12 Ribu Hektar Hutan Rakyat Kritis

LEBAK,SNOL Dari 54 ribu hektar luas hutan rakyat di wilayah Kabupaten Lebak, sekitar 12 ribu hektarnya menjadi lahan tidur dan gun­dul. Faktor penyebab kritis­nya lahan tersebut karena ma­syarakat sekitar hutan tidak melakukan reboisasi (penghi­jauan) pasca tanaman kayu.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Lebak Virgo­janti mengatakan, lahan hu­tan rakyat yang kritis tahun 2013 ini memang menurun dibanding tahun 2011 lalu yang mencapai 16 ribu hek­tar. “Ada penurunan sekitar 4 ribu hektar,” kata Virgojanti, saat ditemui usai Peringatan Hari Menanam Pohon In­donesia (HMPI) dan Bulan Menanam Pohon Nasional tingkat Kabupaten Lebak di halaman SMAN 1 Kalangan­yar, Senin (16/12).
Hutan rakyat yang masih kritis tersebut tersebar di tu­juh kecamatan yang memiliki kawasan hutan yakni Keca­matan Cibeber, Malingping, Cilograng, Maja, Cipanas, Bayah dan Kecamatan Ban­jarsari. “Hutan di Lebak dibagi tiga yakni hutan rakyat, hutan lindung dan hutan produksi. Hutan Lindung ada seki­tar 10 ribu hektar dan hutan produksi sekitar 13,5 hektar yang merupakan milik Perum Perhutani,” ungkapnya, seraya menyebutkan kayu yang dite­bang tersebut umumnya digu­nakan warga untuk keperluan pendirian rumah.
Saat disinggung upaya yang dilakukan oleh Dishutbun Lebak, Virgojanti mengaku pihaknya terus mensosialiasi­kan kepada masyarakat tun­tuk tidak melakukan pene­bangan pohon secara liar dan melakukan sosialisasi penana­man kembali. “Kita juga terus menjalin koordinasi dengan Bapedas (Balai Pengelolaaan Daerah Aliran Sungai Cili­wung dan Sungai Citarum-red) di bawah Kementerian Kehutanan (Kemenhut) untuk terus mengeluarkan program KBR (Kebun Bibit Rakyat-red). Dari program KBR ini, Kemenhut tiap tahun mem­berikan 4000 bibit tanaman ke­pada kelompok warga di desa yang lahannya kritis. Selain itu kita juga menggerakkan warga agar sadar menanam pohon, salah satunya seperti saat ini,” papar mantan Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD) Kabupaten Lebak ini.
Pelaksana Harian (Plh) Bupa­ti yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Lebak Dede Jaelani, tak menampik faktor penye­bab terjadinya bencana tanah longsor dan banjir di wilayah Kabupaten Lebak, salah sa­tunya akibat hutan rakyat yang gundul. Oleh karena itu, semua stakeholder memiliki tanggung jawab untuk melestarikan ling­kungannya di wilayah masing-masing. (ahmadi/jarkasih)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.