 tahun dia hanya duduk di kelas, mendengarkan guru berbicara tentang praktek tanpa tahu seperti apa bentuk fisiknya. Tidak pernah ada kelas praktek karena memang alat-alatnya tidak ada.
Hingga tahun ketiga bersekolah, Lembar Kerja Siswa (LKS) semester 1 yang diterima DW juga masih bersih tidak ada cacat sedikitpun. Ketika kelas 2 SMK, DW dan teman-temannya dimintai dana untuk study banding ke penerbangan dirgantara di Bandung. Tetapi mereka justru hanya bermain-main di salah satu tempat rekreasi di kota kembang. Waktu kelas 3, DW mengaku pernah mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di GMF Aeroasia selama 3 bulan sejak November hingga Januari. Selebihnya, selama sekolah 3 tahun DW tidak pernah melakukan praktek di sekolah sebagaimana bidangnya.
“Selain PKL, ngga ada lagi praktek ka,” ujarnya. Saat ini, DW masih menunggu kejelasan nasib sekolahnya. Ibu DW mengatakan, pihak sekolah menyatakan anaknya harus belajar selama satu ta-hun lagi dengan melakukan praktek di perusahaan yang ditentukan. Tambahan waktu pelajaran selama satu tahun, kata kepala sekolah SMK Penerbangan AIR, diperlukan agar para siswa bisa mendapatkan lisensi dan ijazah. Extra Time belajar ini akan mulai berlangsung Agustus 2014 mendatang. 19 siswa yang gagal ujian nasional dijanjikan mendapatkan honor dan uang transport dari perusahaan yang sudah ditentukan sekolah. Uang gajian itu nantinya akan diberikan untuk membayar ujian licence.
“Kata kepala sekolah, sekolah di sini harus 4 tahun untuk ikut ujian licence. Di luar, bayarnya mahal,” ujarnya. Jelas menjadi pertanyaan bagi orang tua DW, kenapa pernyataan itu tidak keluar saat pertama kali anaknya masuk sekolah.
“Secara tidak langsung kami semua dibohongi, mana ada sekolah yang 4 tahun,” ujar ibunda DW. Yang paling tidak dimengerti oleh para orang tua adalah sekolah menyalahkan pihak orang tua yang belum membayar iuran seperti yang telah ditentukan.
“Kepala sekolah bilang ada 5 orang tua yang belum melunasi iuran. Kami uang dari mana untuk menanggulangi itu,” pungkas ibunda DW mencontohkan ucapan kepala sekolah.
Di tempat berbeda, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Ahmad Lutfi saat dimintai keterangan tentang penambahan waktu sekolah 1 tahun menegaskan tidak ada aturan wajib belajar 10 tahun. Yang ada adalah wajib belajar 9 tahun.
“Aturan dari mana sekolah SMK 4 tahun?,” ujarnya heran. Terkait pembubaran sekolah atau melakukan penutupan sekolah, Kadindik mengaku tidak memiliki kewenangan.
Saat dimintai keterangan terkait jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kepala Sekolah SMK Penerbangan AIR, Dindik akan melakukan pemanggilan terhadap yang bersangkutan. Jika terjadi kesalahan dalam kode etik sebagai guru dan PNS maka Dindik siap melaporkan ke Inspektorat.
“Karena dia masih PNS kota Tangerang, kami masih melakukan pemeriksaan. Kalau benar terjadi penipuan kami akan segera melakukan penindakan melaporkan ke inspektorat,” pungkasnya. (mg14/gatot)